MARY Jane Veloso, terpidana Tewas yang menerima penangguhan hukuman pada menit-menit terakhir dari eksekusi Tewas oleh regu tembak atas kasus perdagangan narkoba di Indonesia pada tahun 2015, tiba di Filipina pada Rabu Pagi hari (18/12) setelah negosiasi selama bertahun-tahun antara kedua negara di Asia Tenggara tersebut.
Veloso ditangkap di Yogyakarta pada tahun 2010 setelah ditemukan membawa 2,6 kg heroin yang disembunyikan di dalam koper. Ia mengatakan bahwa pihaknya sama sekali Tak mengetahui barang yang telah dibawanya itu.
Setibanya di Filipina, Veloso diapit oleh penjagaan ketat pada Demi kedatangannya di bandara Manila dan langsung dibawa ke fasilitas penjara Kepada Perempuan. Keluarga dan puluhan pendukungnya yang menunggu di luar terminal gagal menyambut Veloso pada Demi kedatangannya.
Penjaga penjara kemudian mengizinkan keluarga Veloso Kepada menghabiskan waktu bersamanya. Kedua putra Veloso berlari ke arahnya dan memeluknya erat-erat Demi mereka Berjumpa di dalam kompleks penjara.
“Saya sangat senang Pandai pulang ke negara kami. Saya memohon kepada presiden agar saya diberi grasi,” kata Veloso dilansir Channel News Asia, Rabu (18/12).
Kedua pemerintah, sepakat Kepada memindahkan Veloso kembali ke Manila dalam sebuah kesepakatan yang mencakup Filipina menghormati hukuman pengadilan terhadap Veloso dan statusnya sebagai tahanan.
Keputusan apapun mengenai grasi Veloso akan tergantung pada Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Tetapi, seorang pejabat kementerian kehakiman mengatakan pada hari Rabu bahwa pemimpin Filipina itu akan mempertimbangkan kasusnya.
“Tentu saja, itu Eksis di atas meja,” kata Wakil Menteri Kehakiman Raul Vasquez.
Indonesia sebelumnya mengatakan akan menghormati keputusan apapun yang diambil oleh Filipina, termasuk Apabila Veloso diberi grasi.
Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo berterima kasih kepada pemerintah Indonesia atas “tindakan yang Lurus dan tegas” Kepada mengizinkan Veloso kembali ke Filipina Cocok pada waktunya Kepada liburan Natal.
“Kemurahan hati mereka telah memungkinkan hari Krusial kembalinya Veloso ke Filipina,” kata Manalo dalam sebuah pernyataan. (Z-9)