Tragedi Teluk Intan

TULISAN ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan mengakhiri hidup. Kalau Anda merasa depresi dan mulai berpikir untuk bertindak ke arah sana, segera bicara dengan teman, pacar, kerabat, saudara, tetangga, atau pemuka agama.

Dapat pula Anda berkonsultasi ke tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Anda juga bisa berkonsultasi secara daring dengan berbagai keluhan kesehatan, salah satunya kesehatan mental, melalui E-Curhat, Oncom, Whats Up, SAM (Self-help Anxiety), dan sebagainya.

Anda juga bisa mengakses hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan. Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan.

Jangan khawatir, Anda tidak sendirian dalam mengarungi kerasnya gelombang kehidupan. Meminta pertolongan mereka bukan berarti Anda lemah. Malah hal itu bagian dari kebesaran jiwa Anda mau meminta pandangan dari orang lain.

Di tengah isu dugaan kecurangan pemilu yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) dan tarik-menarik perlunya hak angket atau hak angkot, kita dikejutkan tindakan bunuh diri sebuah keluarga di Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3).

Cek Artikel:  Heboh Pesawat Jokowi, Kaesang

Mereka yang terdiri dari orangtua dan anak, yakni EA, 50, AEL, 52, JL, 15, dan JWA, 13, melakukan tindakan dengan cara melompat dari lantai 22 (rooftop) di apartemen tersebut dengan tangan saling terikat.

Pihak berwenang masih mendalami motif keluarga yang memilih jalan mengakhiri hidup tersebut. Tetapi, berdasarkan penuturan tetangga korban, tindakan nekat itu dilakukan diduga karena masalah ekonomi yang membelit. Kasus bunuh diri sekeluarga sebelumnya juga terjadi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, dan di Malang, Jawa Timur, pada tahun lalu.

Kasus bunuh diri juga mulai merambah insan akademis. Setidaknya sembilan kasus bunuh diri terjadi di kalangan mahasiswa di Yogyakarta, Malang, Surabaya, Semarang, Jakarta, dan Nusa Tenggara Timur. Mereka melakukan tindakan dengan beragam motif.

Tindakan menempuh jalan pintas kematian itu terus bertambah. Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, ada sebanyak 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023. Nomor itu melampaui kasus bunuh diri sepanjang 2022 yang jumlahnya sebanyak 900 kasus.

Cek Artikel:  Pilkada tanpa Bansos

Maraknya bunuh diri mengindikasikan kesehatan mental masyarakat terganggu. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya.

Pengertian yang hampir sama dalam Undang-Undang 17 Mengertin 2023 tentang Kesehatan Pasal 74 ayat 1 bahwa kesehatan jiwa merupakan kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Dari dua pengertian di atas, serupa dan sebangun, kesehatan mental atau jiwa masyarakat sangat penting. Hal itu bukan semata perkara individu, melainkan secara sosial juga harus mendukung. Masyarakat yang individualis, miskin gotong royong, dan defisit tolong menolong akan melahirkan homo homini lupus.

Masyarakat yang individualis akan menjauhkan etika dan hukum dalam kehidupan mereka. Bahkan, tidak segan untuk memberlakukan hukum rimba. Yang kuat memangsa yang lemah. Begitu pula dalam dunia ekonomi akan tercipta kondisi yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Pertumbuhan ekonomi terjaga di atas 5%, tetapi ketimpangan sosial melebar.

Cek Artikel:  Kemerdekaan Hakim Eman

Seiring dengan gemerlap pembangunan infrastruktur, kereta cepat whoosh, dan Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur, Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Data Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) menunjukkan ada lima persoalan utama yang dihadapi rakyat Indonesia berdasarkan survei secara nasional di 34 provinsi di Indonesia pada 3-8 November 2023. Kelimanya ialah persoalan korupsi (30,1%), kemiskinan (24,4%), pengangguran (21,4%), kesenjangan sosial (7,3%), dan utang negara yang terus meningkat (6,7%).

Tragedi Teluk Intan tidak boleh terulang. Penanganan bunuh diri harus dari hulu sampai hilir dengan pendekatan sosial, ekonomi, politik, psikologi, budaya, adat, dan agama.

Pikiran ingin bunuh diri (suicidal thought) bisa dalam waktu lama, bisa pula dalam waktu singkat ketika dunia dianggap selebar daun kelor dan permasalahan hidup dinilai tak ada jalan keluar.

Indonesia emas 2045, dengan visi negara Nusantara berdaulat, maju, dan berkelanjutan, menjadi fatamorgana jika pemerintah menutup mata pada kebutuhan pokok dan kenyamanan hidup rakyatnya. Tabik!

Mungkin Anda Menyukai