Harga Minyak Melemah Meskipun OPEC+ Tunda Rencana Peningkatkan Produksi

Ilustrasi. Foto: Freepik

Jakarta: Harga minyak ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis, karena kekhawatiran mengenai meningkatnya suplai minyak mentah Tetap berlanjut.

 

Kondisi itu mengimbangi kenaikan sebelumnya menyusul keputusan OPEC+ Kepada menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan.

 

Melansir Investing.com, Jumat, 6 Desember 2024, pada pukul 14:30 WIB (19:30 GMT), harga minyak Brent turun 0,3 persen menjadi USD72,09 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,4 persen menjadi USD68,30 per barel.

OPEC+ menunda kenaikan produksi Tengah

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah memutuskan Kepada menunda dimulainya kembali peningkatan produksi minyak selama tiga bulan.

Cek Artikel:  Percepatan Transisi Kekuatan Pandai Dorong Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen

 

Kebijakan ini merupakan penundaan ketiga kalinya karena harga minyak mentah Tetap berada di Rendah tekanan.
 


Ilustrasi. Foto: Unplash

 

Tambahan produksi sebesar 180 ribu barel per hari yang tadinya diperkirakan akan dimulai pada Januari, akan dimulai April, dan diimplementasikan dengan kecepatan yang lebih lelet daripada yang telah digariskan sebelumnya.

 

OPEC+ telah memangkas produksi lebih dari dua juta barel dalam dua tahun terakhir, dan diperkirakan akan menjaga suplai tetap terbatas di tengah kekhawatiran akan melambatnya permintaan minyak, terutama di negara importir terbesar, Adalah Tiongkok.

 

OPEC+ secara konsisten memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan Mendunia pada tahun 2024 dan 2025, dengan Argumen ketidakpastian atas pemulihan ekonomi yang lamban di Tiongkok.

Cek Artikel:  Jasa Raharja-Lemhannas Kolaborasi Wujudkan Masyarakat yang Handal

 

Kekhawatiran tentang permintaan yang lemah muncul di tengah kekhawatiran bahwa pasar minyak mentah akan mengalami kelebihan pasokan tahun depan di tengah lonjakan produksi non-OPEC.

Risiko kelebihan pasokan tetap menjadi perhatian Istimewa

Analis Wells Fargo (NYSE: WFC) memprediksi pergeseran dinamika pasar minyak Mendunia pada pertengahan 2025, memperkirakan Mendasar yang membaik dan harga yang lebih kuat setelah periode kelebihan pasokan.

 

Mereka memperkirakan surplus satu juta barel per hari pada paruh pertama 2025, meskipun Terdapat pemangkasan produksi OPEC+.

 

Bank mempertahankan perkiraan harga jangka panjang sebesar USD80 Kepada Brent dan USD75 Kepada WTI, didukung oleh melambatnya produksi minyak serpih AS dan preferensi Arab Saudi Kepada harga di atas USD70 per barel.

Cek Artikel:  BPKH Tunjuk UUS Bank DKI Sebagai Bank Pengelola Keuangan Haji

Mungkin Anda Menyukai