Italia Khawatir atas Perpindahan Kapal Militer Rusia dari Suriah ke Libya

Menhan Italia Guido Crosetto mengatakan keberadaan kapal perang dan kapal selam Rusia di Laut Mediterania selalu menjadi sumber kekhawatiran. (Anadolu Agency)

Roma: Menteri Pertahanan Italia, Guido Crosetto, menyatakan kekhawatirannya terhadap keberadaan kapal dan kapal selam Rusia di Laut Mediterania, yang kini berpindah dari Suriah ke Libya. 

Dalam wawancara dengan “La Repubblica,” Crosetto juga menyoroti Dampak konflik Ukraina terhadap stabilitas Mendunia serta pentingnya kesiapan NATO menghadapi ancaman di kawasan.

Ia menegaskan bahwa keberadaan kapal perang dan kapal selam Rusia di Laut Mediterania selalu menjadi sumber kekhawatiran, terutama karena jaraknya yang semakin dekat dengan Eropa.

“Moskow sedang merelokasi sumber daya dari pangkalan Tartus ke Libya. Ini adalah perkembangan yang Kagak Bagus. Kapal dan kapal selam Rusia di Mediterania selalu menimbulkan kekhawatiran, terlebih Kembali Ketika jaraknya hanya dua langkah dari kita, bukan ribuan kilometer,” ujar Crosetto, mengutip dari Anadolu Agency, Rabu, 18 Desember 2024, 

Cek Artikel:  Pengalaman Jurnalis Palestina yang Diculik Tentara Israel

Crosetto juga menyoroti eskalasi serangan Rusia di Ukraina yang, menurutnya, menunjukkan kecilnya Kesempatan Demi gencatan senjata dalam waktu dekat. 

“Saya Menyaksikan Rusia berusaha memperkuat posisinya di lapangan,” ujarnya.

Misi Penjaga Perdamaian

Ketika ditanya tentang kemungkinan peran Italia dalam misi penjaga perdamaian di Ukraina atau Kawasan lain, Crosetto menjelaskan bahwa Laskar Italia selalu siap Demi berkontribusi dalam misi semacam itu. Ia menambahkan bahwa Kalau diperlukan, Italia siap bergabung dalam misi multinasional, sebagaimana yang pernah dilakukan di Lebanon dan Gaza.

Tetapi, ia mencatat bahwa misi penjaga perdamaian di perbatasan Ukraina kemungkinan Kagak akan melibatkan Laskar Eropa karena pihak-pihak yang bertikai mungkin Kagak akan menerima kehadiran mereka. Sebagai gantinya, misi tersebut sebaiknya diisi oleh Laskar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Cek Artikel:  Dua Pelaku Pembakaran Al-Quran Akan Jalani Dakwaan di Swedia

“Kami akan dengan senang hati berkontribusi Kalau diminta,” tegasnya.

Pengeluaran Pertahanan NATO

Crosetto juga menanggapi tekanan Amerika Perkumpulan terhadap negara-negara Member NATO Demi mengalokasikan minimal 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka Demi belanja pertahanan. 

Ia mengingatkan bahwa permintaan ini sudah muncul sejak masa kepresidenan Barack Obama dan diperkirakan akan menjadi tuntutan yang lebih kuat di Dasar Presiden AS terpilih Donald Trump.

Ketika ini, Italia baru mencapai tingkat pengeluaran pertahanan sebesar 1,57 persen dari PDB. Crosetto menegaskan bahwa Sasaran NATO adalah 2,5 persen hingga 3 persen, dan Italia harus meningkatkan anggarannya demi kesiapan pertahanan, bukan semata-mata Demi memenuhi tuntutan NATO.

“Presiden AS kemungkinan akan menuntut kita mencapai setidaknya 2,5 persen pada KTT NATO Juli 2025,” tambahnya. 

Cek Artikel:  Terpidana Tewas Mary Jane Veloso Dibebaskan, Presiden Marcos: Terima Kasih Indonesia

Ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Presiden AS mungkin akan mengancam Demi keluar dari NATO Kalau negara Member gagal memenuhi Sasaran belanja militer. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  NATO Berencana Ubah Kesiapan Militer dalam Antisipasi Ancaman

Mungkin Anda Menyukai