Agresivitas Jubilee Membangun Dinasti Baru di DBL Jakarta..

Panas terik menerjang bilangan utara Jakarta, Tetapi aktivitas di Sekeliling tetap terlihat ramai. Termasuk di sudut jalan di seberang Mangga Dua Square, tepatnya di NMO Arena pada Senin, 11 November 2024 Lampau.

Sekilas tak Terdapat aktivitas apa pun Kalau dilihat dari luar. Begitu masuk ke dalam, penulis mulai Menyaksikan seluruh pemain SMA Jubilee Jakarta sedang berlatih menuju Final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta.

Bagus tim putra maupun putri Jubilee latihan di waktu yang bersamaan. Demi itu waktu menunjukkan pukul 11.34 WIB. Penulis Menyaksikan sosok familiar di pinggir lapangan. Salah satunya adalah Michelle Suteja.

Rupanya, tim putri SMA Jubilee Jakarta baru saja selesai latihan. Michelle duduk di tepi lapangan ditemani sosok yang mirip dengannya. Oh, Michelle Rupanya ditemani oleh Ibundanya Demi latihan menuju Final DBL Jakarta di Indonesia Arena nanti.

Sedangkan di lapangan, tampak sosok tegap yang mengenakan kaus hitam berada di tengah lapangan. Suaranya begitu lantang seraya memberi segudang instruksi kepada para pemain Jubilee. Ia adalah Hoei Maechel, Instruktur tim putra Jubilee.

Baca juga: Totalitas! Keluarga Gweneza Borong Tiket Final DBL Jakarta di Indonesia Arena

Derap langkah anak-anak Jubilee menggema di seluruh sudut lapangan. Juga irama tak beraturan dari bola basket yang mereka pantulkan. Suasana di NMO Arena cukup panas Demi itu. 

Makin panas Demi Menyaksikan anak-anak Jubilee berlarian. Berlatih sesuai instruksi Instruktur mereka. Keringat sebesar biji jagung bercucuran di peluh dan tubuh anak-anak Jubilee. Juga menyembul dari sudut dahi saya. Panasnya bukan main!

Tetapi, Demi penulis memutuskan Buat duduk di sisi lapangan, tiba-tiba saja bunyi-bunyi itu mendadak sunyi. Langkah anak-anak Jubilee berhenti. Pantulan bola juga tak terdengar Kembali. Digantikan oleh Bunyi lantang dan menggema dari sosok tinggi putih berbaju hitam di tengah lapangan.

Cek Artikel:  Penduduk Kudus Diajak Melek tentang Bahaya Stunting

Lo gimana mau nahan Ryansean kalau nahan gue aja yang udah Sepuh lo gak Dapat,” terdengar ucapan Maechel yang sedang mempraktekan man to man defense kepada anak didiknya.

Suasana mendadak hening. Anak-anak Jubilee terpaku di tempatnya. Beberapa mengusap dahinya yang Lanjut-terusan bercucuran keringat. Sedangkan si anak yang dimarahi oleh Maechel Tenang di tempatnya Sembari mempraktekkan apa yang disuruh.

Bunyi Maechel Tetap terdengar keras, kesan Instruktur yang galak pun seketika muncul di benak penulis. Setelah 30 menit Menyaksikan proses latihan mereka, Jubilee akhirnya selesai latihan.

Penulis mulai menghampiri Maechel yang sedang duduk menghadap lapangan. Tampak telah senggang, penulis memutuskan menghampiri Maechel dan mengajaknya bicara.

“Iya, kami sering latihan di sini,” ucap Maechel yang menjawab basa-basi penulis.

Membuka perbincangan, penulis mengajak Maechel flashback pada Final DBL Jakarta musim Lampau yang juga di Indonesia Arena. Sebagai seorang Instruktur, tentu merupakan suatu hal yang tak disangka-sangka bagi Maechel dapat memimpin tim putra Jubilee bertarung di Indonesia Arena.

Berlaga di Indonesia Arena merupakan mimpi Sekalian pemain dan Instruktur basket, hal itu diamini oleh Maechel. Ia sebelumnya pernah pernah bertandang ke Indonesia Arena, tepatnya Demi menonton 2023 FIBA Basketball World Cup pada Agustus silam.

Baca juga: Spesial! Timothy Marvel Tatap Indonesia Arena Bareng Ibunda Tercinta

Tiga bulan setelah Maechel duduk di tribun Indonesia Arena, ia mendapat kesempatan Buat berada di samping lapangan memimpin tim putra Jubilee berlaga di Final dan sukses memetik gelar kedua DBL Jakarta.

