KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan investigasi ke sejumlah kampus terkait kasus perundungan atau bullying . Salah satunya Universitas Airlangga Surabaya juga tidak luput dari pemeriksaan. Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih di Surabaya, kemarin mengakui adanya tim Kemenkes melakukan investigasi buntut kasus perundungan atau bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip).]
“Niscaya kita dukung (Kemenkes menginvestigasi). Apabila terbukti ada (kasus bullying) ya pasti kita tindak sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Apabila sangat berat ya bisa saja di DO (drop out),” katanya di Surabaya, kemarin
Universitas Airlangga (Unair) masuk daftar kampus yang diinvestigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pihaknya, memastikan, mendukung upaya Kemenkes menginvestigasi kampus-kampus fakultas kedokteran.Ia mengaku akan memberlakukan sanksi terberat berupa drop out pada mahasiswa PPDS yang terbukti melakukan bullying.
Baca juga : Upaya Penyelesaian Perundungan di PPDS Jangan Bersifat Top Down
Menurutnya, investigasi ini harus dilakukan agar kasus bullying bisa diberantas di dunia pendidikan kedokteran.
“Tapi prinsipnya, jika ada indikasi atau laporan atau apapun, tentu akan sangat bagus jika segera ditindaklanjuti, kalau perlu ya diinvestigasi dengan profesional agar semua jadi clear dan jelas sejelas-jelasnya serta tidak timbul fitnah,” ujarnya.
Jauh sebelum kasus bullying di PPDS Undip, lanjut Prof Nasih, Unair sudah membentuk tim khusus menangani kekerasan dalam kampus termasuk perundungan.
Selain tim khusus penanganan, ada juga pendampingan hukum maupun psikolog bagi korban.
“Niscaya sudah disiapkan segalanya, ya hukum ya psikolog dan lain-lain. Sudah lama kita punya itu (tim khusus) termasuk khususnya di FK dan RSDS (RSUD Dr. Soetomo),” katanya. (Z-9)