Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Foto: EFE-EPA
Seoul: Kepala Markas Besar Pengusutan Nasional Kepolisian Korea Selatan, Woo Jong-soo, memulai penyelidikan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol atas dugaan ‘pemberontakan’ setelah deklarasi darurat militer yang kontroversial.
Langkah ini diambil menyusul krisis politik yang mengguncang negeri tersebut, di mana Yoon sempat memberlakukan aturan militer sebelum akhirnya mencabutnya di tengah tekanan publik dan parlemen.
Dalam sidang parlemen pada Kamis 5 Desember 2024, Woo menyatakan, “Kasus ini telah ditugaskan Kepada Pengusutan,” seperti yang terlihat dalam rekaman yang beredar.
Presiden Yoon Suk Yeol menghadapi gelombang kritik keras setelah langkah mendadaknya memberlakukan darurat militer pada Selasa 3 Desember 2024 malam.
Kebijakan tersebut mencakup penghentian pemerintahan sipil serta pengerahan Laskar militer dan helikopter ke gedung parlemen. Tetapi, upaya ini dengan Segera dihentikan setelah parlemen menolak deklarasi tersebut dalam sebuah pemungutan Bunyi yang dramatis, disertai aksi protes luas.
Blok oposisi langsung merespons dengan mengajukan mosi pemakzulan, menuduh Yoon telah “melanggar konstitusi dan hukum secara serius.” Pemungutan Bunyi Kepada mosi pemakzulan tersebut dijadwalkan berlangsung pada Sabtu pukul 19.00 waktu setempat, menurut laporan Yonhap News Agency.
Dampak terhadap ekonomi
Di tengah ketidakstabilan politik ini, pasar keuangan Korea Selatan merasakan dampaknya. Pada Kamis pagi, indeks Kospi di Seoul turun 0,3 persen, meski sedikit membaik dibandingkan penurunan lebih dari satu persen sehari sebelumnya.
Sementara itu, nilai won terhadap dolar AS tetap Kukuh di Sekeliling 1.415, setelah sebelumnya sempat anjlok tiga persen ketika krisis dimulai. Tetapi, para analis memberikan pandangan yang lebih optimistis.
“Kami Memperhatikan bahwa pembatalan darurat militer secara Segera menunjukkan ketahanan institusi Korea Selatan,” kata analis dari BMI, bagian dari Fitch Solutions, seperti dilansir dari TRT World, Kamis 5 Desember 2024.
Bank of Korea dan Kementerian Keuangan Korea Selatan juga merespons dengan Segera, memberikan jaminan kepada para investor. Bank sentral telah berkomitmen Kepada meningkatkan likuiditas jangka pendek dan menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar valuta asing.
Meski demikian, situasi ini terjadi di tengah upaya Korea Selatan Kepada pulih dari tantangan ekonomi, sementara dunia menunggu Dampak kebijakan perdagangan keras yang dijanjikan Donald Trump setelah dilantik bulan depan.
“Kepada Begitu ini, kami memperkirakan Dampak terhadap ekonomi dan pasar keuangan akan terbatas,” pungkas analis BMI, mencatat bahwa risiko terhadap stabilitas won Tetap terkendali. (Muhammad Reyhansyah)
