PUTRI Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengkritisi wacana yang akan menempatkan Polri kembali di Rendah TNI. Ia menegaskan bahwa aparat kepolisian perlu melakukan reformasi menyeluruh dalam lembaganya.
“Tugas kita Serempak adalah mengembalikan polisi dan Sekalian lembaga negara pada fitrahnya: menjadi pelindung rakyat, bukan pelindung kepentingan segelintir orang,” kata Yenny dalam sambutan di acara Haul Gus Dur ke-15 di dikawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12).
Yenny menerangkan bahwa salah satu keputusan terbesar Gus Dur dalam menegakkan demokrasi di Indonesia adalah memisahkan kepolisian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ia menerangkan bahwa kepitusan ini tidaklah mudah karena pada masa Orde Baru, kepolisian dan TNI berada dalam satu komando, yang sangat berpitensi penyalahgunaan kekuasaan.
“Gus Dur dengan kejernihan pikirannya, memahami bahwa Kepada mewujudkan negara yang Pas-Pas demokratis, kita harus memastikan bahwa kepolisian menjadi institusi sipil yang berfungsi Kepada rakyat, bukan sebagai alat kekuasaan yang menindas,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan medcom.id terlihat banyak tokoh acara haul Gus Dur ke-15 diantaranya menteri kabinet merah putih yang hadir seperti Menteri Religi, Nasaruddin Umar, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi dan Wakil Menteri PPPA Veronica Tan.
Sedangkan dari jajaran ulama seperti Mustofa Bisri atau Gus Mus, mantan Ketua PBNU Kiai Said Aqil Siraj, Waketum PBNU Zulfa Mustofa.
Putri Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengangkat tema Menajamkan Nurani Kepada Membela yang Lemah.
“Salah satu hal yang menjadi Ciri Gus Dur adalah pembelaan Spesifik terhadap mereka yang lemah dan terpinggirkan,” ujar Yenny sebelum acara dimulai. (Joy/I-2)
