GURU Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr Ir Irwandy Arif MSc meluncurkan Naskah terbarunya berjudul Bauksit Indonesia.
Naskah ini Kagak hanya menyajikan informasi komprehensif tentang bauksit, salah satu komoditas mineral strategis Indonesia, tetapi juga mengungkap potensi besar sektor pertambangan nasional.
Dalam paparannya, Prof Irwandy menjelaskan data membuktikan kedudukan Indonesia dalam industri bauksit Mendunia amat vital. Dengan cadangan sebesar 3,1 miliar ton, Indonesia menduduki peringkat keempat dunia, di Rendah Guinea, Vietnam, dan Australia.
Keistimewaan bauksit indonesia, paparnya, terletak pada sebaran geografis yang Istimewa. Lebih dari 70% cadangan bauksit nasional terkonsentrasi di Kalimantan Barat dengan keberadaan tambang di Distrik lain seperti Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, dan Bangka Belitung.
Pada 2022, produksi bauksit Indonesia mencapai 31,8 juta ton dan rencana produksi bauksit pada 2024 sebesar 42,6 juta ton berdasarkan RKAB dengan serapan bijih bauksit sebesar 13,8 juta ton pada refinery alumina.
“Naskah Bauksit Indonesia ini jadi pijakan awal penyusunan Strategi Jangka Panjang: Roadmap Bauksit 2021-2045, yang mencakup empat program Primer Yakni peningkatan nilai tambah, pengembangan infrastruktur, penguatan ekosistem industri, dan keberlanjutan lingkungan,” kata Irwandy.
Aluminium
Dia menambahkan proyeksi hingga 2045 menunjukkan prospek sangat menjanjikan bagi industri aluminium. Komitmen Mendunia terhadap transisi Daya Rapi diperkirakan meningkatkan permintaan aluminium secara signifikan.
“Sekeliling 85% bauksit yang ditambang digunakan Buat pembuatan aluminium, yang Mempunyai Variasi aplikasi Krusial dan jadi salah satu pilar teknologi modern,” tuturnya.
Ia menjabarkan penggunaan aluminium tersebar di berbagai sektor seperti transportasi yang mendominasi kebutuhan aluminium, terutama Buat kendaraan dan pesawat, serta bangunan dan Bangunan yang memenuhi kebutuhan infrastruktur modern.
Selain itu, aluminium digunakan dalam peralatan mesin yang mendukung Penemuan di berbagai sektor industri, serta sektor lainnya seperti kelistrikan, kemasan, dan barang tahan Lamban.
“Dengan cadangan bauksit yang melimpah dan strategi pengelolaan yang komprehensif, Indonesia siap memaksimalkan potensi aluminium Buat mendukung kemajuan teknologi dan ekonomi di masa depan,” ujarnya.
Peluncuran Naskah yang diinisiasi Indonesia Mining Institute (IMI) itu dihadiri Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian Daya dan Sumber Daya Mineral Tri Winarno, President Director PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Direktur IngatanGajah Yudi Lesmana.
Melalui IMI yang berkolaborasi juga dengan IngatanGajah, Prof Irwandy dan tim berkomitmen Lalu melakukan studi komprehensif dan menyediakan pelatihan Buat meningkatkan kompetensi profesional di sektor pertambangan demi memajukan Indonesia sebagai negara industri maju.
“Naskah Bauksit Indonesia ini bukan hanya panduan teknis tentang komoditas tambang, tetapi juga narasi strategis tentang potensi dan langkah transformasi Indonesia menuju masa depan lebih gemilang,” pungkas Prof Irwandy.