Liputanindo.id – Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong Sekadar menjalankan perintah Presiden Jokowi soal kasus dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2015-2016.
“Saya senantiasa mengutamakan kepentingan masyarakat dan menjalankan perintah presiden sebagaimana tertuang di dalam Percakapan di berbagai sidang kabinet,” kata Tom dalam sidang gugatan praperadilan tahapan pembuktian saksi Ahli di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Tom mengatakan selama setahun menjabat sebagai Menteri Perdagangan, harga dan stok pangan menjadi salah satu keprihatinan Istimewa Presiden Jokowi.
“Sehingga saya sering berkonsultasi dengan beliau secara formal dan informal termasuk membahas soal impor pangan,” ujarnya.
Kemudian, dia menyatakan selama ini Membangun kebijakan secara transparan, maka dipertimbangkan ke berbagai pihak, termasuk kepada presiden dan menteri terkait.
Termasuk segala keputusan dan kebijakan termasuk impor gula yang sekarang dipermasalahkan.
Terlebih, sebelum ditetapkan sebagai tersangka, dirinya Bukan pernah menerima teguran atau Denda dari pihak manapun dan Bukan pernah menjadi subjek Pengusutan termasuk dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Kami Bukan pernah diminta Penjelasan atas kebijakan yang sebagai Menteri Perdagangan,” lanjutnya.
Dengan demikian, dia menegaskan selalu transparan dalam Membangun surat izin selama menjabat di Kementerian Perdagangan.
“Sekalian surat izin peraturan yang dibuat oleh saya dan jajaran saya konsisten melibatkan berbagai pihak dan instansi terkait,” ucapnya.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menggelar sidang gugatan praperadilan tahapan pembuktian menghadirkan saksi Ahli dari pemohon Tom Lembong pada pukul 10.00 WIB.
Sebelumnya, Tom Lembong mengajukan gugatan praperadilan setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Akbar dalam kasus dugaan korupsi impor gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada periode 2015-2016.
Kejagung menyatakan, Semestinya dalam rangka pemenuhan stok gula dan stabilisasi harga, yang diimpor adalah gula kristal putih secara langsung dan yang hanya dapat melakukan impor adalah Badan Usaha Punya Negara (BUMN), yakni PT PPI.
Ketika itu PT PPI Membangun perjanjian kerja sama dengan delapan perusahaan. Akan tetapi, dengan sepengetahuan dan persetujuan tersangka Tom Lembong, persetujuan impor gula kristal mentah ditandatangani.