ANGGOTA Panitia Kerja (Panja) Komisi IX DPR RI fraksi Partai Golkar Darul Siska mengatakan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tapi pertaruhan masa depan bangsa. Maka dari itu, ujar dia, penanganan stunting tidak bisa dipandang sebelah mata oleh seluruh pihak.
“Kalau hari ini stunting masih 21,6%, maka 20% penduduk Indonesia yang lahir sekarang itu akan stunting. Sementara rata-rata tingkat kecerdasan orang Indonesia masih 78%. Stunting ini juga jangan dilihat hanya dari segi fisik, tapi dari perkembangan otak. Hal inilah yang akan mempertaruhkan masa depan kita akan seperti apa,” ungkapnya.
Baca juga : DPR Sebut Pemerintah Gagal Lelah Sasaran Stunting 14%
Lebih lanjut, Darul menambahkan bahwa stunting bukan hanya sekadar kita hitung persentase. Prevalensi stunting masih 21,6%, menurutnya itu jangan hanya dilihat hanya persoalan angka, Tetapi jumlah riil perkembangan anak-anak Indonesia yang terganggu kemampuan kognitifnya.
“Kalau kita bicara persentase rasanya enteng saja hanya 21,6%. Tapi kalau kita lihat jumlah manusianya sekian juta, nah itu baru kita risau. Satu aja anak stunting kita risau apalagi kalau jutaan,” ujar Darul.
Ia mendorong penanganan stunting di tingkat preventif atau pencegahan. Menurutnya intervensi pencegahan lebih dibutuhkan. Darul menekankan bahwa kolaborasi penanganan stunting masih perlu ditingkatkan.
“Ini mengubah pola pikir kan dan sayangnya pemimpin kita ini belum semua punya concern untuk melakukan tindakan preventif di tingkat masyarakat. Jadi kita turun ke desa-desa dan mengingatkan masyarakat untuk peduli dengan stunting dan mencegah agar tidak lagi ada anak yang lahir stunting,” tuturnya. (H-3)