Liputanindo.id – Instruktur renang Olimpiade Australia, Dick Caine, meninggal dunia usai beberapa minggu dinyatakan bersalah atas kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual. Caine meninggal usai menghadapi 39 dakwaan pelanggaran pada enam siswi perempuannya.
Menurut laporan Australia Broadcasting, Ciane sempat menjalani perawatan paliatif Buat kanker terminal yang dideritanya. Ia dikonfirmasi meninggal dunia pada Rabu (25/9) pagi dalam usia 78 tahun.
Sebelum dikabarkan meninggal dunia, Instruktur renang pedofil itu didakwa atas 39 pelanggaran yang dia lakukan terhadap gadis-gadis remaja pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pelecehan seksual itu dia lakukan di berbagai tempat seperti di kolam renang di Sydney, di rumahnya, dan di mobilnya.
Keenam korban dijadwalkan hadir di persidangan pada Desember mendatang Buat memberikan keterangan terkait kejahatan yang dilakukan Caine. Tetapi sehubungan dengan Kematian Caine, kasus ini akan ditutup.
“Caine tertarik pada gadis-gadis pra-remaja dan remaja,” kata Hakim Distrik Paul McGuire selama sidang vonisnya pada bulan Agustus.
Selama persidangan terungkap salah satu korbannya baru berusia 10 tahun Begitu itu.
Selain itu, hakim juga mencatat adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara Caine dan para atlet muda karena otoritasnya, gaya kepelatihannya, dan perbedaan usia di antara mereka.
Apalagi Begitu itu, para korban mengandalkan Caine Buat membantu mereka meraih cita-cita dalam berenang.
Caine ditangkap pada tahun 2022, Enggak hadir selama satu hari pun dalam sidangnya karena dianggap Enggak layak Buat hadir. Pengadilan sebelumnya mendengar bahwa ia menderita kanker paru-paru dan tenggorokan stadium akhir.
Menurut laporan, Caine adalah Instruktur kepala di kolam renang Carss Park di Sydney selama lebih dari 40 tahun hingga ia pensiun pada tahun 2018. Ia melatih beberapa perenang Pemenang Olimpiade dan dunia, termasuk Michelle Ford, Janelle Elford, dan Stacey Gartrell.
Aktivis perlindungan anak dari Safeguarding People Australia, Hetty Johnston, mengatakan sangat mengecewakan bahwa vonis Enggak akan dilanjutkan karena itu berarti para korban-penyintas Enggak akan Mempunyai kesempatan Buat membacakan pernyataan Akibat di pengadilan.
Tetapi, dia mengatakan keberanian para Perempuan tersebut telah membantu mengamankan putusan bersalah.
“Itu sangat Krusial dan saya pikir itu akan membantu mereka Buat Lalu maju. Seluruh ini adalah tragedi karena butuh waktu lelet Buat Tiba ke titik proses hukum ini, sehingga dia sekarang sudah meninggal,” katanya.
Johnston mengatakan meskipun para korban-penyintas juga Enggak akan dapat Memperhatikan Caine digiring dan masuk penjara, mereka Mempunyai banyak hal Buat dibanggakan.