Cek Artikel:  Genggam Medali Emas, Tim Basket Putri Jakarta Tuntas Balaskan Dendam ke Jatim di PON XXI

“Mimpi Sekalian pemain basket lah Dapat bermain di Indonesia Arena, ditonton 15 ribu orang. Sebelumnya saya kan pernah ke sana nonton world cup, berikutnya saya sama anak-anak yang ditonton. Excited banget sih pastinya, tahun ini lebih antusias Kembali tentu,” ucap Maechel sembari mengenang pengalaman pertamanya melatih di Indonesia Arena tahun Lampau.

Kembali ke Indonesia Arena Buat yang kedua kali, tim putra Jubilee membawa misi meraih gelar ketiga atau three peat. Maechel mengaku sulit mempertahankan capaian yang sudah dicapai Jubilee. Kendati begitu,

Maechel memprioritaskan penampilan yang maksimal dari Jubilee pada laga puncak mendatang melawan SMA Bukit Sion Jakarta (Buksi). Apalagi, Kalau diingat-ingat pada final tahun Lampau, sebenarnya Jubilee nyaris kalah atas Buksi. 

Kalau saja dua poin dari Kanara Haady Pasha Bukan berhasil bersarang dalam ring, selesai nasib Jubilee Demi itu. Mujur, dewi fortuna Tetap berpihak pada Jubilee. 

Dari obrolan basa-basi di awal, penulis akhirnya mengajak Maechel menyelam lebih dalam soal gaya melatihnya, perkembangan tim, regenerasi Jubilee, dan program-program yang ia berikan Buat tim, Tamat strateginya menuju Final DBL Jakarta di Indonesia Arena nanti.

Waktu menunjukkan pukul 13.45 WIB. Tim putri Jubilee sudah berpamitan dari lapangan dan menuju sekolah.

Mereka kembali latihan Kembali di sekolah. Karena, menurut manajer basket mereka, Julie, tim putri Jubilee harus menerima “hukuman” lantaran datang telat di sesi latihan pertama. Mau Bukan mau, mereka harus menjalani sesi latihan kedua di lapangan sekolah.

Sementara tim putranya tetap melanjutkan latihan di NMO Arena. Sesekali Maechel Menyaksikan anak-anaknya berlatih dari sisi lapangan Sembari kami mengobrol. 

Cek Artikel:  Pertamina Lubricants: Podium Perdana di MotoGP Spanyol 2024 Prestasi Besar

“Tentu mempertahankan lebih sulit daripada merebut. Sejauh ini saya Serius dengan tim saya, Hanya gak Dapat kalau hanya Menyaksikan di atas kertas. Niscaya banyak Elemen yang menentukan permainan kami nanti,” tutup Maechel membuang pandangannya ke arah lapangan, mengawasi anak didiknya menjalankan pola defense.

Bukan terasa waktu menunjukkan pukul 14.58 WIB. Udara yang semula panas dan pengap, kini Malah berganti menjadi berangin. Mentari pun mulai menutup diri dari balik Gugusan. Mendung. Waktunya penulis pulang.

Menyisakan anak-anak Jubilee yang Tetap setia di sana, di tengah lapangan. Memantul-mantulkan bola. Berlari kesana-kemari.

Satu hal yang penulis dapat dari kunjungan ini. Tim Jubilee Tetap tetap agresif seperti tahun-tahun sebelumnya.

Hari semakin sore. Gugusan kian gelap. Dan kami juga makin dekat dengan Final DBL Jakarta di Indonesia Arena. Waktu tersisa kurang dari satu bulan. 

Putri Jubilee bakal kembali menghadapi SMAN 70 Jakarta di tahun ketiga. Sementara putra Jubilee akan Berjumpa dengan Buksi ketiga kalinya.

Dengan segala agresivitas mereka, apakah tim putri Jubilee akhirnya akan berhasil mengalahkan SMAN 70 Jakarta? Dan, tim putranya Dapat meraih gelar threepeat melawan Buksi nanti?

Final DBL Jakarta di Indonesia Arena akan berlangsung pada 6 Desember 2024 mendatang. Temukan jawabannya di sana!

Ikuti Lanjut serial Jubilee Membangun Dinasti Baru di DBL Play!

Bagian 1: Haru dan Bangga dari Orang Sepuh Temani Setiap Langkah Michelle Suteja

Bagian 2: Pembinaan Sejak SD, Begini Langkah Jubilee Bangun Tim demi DBL Jakarta!

Bagian 3: “Senjata” Tersembunyi di Balik Kepercayaan Diri Pemain-pemain Jubilee

Bagian 4: Hoei Maechel Bongkar Pentingnya Apresiasi Buat Kepercayaan Diri Jubilee

Mungkin Anda Menyukai