PM Thailand Minta Ampun soal Rezim Bapaknya yang Membantai 78 Anggota Muslim

Liputanindo.id – Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra meminta Ampun soal “pembantaian Tak Bai” pada 2004, yang Membikin 78 Anggota Muslim tewas. Demi itu, ayahnya, Thaksin Shinawatra, Lagi berkuasa.

“Atas nama pemerintah, saya meminta Ampun atas apa yang terjadi di Tak Bai 20 tahun Lewat,” kata Paetongtarn pada Kamis (24/10). “Saya sampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampaknya.”

Dia mengatakan Fulus ganti rugi telah dibayarkan kepada para keluarga korban.

“Saya berharap Sekalian orang Lanjut mengenang kekerasan yang terjadi dalam kasus Tak Bai. Kagak seorang pun Mau Menyaksikan insiden seperti itu terjadi Kembali,” kata Paetongtarn.

Dia meminta Sekalian pihak, termasuk pemerintah, melakukan yang terbaik agar tragedi seperti itu Kagak terjadi Kembali.

Cek Artikel:  Bolsonaro cs Didakwa Mau Perebutan kekuasaan Presiden Brasil Lula Usai Pilpres 2022

Pembantaian Tak Bai terjadi pada 25 Oktober 2004, setelah enam relawan pertahanan desa di Provinsi Narathiwat, Thailand selatan, ditangkap pada 19 Oktober karena dicurigai menyerahkan senjata Punya negara kepada pemberontak.

Penangkapan itu menyulut demonstrasi massal dan ratusan orang berkumpul di kantor polisi Tak Bai, yang berujung pada bentrokan dengan aparat keamanan.

Puluhan orang kemudian ditangkap dan dibawa ke pangkalan militer di Provinsi Pattani. Dalam perjalanan, 78 Anggota Muslim tewas akibat sesak napas setelah berdesak-desakan di dalam truk yang membawa mereka.

Thailand akan memperingati tragedi itu pada Jumat setelah statuta Restriksi (statute of limitations) kasus tersebut berakhir 20 tahun kemudian.

Dalam sistem hukum sipil, statuta Restriksi adalah tindakan legislatif yang menetapkan batas waktu maksimal bagi suatu kasus Kepada diproses secara hukum.

Cek Artikel:  Bersua Prabowo, PM Selandia Baru Ngaku Tertarik Investasi di Bidang Daya dan Pangan

Tetapi, Terdapat permintaan agar pemerintah Paetongtarn mengeluarkan dekrit Kepada memperpanjang statuta kasus tersebut.

Sejak peristiwa itu terjadi, Kagak seorang pun menyerahkan diri, mengaku bertanggung jawab, dan ditangkap dalam kasus tersebut.

Komunitas Muslim Thailand dan para aktivis pada Rabu (23/10) melakukan aksi Kepada mengenang tragedi tersebut dengan bersepeda melalui rute yang sama dengan rute truk yang membawa para korban.

Sumber: Anadolu

Mungkin Anda Menyukai