Kisah Penjaga Palang Pintu Kereta, Dimarahi Penduduk Diganjar Penghargaan Polisi

Kisah Penjaga Palang Pintu Kereta, Dimarahi Warga Diganjar Penghargaan Polisi
Ujang Sumarna menjalankan tugasnya sebagai penjaga pintu perlintasan kereta api di Cimahi.(MI/DEPI GUNAWAN)

SEORANG pria berdiri di tepi rel kereta api Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat. Dengan cekatan ia menurunkan palang pintu karena sebuah kereta akan melintas.

Setelah kereta melintas, lelaki 52 tahun itu kembali membuka palang
perlintasan dan mengatur kendaraan agar tertib. Meskipun pekerjaannya
terlihat gampang, namun dia sosok penting agar perjalanan kereta tak
terganggu dan pengguna kendaraan bisa selamat.

Ujang Sumarna sudah 26 tahun bekerja sebagai relawan perlintasan sebidang di sana. Profesi itu diwariskan turun temurun dari orangtuanya sejak 1989. Tak hanya Ujang, ada sembilan orang lainnya yang sukarela menjadi penjaga palang pintu perlintasan di Blok Sumur Bor.

Baca juga : Enesis Group Sabet Penghargaan 7 Most Popular Brand of The Year

Cek Artikel:  Praktisi Kesehatan Minta Pemanfaatan Daun Kelor dimaksimalkan, Menuju Indonesia Emas 2045

“Saya niatkan pekerjaan ini demi menjaga keselamatan penguna kereta dan
pengendara. Mau hujan atau panas, saya ikhlas agar semuanya selamat,” kata Ujang saat ditemui, Senin (9/9).

Dia tidak pernah menuntut pengguna jalan memberikan upah atas jasanya,
tapi ada saja warga yang sukarela memberikan uang alakadarnya. Dari hasil jerih payahnya, biasanya ia mendapat uang antara Rp30 ribu hingga Rp100 ribu per hari.

Suka duka dialami saat dirinya menjaga pintu perlintasan kereta. Menurut Ujang, pernah suatu hari ia dikasih uang hingga Rp50 ribu bahkan Rp100 ribu dari pengguna kendaraan.

Baca juga : PLN Icon Plus Raih Penghargaan Kartini Humas Indonesia Atas Penemuan dan Dedikasi Bagi Masyarakat

Cek Artikel:  Road to Give Bandung 2024 Lari Amal untuk Pendidikan dan Akses Air Kudus

Tak jarang pula ada warga yang membandel hingga marah-marah kepadanya
karena ditegur akibat memaksa menerobos. Tetapi semua itu diterima dengan ikhlas dan sabar.

Saking lamanya bertugas sebagai penjaga perlintasan, Ujang sudah paham
kapan kereta melintas hanya dengan berbekal pengetahuan yang seadanya dan mengandalkan insting.

“Karena sudah terbiasa jadi kita sudah tahu jadwal kereta, biasanya sekitar 8 menit sekali lewat. Sekarang jalur kereta lebih ramai setelah ada kereta cepat,” bebernya.

Baca juga : Raih Anugerah Pandu Negeri 2024, Tata Kelola Pemkab Lamongan Diakui Berstandar Dunia

Kegigihan Ujang ini berbuah baik. Dia tak menyangka di hari itu bakal mendapat apresiasi dari kepolisian.

Ia terpilih sebagai peraih Capekl Hero Award dari jajaran Sat Lantas Polres Cimahi dalam rangka HUT Lampau Lintas ke-69.

Cek Artikel:  Kemarau, Pasokan Air Baku PDAM di Kota Cimahi Menurun

“Kami sedang mencari sosok pahlawan lalu lintas. Kebetulan kami mendapat rekomendasi untuk seorang penjaga palang pintu perlintasan kereta api sebidang bernama Ujang,” ungkap Kasat Lantas Polres Cimahi Ajun Komisaris Adhi Prasidya Anggaranhiswara.

Atas kerja kerasnya membantu masyarakat, Ujang diberikan perlengkapan
seperti topi, senter, dan rompi yang bisa digunakan saat bertugas. Adhi
berjanji akan memberikan apresiasi yang sama kepada petugas pintu
perlintasan lainnya karena jasa mereka dalam membantu masyarakat.

“Eksis beberapa di titik lainnya, nanti akan kita berikan bantuan sekaligus mengedukasi cara mengatur lalu lintas supaya semuanya aman dan selamat,” jelasnya.

Mungkin Anda Menyukai