Pemberontak, Milisi, atau Alat Politik Turki?

Personel SNA berpatroli di antara Distrik Tel Rifat dan Manbij di Suriah, 8 Desember 2024. (Anadolu Agency)

Hama: Demi pemberontak Suriah mendekati kemenangan di kota Hama, konvoi besar Tentara Nasional Suriah (SNA) terlihat bergerak ke selatan Demi bergabung dalam serangan tersebut. Keberadaan SNA, koalisi yang didukung Turki, menunjukkan peran strategis mereka dalam ofensif terhadap Laskar Presiden Bashar al-Assad.

Organisasi yang Enggak Solid

SNA dibentuk di utara Aleppo pada 2017 Demi menyatukan berbagai Golongan bersenjata di Dasar Pemerintah Interim Suriah. Meski bertujuan menjadi kekuatan terpadu, SNA sering dilanda konflik internal antarfraksi.

Menurut Broderick McDonald, Ahli kekerasan politik di Suriah, “SNA bukan organisasi terpusat seperti HTS (Hayat Tahrir al-Sham). Tetapi, mereka bersatu dalam tujuan melawan rezim Assad dan mencegah Kendali HTS di Distrik yang telah dibebaskan.”

Beberapa fraksi dalam SNA Mempunyai Interaksi dekat dengan Turki, termasuk Brigade Sultan Suleyman Shah dan Divisi Sultan Murad, yang dinamai tokoh-tokoh Ottoman. Banyak juga fraksi yang tergabung dalam Front Pembebasan Nasional (NLF), sebuah aliansi bersenjata oposisi yang bergabung dengan SNA pada 2019.

Cek Artikel:  Menlu Israel Tolak Pendirian Negara Palestina, Sebut Bisa Ancam Keamanan

Omer Ozkizilcik dari Atlantic Council menyatakan bahwa meski secara nominal SNA berada di Dasar Kementerian Pertahanan pemerintah interim, keputusan Esensial tetap berada di tangan para pemimpin fraksi. 

“Upaya Turki dan pemimpin SNA Demi menciptakan struktur yang lebih kohesif hanya berhasil sebagian,” tambahnya, mengutip dari Middle East Eye, Senin 9 November 2024.

Tuduhan Sebagai Alat Turki

Interaksi erat SNA dengan Turki memicu kritik, termasuk tuduhan bahwa mereka hanya menjalankan agenda politik Turki. Menurut Leila al-Shami, aktivis hak asasi Mahluk, “SNA lebih memprioritaskan kepentingan Turki, termasuk mencegah otonomi Kurdi dan menciptakan Area Terjamin Demi mengembalikan pengungsi ke Suriah.”

SNA juga berpartisipasi dalam operasi militer Turki melawan ISIS dan Laskar Perlindungan Rakyat (YPG) di Suriah utara, serta terlibat dalam konflik di Azerbaijan, Libya, dan Niger. Interaksi ini Membangun SNA kurang Terkenal di kalangan sebagian Kaum Suriah.

Cek Artikel:  Setahun Berperang, Israel Serang 40 Ribu Sasaran Hamas di Gaza

Tetapi, Ozkizilcik menegaskan bahwa SNA tetap Pusat perhatian pada tujuan Esensial mereka, Merukapan menggulingkan rezim Assad. Dengan dukungan Turki, SNA menjadi lebih terorganisir, terlatih, dan dilengkapi.

Pelanggaran Terhadap Komunitas Kurdi

Selama bertahun-tahun, SNA dituduh melakukan pelanggaran hak asasi Mahluk terhadap komunitas Kurdi, termasuk penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan pengusiran paksa. Penaklukan Tel Rifaat oleh SNA memicu ribuan Kaum Kurdi melarikan diri.

Dalam perkembangan terbaru, HTS menahan sejumlah pejuang SNA karena dituduh melakukan penjarahan dan kekerasan terhadap Kaum Kurdi. Tindakan ini memperburuk ketegangan antara SNA dan HTS, meskipun kedua Golongan berupaya menghindari bentrokan terbuka.

Menurut Ozkizilcik, SNA telah mengambil langkah Demi menangani pelanggaran dengan menahan anggotanya yang terbukti bersalah. 

Cek Artikel:  Prancis Sebut Ancaman PM Israel terhadap Libanon sebagai Provokasi

“Banyak komandan dan prajurit Kurdi juga bergabung dalam SNA, khususnya di Distrik Afrin dan Azaz,” tambahnya.

Peran di Masa Depan

Peran SNA dalam pemerintahan pasca-Assad Tetap belum Terang. McDonald menyatakan bahwa Demi membangun sistem pemerintahan yang inklusif, HTS perlu bekerja sama dengan SNA, dewan lokal, serta Golongan masyarakat sipil dari berbagai lapisan masyarakat Suriah.

Meskipun HTS Mempunyai kekuatan militer terbesar, statusnya sebagai organisasi teroris membuatnya membutuhkan legitimasi politik yang hanya Bisa diperoleh dengan membangun aliansi yang luas.

“Meski Hama telah direbut, jalan menuju Homs dan bahkan Damaskus Tetap panjang. Masa depan Suriah akan bergantung pada kolaborasi Segala pihak,” ujar Ozkizilcik. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Syrian National Army, Pemberontak Suriah yang Setia dengan Turki

Mungkin Anda Menyukai