Candaan yang Kelewat Batas Dapat Pengaruhi Psikologis

Candaan yang Kelewat Batas Bisa Pengaruhi Psikologis
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG klinis dari Universitas Padjajaran Anggie Harmalia mengatakan kalimat candaan yang sudah melewati batas Dapat menimbulkan Akibat psikologis bagi seseorang yang menerimanya.

“Akibat pada penerima candaan Kalau candaan yang diterima melewati batas Dapat menurunkan rasa percaya diri, memicu stres, kecemasan, dan atau tekanan psikologis lainnya,” kata Anggie, dikutip Jumat (6/12).

Psikolog Klinis dari Tiga Generasi Psychology Center ini mengatakan seseorang yang tersinggung dengan candaan yang dilontarkan juga Dapat berdampak pada munculnya perilaku menghindari orang lain sehingga dapat mengganggu Rekanan dan memunculkan trauma yang pernah Eksis.

Anggie mengatakan candaan yang melewati batas biasanya dilontarkan seseorang dengan Tanda-Tanda menghina fisik, intelektual, atau status sosial seseorang.

Cek Artikel:  Wamen Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pemberian ASI Ekslusif Jadi Program Mengatasi Stunting

Candaan Kagak sesuai konteks dan diucapkan pada orang yang Kagak akrab dengan pelaku juga merupakan Tanda candaan yang melewati batas.

Selain itu, Anggie juga mengatakan seseorang yang menggunakan stereotip seperti gender, ras, Keyakinan dan kondisi sosial tertentu juga Dapat dianggap sebagai candaan yang minim empati, serta mengabaikan reaksi orang yang dijadikan objek candaan meskipun sudah terlihat Kagak nyaman.

“Mengabaikan reaksi penerima, Kalau penerima candaan terlihat Kagak nyaman tetapi pelaku tetap melanjutkan candaan,” katanya.

Anggie pun menyarankan Eksis batasan candaan agar Kagak berujung ke penghinaan terhadap seseorang, yakni menghindari tema sensitif seperti trauma Kagak mengenakkan seseorang, menghindari membahas ras, Keyakinan atau kekurangan fisik, serta sesuaikan dengan Interaksi keakraban antara pemberi dan penerima candaan.

Cek Artikel:  Masyarakat yang Terlibat Judol Dapat Jadi Kontributor Kemiskinan Baru

Agar becandaan tetap mengedepankan empati, pahami konteks dan situasi tempat, dan peka dengan reaksi penerima.

“Penggunaan situasi Biasa atau pengalaman pribadi sebagai obyek candaan akan lebih Independen dan meminimalisasi menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain,” saran Anggie.

Agar penerima candaan Kagak terbawa perasaan, ia dapat menegur pelaku dengan sopan Kalau dirasa sudah mengganggu. 

Anggie juga menyarankan Demi mengalihkan pikiran dari kalimat candaan yang dilontarkan dan Konsentrasi pada pengembangan rasa percaya diri serta toleransi terhadap humor. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai