PDIP Memang Pernah Lirik Anies Demi Jadi Cagub Jakarta, Skenarionya Seperti Ini

Liputanindo.id – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah mengungkapkan skenario partainya Demi mengusung Anies Baswedan menjadi calon gubernur DKI Jakarta.

Niatan itu berkembang sejak bulan Juni 2024, jauh sebelum Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dilantik sebagai pengurus DPP PDIP pada 5 Juli 2024.

“Pada Copot 8 Juni 2024 itu, saya ditugaskan oleh DPP PDIP Demi menjalin komunikasi dengan PKB. Saya Lewat Berjumpa dengan Ketua Standar PKB Muhaimin Iskandar. PDIP dan PKB Lewat bersepakat menjalin kerja sama di Pilkada Jakarta. PKB akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur, kami meminta posisi wakil gubernur,” kata Basarah, Minggu (17/11/2024).

PDIP waktu itu realistis mau berkongsi dengan PKB dikarenakan Tak dapat mengusung sendiri Kekasih calon. Toh perolehan kursi kedua partai di DPRD DKI Jakarta Tak mencapai 20 persen: PDIP hanya 15 kursi, sementara PKB hanya 10 kursi.

Cek Artikel:  Pemprov DKI Lakukan Rekayasa Cuaca hingga Akhir 2024

“Atas dasar fakta itu, kami berniat menjalin kerja sama politik dengan PKB. Waktu itu kan PDIP belum Dapat mengajukan calon sendiri Asal Mula Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60 yang membolehkan kami mengajukan calon sendiri belum Eksis,” tambah dia.

Pada perkembangannya, MK melalui Putusan Nomor 60/PUU-XXI/2024 mengubah ambang batas pencalonan kepala daerah, dari semula 25 persen perolehan Bunyi atau 20 persen perolehan kursi di DPRD menjadi hanya antara 6,5 Tiba 10 persen perolehan Bunyi tergantung jumlah daftar pemilih tetap.

“Putusan MK itu memang mengubah peta politik pilkada secara nasional dan PDIP pun akhirnya dapat mengusung sendiri Kekasih calonnya di Pilkada Jakarta,” kata Basarah melanjutkan.

Menurut Basarah, Ketua DPP PDI Puan Maharani dan Eriko Sotarduga, serta Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, juga pernah menyampaikan bahwa Anies dilirik Demi dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta.

Cek Artikel:  DPRD Dorong Pemprov DKI Tingkatkan Urban Farming

Bahkan, imbuh dia, Ketua DPP PDIP Bidang Sumber Daya Said Abdullah pernah menyebut PDIP telah mempertimbangkan mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi Demi mendampingi Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta 2024.

“Pertemuan pasca-Putusan MK Nomor 60 antara Anies Baswedan dengan saya dan Pak Said Abdullah bahkan telah membicarakan kerja sama ideologis bagaimana mencari titik temu antara pandangan Grup Islam dan kaum Nasionalis Soekarnois yang acapkali sering dibenturkan akibat Akibat politik desoekarnoisasi di era Orde Baru dulu,” katanya pula.

Basarah pun menyebut Anies Baswedan sepakat Demi menjadi jembatan silaturahmi dengan Grup Islam. “Khususnya para pendukungnya, agar tercipta persaudaraan kebangsaan yang kokoh antara Grup Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois, khususnya dengan PDIP,” sambung dia.

Meski akhirnya PDIP Tak mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, menurut Basarah, Anies mengakui gagasan dan rencana Bagus Demi menjadi jembatan silaturahmi antara Grup Islam dan kalangan Nasionalis Soekarnois akan Lanjut dijalankan karena hal itu menjadi kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia.

Cek Artikel:  Klinik Sedot Lemak di Depok yang Tewaskan Perempuan Sumut Rupanya Pernah Dipolisikan Kasus Mantappa

“Dalam pertemuan saya Serempak Hasto Kristiyanto, Mas Anies Baswedan menegaskan bahwa pilkada bukan sekadar urusan seremonial lima tahunan, tapi tugas menyatukan bangsa Indonesia adalah tugas sejarah yang harus kita kerjakan Serempak-sama,” ujarnya menjelaskan.

Di samping itu, Basarah menyoroti ‘Markas Komando Jakarta Menyala Demi Perubahan’ di kawasan Cilandak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang dibuka oleh Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid.

Markas dimaksud merupakan salah satu bentuk dukungan Anies Baswedan kepada Kekasih Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, yang diusung oleh PDIP. “Kami sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Mas Anies Baswedan dan timnya itu,” imbuh Basarah.

Mungkin Anda Menyukai