Liputanindo.id – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mendesak negara-negara Asia Timur Kepada mengakui keberadan negara Palestina. Wapres juga menekankan pentingnya berpihak pada hukum Dunia dan kemanusiaan.
Dalam pernyataannya di depan para pemimpin kepala negara ASEAN dan pemimpin negara Asia Timur selama rangkaian KTT Ke-45 di Vientiane, Laos, Jumat (11/10), Wapres menekankan Kepada Enggak tebang pilih dalam menjalankan hukum Dunia.
“Sebagai para pemimpin, kita harus bersikap dan berpihak pada hukum Dunia dan kemanusiaan. Jangan tebang pilih dalam menjalankan hukum Dunia. Kalau hal ini Lalu dilakukan, saya khawatir banyak konflik baru akan muncul. Saya mendesak negara yang belum mengakui Palestina Kepada dapat melakukannya segera,” kata Wapres Ma’ruf Amin, dikutip Antara, Jumat (11/10/2024).
Wapres menyatakan bahwa dunia tengah mengalami defisit kepercayaan yang meningkat karena terjadinya konflik dan peperangan. Kondisi tersebut menyebabkan kerja sama yang konstruktif menjadi sulit terwujud.
Lampau, kata Wapres, kesepakatan KTT Asia Timur tahun Lampau harus Lalu dijaga dan ditingkatkan Kepada memajukan kawasan sebagai pusat pertumbuhan dunia. Tetapi, Wapres menilai bahwa kesepakatan tidaklah cukup dan haris diiringi dengan implementasi komitmen.
Selain mendesak negara kawasan Kepada mengakui keberadaan Palestina, Wapres juga menuntut implementasi resolusi ES10/24. Resolusi tersebut berisi tanggapan hukum dari Mahkamah Dunia yang antara lain mengatakan bahwa keberadaan Israel di Palestina adalah ilegal.
“Ketidakadilan dan krisis kemanusiaan Lalu menimpa bangsa Palestina. Konflik juga telah meluas di tempat lain, di luar Gaza dan Tepi Barat. Apakah berbagai pelanggaran hukum Dunia seperti ini akan dibiarkan Lalu? Implementasi Resolusi ES 10/24 juga harus Lalu dipantau. Dan Solusi Dua Negara harus tetap menjadi rujukan Esensial penyelesaian masalah Palestina,” kata Wapres.
Adapun pertemuan tingkat tinggi itu dihadiri oleh 10 negara Personil ASEAN, serta Australia, China, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, dan Amerika Perkumpulan.
