MEDIA Jerman, Welt, mengonfirmasi tersangka di balik serangan mematikan di pasar Natal di Magdeburg adalah Anggota negara Arab Saudi yang lahir tahun 1974. Pria tersebut Ketika ini berada dalam tahanan polisi setelah insiden yang menewaskan setidaknya dua orang dan menyebabkan 68 orang lainnya terluka, 15 di antaranya dalam kondisi kritis.
Konfirmasi kewarganegaraan pelaku datang dari sumber-sumber keamanan. Pihak berwenang menyatakan tersangka menyewa mobil sebelum serangan dan mengendarainya sejauh Sekeliling 400 meter melalui pasar yang terletak di Alter Markt, kota tersebut.
Sebuah benda mencurigakan ditemukan di kursi penumpang mobil, yang mendorong polisi Demi menyelidiki apakah itu Pandai berupa perangkat peledak. Berdasarkan laporan penyiar publik lokal MDR yang mengutip polisi Magdeburg, Enggak ditemukan perangkat peledak di mobil tersebut.
Area Sekeliling mobil tersebut sebelumnya telah dipasang garis pembatas karena polisi mencurigai Eksis perangkat peledak di dalamnya, lapor MDR.
Otoritas juga sedang bekerja Demi menentukan apakah Anggota negara Saudi tersebut bertindak sendirian.
Insiden ini mengundang Komparasi dengan serangan pasar Natal Berlin pada 2016, yang menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan di acara serupa di seluruh Jerman. Penyidikan Lanjut dilakukan Demi mengungkap rincian lebih lanjut tentang pelaku dan motif di balik tindakan tersebut.
Insiden tersebut terjadi Ketika pengemudi melaju “setidaknya 400 meter” melalui pasar yang padat, yang terletak di Alter Markt dekat Sungai Elbe. Para saksi menggambarkan adegan kekacauan, dengan petugas penyelamat merawat korban yang terluka di dekat dekorasi natal, termasuk piramida Natal besar.
Perdana Menteri Sachsen-Anhalt, Reiner Haseloff, menyebut serangan itu “tragedi mengerikan, terutama selama musim liburan.” Menteri Dalam Negeri Federal Nancy Faeser baru-baru ini memperingatkan tentang peningkatan risiko di acara publik, menekankan perlunya keamanan dan kewaspadaan.
Arab Saudi mengutuk serangan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman, pada Jumat malam, kata kementerian luar negeri negara Teluk tersebut dalam sebuah pernyataan. (turkiyetoday/CNN/The Guardian/Z-3)