Interkoneksi Internet di Jawa Timur Konsentrasi ke Madiun

Interkoneksi Internet di Jawa Timur Fokus ke Madiun
Ilustrasi.(Freepik)

ASOSIASI Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur hingga Demi ini Lalu gencar memperluas interkoneksi internet hingga Kawasan pelosok. Selain itu, APJII lebih Konsentrasi pada pengembangan node di Kawasan mulai Madiun Tamat Banyuwangi.

Pengembangan node di Kawasan tersebut Demi mempermudah pelaku usaha Kagak terlalu repot mengambil koneksi ke Jakarta tapi cukup di Kawasan-Kawasan tersebut. “Kami lebih ke arah membantu Member Dapat penetrasi lebih mudah melalui perijinan dan dukungan masyarakat. Meskipun Demi ini tingkat penetrasi koneksi internet Kawasan sudah 79%, tetapi harus Dapat menuntaskan 20%, terutama Kawasan di pelosok atau desa agak jauh misalnya Pacitan, Tulungagung, dan Trenggalek,” tukas Ketua Pengurus Kawasan APJII Jawa Timur Periode 2021-2024, Ayom Rahwana, Surabaya, Selasa (17/12).

Cek Artikel:  PKB Tak Masalah Rival Petahana di Pilgub Jatim: Khofifah Juga Enggak Terang Prestasinya

Ayom mengakui tantangan Lalu menghadang mengingat biaya yang tinggi membawa internet ke pelosok, pembangunan infrastruktur yang panjang dan mahal sehingga menjadi beban Demi mencapai Kawasan. “Guna mencapai 20% perlu mempunyai Interaksi yang Bagus dengan pemerintah daerah Demi membantu Insentif atau dipermudah perizinannya. Tamat Demi ini, penyelenggara Tetap terbebani biaya tinggi Demi infrastruktur sebagai modalnya. Kalau Tetap dipersulit perizinan dan regulasinya, susah mengembangkan bisnis industri internet,” papar Ayom. 

Menjelang akhir tahun ini, Ayom mengatakan, upaya yang dilakukan selama periode kepemimpinannya, yakni interkoneksi internet yang sudah siap Eksis di Kawasan Madiun. Sedangkan di 2025, akan dituntaskan oleh pemimpin periode 2024-2028, yakni Banyuwangi, Jember, Malang, dan Tulungagung.

Cek Artikel:  Anggotanya Pelihara Landak Jawa dan Diseret ke Pengadilan, Pj Gubernur Bali Hanya Dapat Prihatin

Ayom juga berharap dengan pemerintahan yang baru ini Dapat dibuat regulasi baru yang lebih kondusif. Terlebih dengan kenaikan PPN 12% yang akan memberatkan penyelenggara karena yang terbebani ialah masyarakat. 

“Harga internet kami akan naik dan ini mengganggu penetrasi internet. Dengan beban lebih tinggi Jernih mengganggu masyarakat karena harga koneksi internet yang dibeli naik 1%. Pelanggan kami Eksis yang membayar Rp1 juta bahkan Rp5 juta. Kalau satu persen saja naik sudah terasa. Soal harga sangat sensitif bagi pelanggan,” tambahnya. (Ant/Z-2)

Mungkin Anda Menyukai