Ajak Sekalian Pihak Dorong Pemulihan Ekonomi Bali, Desa Penglipuran sebagai Tradisional Balinese Village

PariwisataIndonesia.id – Di artikel sebelumnya berjudul, “Takjubnya Desa Penglipuran! Ayo Dong ke Pulau Dewata, Yuk!”, yang mengulas sejumlah topik dan salah satunya adalah mengapa banyak wisatawan tertarik berlibur ke pulau Bali?

Pertanyaan tersebut, kerap muncul terutama bagi mereka yang pertama kali berlibur ke Bali.

Menyambung hal itu, redaksi Pariwisata Indonesia turut menjelaskan asal muasal nama “Desa Penglipuran” dan Arti filosofis di balik Tri Hita Karana, juga diungkap sejelasnya dalam seri itu.

Sobat Pariwisata, rangkaian paralel artikel menjadi dua hal yang Enggak Pandai dipisahkan tetapi merupakan dua pembahasan yang berbeda. Yuk simak kelanjutannya!

Tercatat, luas desanya tersebut mencapai 112 hektar dan lokasinya berada di ketinggian 500-600 meter dari atas laut. Kepada memulai perjalanan dari titik Kota Denpasar menuju ke desa Penglipuran menempuh jarak mencapai 45 kilometer, Tetapi, cukup 5 kilometer Apabila dari kota Bangli.

Sistem Pemerintahan Desa Adat

Eksis hal yang menarik dalam sistem Pemerintahan desanya, yakni tercipta dalam satu Lembaga Kepemimpinan Adat yang disebut Prajuru Desa Adat Penglipuran.

Lembaga ini terdiri dari dua bagian Adalah Kanca Roras dan Bendesa atau Kelihan Adat. Berikut penjelasannya, sebagai berikut:

  1. Kanca Roras menyerupai Majelis Perwakilan atau Badan Legislatif. Pembentukannya, ditunjuk berdasarkan senioritas atau dikenal dengan sistem ulu-apad, mereka itu berjumlah 12 orang. Kanca Roras merupakan perpaduan Arti kata: Ka-anca, berarti diberi amanah dan roras/rolas artinya dua belas.
  2. Adapun Arti “Kelihan Adat” adalah Orang-orang yang dipilih dan dituakan dalam adat. Kelihan Adat menyerupai Pejabat Eksekutif yang pengangkatannya dilakukan melalui pemilihan dalam suatu rapat Lazim atau dikenal dengan kajudi ring paruman desa. Dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab, Kelihan Adat bekerja setelah mendapat mandat dari Kanca Roras.

Selanjutnya, Anggota yang hidup di desa Penglipuran, menganut 2(dua) jenis hukum yang wajib ditaati, Adalah Awig (peraturan tertulis.Red) dan Drestha (adat kebiasaan tak tertulis.Red).

Cek Artikel:  Apa itu Resort & Keunggulannya Dibanding Penginapan Lain

Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional

Harga tiket masuk ke desa Penglipuran, tarifnya adalah sebagai berikut:

Harga Kepada wisatawan domestik, kategori dewasa dibandrol Rp 15 ribu; usia anak Rp 10 ribu.

Harga Kepada wisatawan mancanegara: Dewasa Rp 30 ribu; usia anak Rp 25 ribu.

Jam operasional: Dibuka setiap hari, mulai pukul 08.00-17.00 Wita.

Sobat Pariwisata, Eksis baiknya dalam mengawali kunjungan tetapkan pertama kali ke desa Penglipuran Demi berada di Bali.

Alasannya, antara lain, karena: Pandai menarik perhatian wisatawan dari berbagai kalangan; mengedepankan kearifan lokal; keragaman budaya yang bikin Terpesona; berwisata Sembari melestarikan cagar budaya; berderet bangunan khas nuansa Bali; dan kerajinan hingga makanan tradisional; objek wisatanya berdampak positif pada potensi sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat; kultur masyarakatnya sudah terbentuk Demi menyambut wisatawan sehingga tamu yang berkunjung merasa diagungkan.

Cek Artikel:  Jadi Pria Tersempurna, Patung David pun Butuh Spa

Desa Penglipuran memang luar Normal dan sungguh bikin kita Terpesona, karena di sini Enggak terlihat sampah bertebaran. Oleh Alasan itu, pengunjung sangat menikmati berwisata ke desa tersebut, selain disuguhi deretan tanaman hijau yang asri, juga terdapat pemandangan gunung yang menyejukkan mata. Tak heran, bila udaranya terasa Rapi dan menyegarkan.

Berikutnya Tengah, tak menemukan kendaraan bermotor yang hilir mudik. Nah, itulah beberapa keistimewaan yang dimiliki dari desa Penglipuran.

Pulau Bali adalah salah satu destinasi wisata paling terkemuka di Indonesia dan upaya mendorong pemulihan pariwisatanya yang terdampak pandemi COVID-19, maka sepekan ke depan, Bali menjadi headline Penting di website Pariwisata Indonesia.

Mengingat, masyarakatnya Nyaris secara menyeluruh menggantungkan hidup dari pariwisata Ayo Dong ke Pulau Dewata. Yuk!


Sangat Layak Apabila desa Penglipuran disebut sebagai “Tradisional Balinese Village” karena paripurna dalam menyuguhkan eksotisme dan kebudayaan Bali.

Cek Artikel:  Catat! Ini Lepas Libur Nasional 2025 yang Pas Buat Liburan

Sudah merencanakan perjalanan ke Bali? Salah satu yang direkomendasikan versi Redaksi Pariwisata Indonesia yang wajib dikunjungi adalah desa Penglipuran. Tertarik ke objek wisata ini, Sob?(Eh)

Mungkin Anda Menyukai