Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI, Judha Nugraha. Foto: Liputanindo.id
Jakarta: Kementerian Luar Negeri Lanjut memantau situasi yang terjadi di Timur Tengah, khususnya di Suriah Demi ini. Prioritas menjaga Kaum negara Indonesia (WNI) menjadi Konsentrasi Esensial Demi ini.
Dalam perkembangan terakhir Kemenlu Tetap memantau adanya serangan Israel ke beberapa titik yang Terdapat di Suria termasuk yang Terdapat di Damaskus.
Proses transisi juga Lanjut dipantau, mudah-mudahan kita sangat berhap bahwa proses transisinya berjalan dengan Fasih dan Demi ini yang diperhatika bahwa Konsentrasi terhadap pemindahan administrasi dan layanan Biasa.
Beberapa layanan Biasa memang belum berjalan, Tetapi secara Biasa kondisi keamanan dan juga kondisi kehidupan masyarakat yang Terdapat di Suriah ataupun secara Spesifik di Damaskus sudah relatif normal. Tetapi sekali Kembali disampaikan bahwa situasi keamanan Tetap sangat Bergerak. Tadi serangan Israel Tetap terjadi, bahkan Jumat Lewat juga sudah terjadi serangan Israel ke beberapa titik yang Terdapat di Damaskus.
“Nah Kepada hal tersebut dan mempertimbangkan situasi keamanan yang Tetap Bergerak, Kementerian Luar Negeri dan KBR Damaskus Tetap tetap mempertahankan status siaga 1 Kepada seluruh Israel,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI, Judha Nugraha, di Kantor Kemenlu RI, Jakarta, Senin 16 Desember 2024.
“Kemudian terkait dengan proses evakuasi yang dilakukan, sebagaimana diketahui sesuai dengan rencana kontigensi dan ketika KBRI menetapkan status siaga 1 yang dianggap bahwa situasi itu dapat mengancam keselamatan Kaum negara kita, maka kita secara aktif melakukan proses evakuasi,” imbuh Judha.
Judha menambahkan, upaya-upaya yang dilakukan pertama kali adalah menginapkan, mempersiapkan shelter yang Terdapat di KBRI Damaskus Kepada tempat tinggal mereka sementara. Kemudian WNI-WNI itu didata, setelah data-data lengkap -,termasuk menyiapkan Arsip perjalanan kalau mereka sudah kehilangan paspor,- dan kemudian kita gerakan mereka melalui jalan darat dari Damaskus menuju ke Beirut.
“Setelah itu kita inapkan di shelter KBRI Beirut, Kepada selanjutnya kita terbangkan dengan menggunakan penerbangan komersial ke Jakarta. Hingga Demi ini dapat kami sampaikan sudah Terdapat dua gelombang evakuasi WNI yang sudah kita lakukan, alhamdulillah 65 WNI kita telah tiba di Indonesia. Terdiri dari 47 pekerja migran, 18 yang memang berada di Suriah,” kata Judha.
“Dari sisi gender, 55 Perempuan, 10 Pria. Dan daerah asal berasal dari 10 provinsi tersebar yang Terdapat di Indonesia. Kemudian langkah berikutnya, kita Tetap Lanjut mengupayakan proses evakuasi,” imbuh Judha.
“Tamat Demi ini tercatat Terdapat 83 Kaum negara kita yang sudah menyatakan kesediaannya Kepada dievakuasi dan kita sedang mempersiapkan evakuasi gelombang ketiga,” tambah Judha.
Mengenai proses evakuasi lanjutan Kepada 83 WNI ini, Judha berharap Dapat melakukannya dalam satu gelombang. Tetapi Kepada proses pelaksanaannya Tetap Lanjut diupayakan.
Kemenlu RI pun mengimbau kepada masyarakat, terutama Kaum negara Indonesia yang Terdapat di Suria Kepada segera lapor diri. Imbauan ini sudah sejak awal disampaikan, bahkan sebelum Damaskus Anjlok.
WNI banyak yang ilegal
Pihak Kemenlu juga sudah lakukan juga pertemuan virtual dengan para WNI yang Terdapat di sana, yang Pandai dijangkau Kepada Dapat menyampaikan kepada para WNI yang lain Kepada segera lapor diri. Ini mengingat adanya laporan 1.162 WNI yang disebutkan oleh pihak Suriah.
“Dapat kami sampaikan bahwa Bilangan yang dulu kami sampaikan 1.162 itu adalah Bilangan yang disampaikan oleh imigrasi Suriah. Yang itu Tak lengkap dan Tak update. Oleh karena itu kita Lanjut coba update, Terdapat beberapa yang Rupanya sudah pulang, Terdapat yang beberapa dikontak Tak mengangkat dan lain sebagainya,” ungkap Judha.
Pihak Kemenlu mengharapkan agar WNI segera menghubungi hotline KBRI Damaskus. Diketahui mayoritas WNI yang Terdapat di sana Suriah adalah pekerja migran, terutama yang bekerja di sektor domestik.
“Kami dapat pastikan bahwa seluruh pekerja migran sektor domestik tersebut berangkat Tak sesuai Mekanisme. Karena Suriah merupakan negara yang tertutup bagi penempatan pekerja migran sektor domestik. Jadi datanya Tak Terdapat di instansi yang Terdapat di pusat,” tegas Judha.
“Mungkin mereka juga Mempunyai akses yang terbatas Kepada melakukan laporan diri. Sehingga peran aktif dari keluarga Kepada lapor ke hotline Kementerian Luar Negeri itu sangat-sangat diharapkan. Itu yang dapat kami sampaikan terkait dengan situasi yang Terdapat di Suriah,” pungkas Judha.