
MENTERI Religi Nasaruddin Umar curhat banyak sekolah keagamaan yang Mempunyai fasilitas pendidikan yang Enggak layak. Hal itu ia sampaikan dihadapan dalam rapat kerja dengan Komite III DPD RI di Senayan, Jakarta, Senin (2/12).
Nasaruddin berharap adanya kerja sama dari Segala pemangku kepentingan Buat memperhatikan hal tersebut. “Sekaligus kami curhat semoga Bunyi bapak mewakili terdengar sehingga Eksis solusi yang adil,” kata Menag.
Nasaruddin mengilustrasikan bahwa anak bangsa di sekolah Standar dapat belajar di sekolah dari tanah negara, bangunan dari negara, Kitab hingga guru disediakan oleh negara. Tetapi di satu sisi Eksis madrasah, pondok pesantren, atau sekolah keagamaan yang lain dengan fasilitas Enggak sebagus dari sekolah pada umumnya.
“Atapnya bolong-bolong, hanya 1 guru mengajar 100 orang misalnya, padahal sama-sama anak bangsa. Jadi Eksis semacam perbedaan, maka Presiden RI beliau Ingin menatap Indonesia lebih berkeadilan,” ungkapnya.
Menag meminta Member DPD membandingkan anggaran yang diberikan kepada penyelenggara pendidikan di luar pendidikan keagamaan. Ia mengatakan anggaran di tingkat madrasah minim, padahal Mempunyai prestasi yang besar.
Dalam Program Hasil Terbaik Segera (PHTC) atau yang disebut program 100 hari quick win yang dicanangkan Presiden Prabowo, terdapat program revalitasi sarana dan prasarana madrasah. Program, yang bertujuan Buat meningkatkan kualitas dan infrastruktur pendidikan itu akan merenovasi 881 madrasah pada 2024, digitalisasi di 200 madrasah, dan renovasi 2.120 madrasah di 2025.
“Kita bersyukur Eksis keyakinan dan usulan (Member dewan) adanya menyuarakan Bunyi masyarakat bahwa Eksis diskriminasi penganggaran sama-sama anak bangsa sehingga Eksis perhatian pemerintah,” pungkas Menag. (M-1)

