HARI Literasi Global (International Literacy Day/ILD), yang juga dikenal sebagai Hari Aksara Global, diperingati setiap tahun pada tanggal 8 September. Perayaan ini dimulai sejak 1967 dan bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat global tentang pentingnya literasi sebagai elemen fundamental dari martabat dan hak asasi manusia, sekaligus memajukan upaya global menuju masyarakat yang lebih berpengetahuan dan berkelanjutan.
Menurut Andas Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis; keterampilan atau pengetahuan dalam suatu bidang tertentu; serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Dengan demikian, literasi menjadi keterampilan esensial yang tak hanya mencakup membaca dan menulis, tetapi juga keterampilan mengolah informasi untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Meningkatkan Kemampuan Literasi Anak lewat Kelas Menulis
Tetapi, tantangan besar masih dihadapi Indonesia dalam meningkatkan literasi. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang dirilis pada Mei 2021, kemampuan membaca siswa Indonesia berada di peringkat 73 dari 78 negara, dengan skor 371.
Bilangan ini menunjukkan penurunan dari skor 397 pada PISA 2015, dan jauh di bawah rata-rata skor OECD yang mencapai 487. Di kawasan Asia, Indonesia hanya unggul dari Filipina.
Pada 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga melakukan kajian terkait literasi melalui Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca). Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas literasi baca-tulis di Indonesia masih rendah.
Baca juga : Delapan Sekolah Terima Pendampingan Navigasi Kurikulum dan Kembangkan Proyek Amal Saya Suka Membaca
Dari 34 provinsi, hanya sembilan provinsi (26%) yang masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang, sementara 24 provinsi (71%) berada di kategori rendah dan satu provinsi (3%) sangat rendah.
Lebih lanjut, Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, Februari lalu, memaparkan hasil Kajian Indeks Kegemaran Membaca 2020, yang mencatat skor kegemaran membaca Indonesia sebesar 55,74 poin, masuk dalam kategori sedang.
Meski masih dalam kategori menengah, skor ini menunjukkan peningkatan 1,9 poin dari 2019 yang sebesar 53,84.
Baca juga : Pemahaman Literasi Jangan Diracuni dengan Konsep yang Rumit
Peringatan Hari Literasi Global bukan sekadar seremonial, tetapi momentum refleksi untuk terus mendorong peningkatan kemampuan literasi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik akan pentingnya literasi, diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih berdaya dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya upaya peningkatan literasi di Indonesia, Komisi X DPR RI mendorong Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk berkolaborasi dengan berbagai kementerian lain guna meningkatkan tingkat literasi di tanah air.
Perpusnas bersama kementerian dan lembaga terkait juga didorong untuk menyusun peta kebutuhan bahan pustaka serta merancang strategi percepatan pengadaan dan distribusi bahan bacaan ke perpustakaan-perpustakaan di berbagai daerah.
Baca juga : Perpusnas Komitmen Perkuat Literasi dan Budaya Baca di Indonesia
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Agustina Wilujeng Pramestuti, menekankan pentingnya keteladanan dalam membangun minat baca masyarakat.
Ia mengusulkan agar pegawai negeri sipil (PNS) menjadi contoh dengan membaca minimal tiga buku setiap tahun, di luar buku bacaan yang terkait dengan tugas mereka.
Sebagai langkah konkret, Komisi X DPR RI mengusulkan penetapan Hari Membaca Nasional yang diadakan di semua instansi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Kementerian dan lembaga yang hadir dalam pertemuan ini juga diminta untuk menindaklanjuti saran-saran yang disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI, dengan tujuan memperkuat program dan kegiatan literasi agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. (Z-1)