Pengamat Materi Gugatan yang Akan Dilaporkan Tim RK-Suswono ke MK Dinilai Lemah dan Tak Berdasar

Pengamat: Materi Gugatan yang Akan Dilaporkan Tim RK-Suswono ke MK Dinilai Lemah dan Tak Berdasar
Ilustrasi: Petugas Mahkamah Konstitusi (MK) (kiri) melakukan Pembuktian berkas pemohon pendaftaran gugatan hasil Pilkada 2024 di Gedung MK, Jakarta, Senin (9/12/2024).(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

DIREKTUR Eksekutif Lingkar Madani Indonesia sekaligus pengamat politik, Ray Rangkuti menilai dasar Dalih tim Kekasih calon nomor urut 1 Pilkada DKI 2024, Ridwan Kamil (RK)-Suswono (Rido) yang akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) cukup lemah dan Enggak berdasar.

Beberapa landasan yang dijadikan gugatan Ialah mengenai adanya dugaan kecurangan terstruktur sistematis dan masif (TSM), tak tersebarnya undangan pemilih dan tingginya Bilangan Golput di Jakarta lebih tinggi dari perolehan Bunyi paslon 03 Pramono Anung-Rano Karno sebesar 2,1 juta Bunyi.

 

“Saya Menyantap dasar mereka Buat menggugat ke MK terkait tuduhan kecurangan TSM Enggak cukup kuat. Terlebih Kembali sulit menggugat hasil pilkada Jakarta karena dari Bawaslu dan lembaga pemantau, catatan pelaporan relatif agak minor dan proses perhitungan Bunyi berlangsung tanpa catatan yang cukup berarti artinya Enggak Eksis manipulasi,” ujarnya kepada Media Indonesia pada Selasa (10/12). 

Diketahui, Bilangan golput mencapai 3,4 juta atau 42,48%  pemilih DPT. Menurut tim Rido, salah satu Dalih penyebab golput tinggi dikarenakan Enggak terdistribusinya formulir C6 atau undangan memilih, yang akhirnya Membikin rendah partisipasi pemilih dan berdampak pada hasil Bunyi nomor urut 2.

Cek Artikel:  Berbeda Pilihan di Pilkada Depok, Golkar Pecat Nurhasim

Menurut Ray, gugatan itu Malah menunjukkan sikap tim Rido Enggak menerima hasil kekalahan. Dikatakan bahwa Unsur-Unsur yang dianggap memengaruhi hasil, salah satunya soal undangan pemilih (C6) dianggap cukup lemah Buat dijadikan materi gugatan lantaran hal itu masuk ke dalam Opini. 

“Kalau Dalih itu yang dijadikan materi gugatan, tentu Akibat Enggak disebarkannya undangan C6 itu Enggak hanya berdampak pada Bunyi RIDO, tapi Bisa jadi mereka yang Enggak mendapat C6 adalah pendukung 02 dan 03. Dalam hal ini tim Rido harus Bisa memastikan dan menghitung berapa jumlah pendukung atau pemilih mereka yang Enggak Bisa mencoblos karena Enggak mendapat C6,” ujarnya.  

Cek Artikel:  Timses Pram-Rano Siap Hadapi Gugatan Di MK

Selain itu, Ray menyebut bahwa mempersoalkan formulir C6 ke MK Buat permintaan diadakannya pemungutan Bunyi ulang (PSU) merupakan Dalih yang lemah karena formulir C6 hanya pemberitahuan bagi pemilih yang menginformasikan Letak pencoblosan. Menurutnya, pemilih yang terdaftar di DPT Bisa datang ke TPS cukup dengan membawa Arsip identitas seperti e-KTP.  

“Sehingga jikapun C6 Enggak tersebar kepada pemilih, ini tentu kesalahan penyelenggara Tetapi bukan berarti Bisa membatalkan hasil Bunyi di Pilkada. Sejauh ini apakah tim RIDO sudah menghitung jumlah pendukungnya yang dirugikan Enggak Bisa nyoblos akibat C6?,” tuturnya.

Sehingga menurut Ray, Dalih tersebut memperlihatkan paslon nomor urut 1 yang Enggak siap kalah sehingga mencari Unsur yang dianggap berdampak pada hasil. 

“Kalau dilihat dari pernyataan ini, Terang sekali tim pemenangan Rido Enggak terima kekalahan. Lampau mereka mencari Unsur-Unsur yang dianggap memengaruhi hasil, salah satunya soal undangan pemilih (C6), tapi itu sangat kecil dan lemah,” katanya. 

Cek Artikel:  Era Baru Tapanuli Utara Pemimpin Perempuan Siap Membawa Perubahan

Ray menilai, Kalau tim Rido mempermasalahkan soal Pramono-Rano yang kalah dari jumlah golput juga dinilainya Enggak relevan. Karena RK dan Suswono Malah kalah dengan selisih lebih besar dengan Bilangan golput tersebut.

“Semestinya menjadi bahan Cerminan bagi tim Rido sebelum mengkritik pihak lain,” jelasnya. 

Ray juga menyoroti banyaknya paslon yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Tetapi hanya melawan kotak Nihil. Menurutnya, Semestinya KIM Enggak menyinggung soal Golput karena Malah banyak paslon yang mereka usung hanya melawan kotak Nihil. 

 

“Kalau soal itu, Eksis yang lebih parah. Makanya, mengapa mereka harus menyinggung soal Golput? Mereka (KIM) Semestinya menyoroti keberanian Buat menghadapi Musuh yang sesungguhnya, bukan hanya melawan kotak Nihil,” pungkasnya. (P-5)

Mungkin Anda Menyukai