PBB 600 Juta Orang Terdapat di Rendah Garis Kemiskinan di 2030

PBB: 600 Juta Orang Ada di Bawah Garis Kemiskinan di 2030
Ilustrasi(MI/Usman Iskandar)

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi dan Sosial, Perhimpunan Bangsa-Bangsa (PBB) Li Junhua memperkirakan sebanyak 600 juta orang akan berada dalam kemiskinan di 2030. Hal itu terjadi lantaran proyeksi Sustainable Development Goals (SDGs) secara global tidak tercapai.

“Seperti yang kita ketahui, dunia saat ini tidak sesuai dengan proyeksi SDGs, dengan hampir 600 juta orang diperkirakan akan berada dalam kemiskinan pada tahun 2030,” ujar Li dalam forum High Level Perhimpunan on Multistakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 yang digelar di Bali, Selasa (3/9).

Di tahun 2023 lalu, terjadi penurunan signifikan dalam implementasi SDGs. Di sisi lain, penggunaan bahan bakar fosil justru terus meningkat secara global.

Cek Artikel:  Bank DKI-Yayasan Pendidikan Fatahillah Jakarta Jalin Kerja Sama Transaksi Perbankan Syariah

Baca juga : Di Perhimpunan HLPF, Putra Bangsa Ini Maukan PBB Totalitas Tangani Konflik

Bukan hanya itu, tantangan pembiayaan juga menjadi poin kritis saat ini. Alasan, di negara-negara berkembang, akses pembiayaan semakin sulit sehingga tidak mampu mengimplementasikan SDGs yang sudah disepakati bersama.

“Kesenjangan pembiayaan lebih luas dari negara-negara berkembang yang tidak memiliki akses ke pembiayaan yang terjangkau sesuai dengan alokasi anggaran yang dibutuhkan. Investasi, kerangka kebijakan nasional dan internasional, serta pengaturan tata kelola yang masih belum sepenuhnya selaras dengan SDGs,” ucapnya.

Demi itu, saat ini juga sedang dirancang ide atau proposal yang untuk mendapatkan pembiayaan yang adil bagi negara-negara berkenan. Hal tersebut harus dilakukan bersama dalam berbagai bentuk kemitraan antara sesama negara-negara berkembang dan juga negara maju.

Cek Artikel:  Corporate Sustainability Outlook 2024 Jadi Wadah Penguatan ESG

Baca juga : PBB: Indonesia Negara Paling Progresif dalam PencapaianSDGs dalam Tiga Pahamn Terakhir

“Ketikanya sekarang untuk memilih antara sukses bersama atau gagal bersama. Tetapi, pesannya jelas, kegagalan bukanlah pilihan,” tambahnya.

Li berharap forum seperti HLF MSP bisa memberikan terobosan-terobosan baru terkait pembiaran di negara-negara berkembang. Kerja sama dan kolaborasi bisa diperkuat dan komitmen negara-negara maju untuk mendukung negara-negara berkembang perlu dipertegas lagi.

“Saya yakin diskusi hari ini akan berkontribusi pada penguatan semangat kemitraan global dan solidaritas yang diperlukan untuk penyelamatan. Saya berharap forum ini sukses dan saya menantikan hasil dari diskusi anda,” tandasnya. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai