KENAIKAN harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar Dunia diharapkan menjadi berkah bagi sektor industri lain dan pada gilirannya mengerek pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2024 ke kisaran 5%.
Per 31 Oktober, Kementerian Perdagangan merilis data harga Surat keterangan CPO periode November sebesar US$961,97 per metrik ton.
Harga acuan ini naik US$68,32 atau 7,65% dari periode Oktober sebesar US$893,64. Adapun BPS mencatat total ekspor CPO mencapai 1,49 juta ton atau US$1,38 miliar (setara Rp21,4 triliun) pada akhir triwulan III.
Ketua Lumrah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono memaparkan produksi CPO Indonesia selama triwulan III sesuai prediksi dengan harga Sekeliling Rp14.500-Rp15.00 per kg. “Ekspor CPO meningkat karena negara-negara Eropa penghasil minyak kedelai dan minyak biji Mengembang Surya gagal panen dilanda kekeringan. Hal ini Membikin harga CPO naik. Tetapi ekspor kita terkendala telatnya replanting, dari 2,1 juta ha perkebunan rakyat baru 470-an ribu ha sudah replanting. Produktivitas harus dinaikan apalagi kalau kita Ingin memproduksi biofuel B40 dan B50,” kata Eddy, Sabtu (9/11).
Data BPS per 5 November menunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 4,95% setelah sebelumnya tercatat 5,05%. Pertumbuhan 2024 diprakirakan berada di rentang 4,7%-5,5% dihela oleh permintaan domestik seperti konsumsi dan investasi yang ditopang pembangunan proyek dan Bangunan.
Optimisme sektor industri tecermin juga pada penjualan otomotif, terutama di segmen komersial. Sebagaimana dituturkan Division Head of Business Strategy Division Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril. “Kalau harga komoditas naik, pasar kendaraan segmen komersial tumbuh lebih besar. Kini, bisnis sudah normal dan positif. Tahun depan kami optimistis pangsa pasar tumbuh signifikan,” ujar Attias.
Hingga akhir triwulan III, pangsa pasar IAMI mencapai 30,7% atau naik 3,5% dibandingkan sebelumnya. Kenaikan itu terjadi di Seluruh segmen seperti truk Elf yang meraih pangsa 27,6% atau naik 1,9%. Lampau truk Giga dengan pangsa 20,5% atau naik 3,7%. Tertinggi dialami jenis pikap Traga yang meraih pangsa 45,9% atau naik 6,3% Kalau dibandingkan periode sama tahun Lampau.
Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang Januari-Oktober penjualan kendaraan wholesales (pabrik ke dealer) mencapai 710.406 unit. Jumlah ini turun 15% dibanding periode sama tahun Lampau sebesar 836.128 unit. Sedangkan penjualan ritel (dealer ke konsumen) sebesar 730.67 unit atau turun 11,5% dibanding periode sama 2023 sebanyak 825.692 unit.
Solar Eceran
Kepala Area Sumatra dan Kalimantan IAMI Danu Kusuma Putra menilai pemasaran kendaraan komersial terutama truk kategori Euro 4 terkendala oleh maraknya penjualan solar eceran. “Ini merugikan pengusaha yang minim akses BBM. Mereka membeli solar eceran yang kualitasnya Enggak diketahui. Walaupun kendaraan produksi kami Pandai mengonsumsi BBM jenis solar B30 hingga B40 tetap saja bermasalah Kalau menggunakan solar eceran yang Enggak Jernih campuran bahan bakunya,” keluh Danu.
Buat mengatasi pemakaian solar yang Enggak baik kualitasnya, IAMI membagikan filter model anyar gratis kepada pengusaha di Area Sumatra dan Kalimantan yang mengalami kelangkaan solar.
Tatang, pemilik CV Barito Parahyangan, perusahaan jasa angkutan material hasil perkebunan mengakui kualitas produk dan layanan IAMI. Selama beberapa tahun perusahaannya menggunakan kendaraan produksi IAMI Enggak pernah bermasalah. “Secara kualitas dan layanan purna jual dapat diandalkan,” kata Tatang.
Di sisi lain, PT Toyota Astra Motor (TAM) menargetkan penjualan kendaraan komersial 4×2 terbarunya All New Hilux Rangga sebanyak 500 unit setiap bulan. “Kalau kami Menonton permintaan yang sudah Eksis, Sekeliling 80% bermesin diesel,” kata Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy.
Pihaknya optimistis karena hingga akhir tahun kendaraan kelas niaga yang diimpor utuh (completely built-up/CBU) dari Thailand sudah mencatatkan lebih dari 1.000 pemesanan. Jumlah inden dari berbagai pameran sebelumnya telah melampaui 700 pemesanan.
GM Business Communication PT KTB, Sudaryanto, berujar selain naiknya harga komoditas, pembangunan infrastruktur jalan di berbagai daerah turut memberikan Dampak positif bagi produsen kendaraan komersial. Setiap bulan tren penjualan Mitsubishi Fuso mengalami peningkatan. Pada Juli terdapat lonjakan cukup signifikan berkat kenaikan penjualan dari Januari Tamat Juni 2024. (Ant/S-1)