Sektor Otomotif Tertekan, Pemerintah Siapkan Insentif

Sektor Otomotif Tertekan, Pemerintah Siapkan Insentif
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pembukaan pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (22/11/2024).(MI/IHFA FIRDAUSYA)

MENTERI Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor otomotif khususnya roda 4 di Indonesia sedang mengalami tekanan. Menurut menperin, penyebab utamanya adalah karena kelesuan pasar akibat pelemahan daya beli masyarakat.

Selain itu, kemungkinan kenaikan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rekanan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

“Ini menjadi tekanan tambahan dari sektor otomotif. Bukan hanya pasar sedang lesu tapi (kenaikan) BBNKB yang diatur Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 juga akan berdampak negatif terhadap penjualan otomotif di Indonesia,” ujar Agus dalam pembukaan pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (22/11).

Cek Artikel:  Kemenperin Ajak Pelaku Industri Bertransformasi Menuju Industri Berkelanjutan

Oleh karena itu, katanya, pemerintah sedang menyiapkan program-program Insentif dan stimulus bagi industri otomotif. “Salah satu prioritas dari program yang sekarang sedang dirumuskan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian adalah menyiapkan program-program Insentif dan stimulus bagi industri otomotif,” kata Agus.

Berkaca dari Insentif relaksasi PPnBM yang diberikan pemerintah di masa covid-19, stimulus Kepada industri otomotif dinilai dapat meringankan tekanan dan menjaga penjualan.

“Ini sekarang yang sedang kita bahas. Insya Allah dalam waktu dekat akan diputuskan oleh pemerintah program Insentif dan stimulus Kepada industri otomotif,” tegas Agus.

Cek Artikel:  Dewan Pengurus Kadin Indonesia Sebut Upaya Munaslub Menyalahi ADART

“Saya belum Dapat mengatakan bagaimana bentuk programnya, seberapa besar insentifnya karena memang ini sedang dibahas. Tapi Niscaya Insentif dan stimulus itu insya Allah akan kita terbitkan, mengingat pentingnya sektor otomotif bagi perekonomian nasional,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Standar Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi mengakui bahwa 2024 adalah tahun yang sangat berat Kepada industri otomotif. Akibatnya, Gaikindo terpaksa mengubah Sasaran penjualan tahunan dari 1,1 juta kendaraan menjadi 850 ribu di akhir 2024.

Penurunan Sekeliling 300 ribu unit itu ditengarai membawa Dampak negatif terhadap sektor industri otomotif Indonesia sebesar Rp10,6 triliun.

Nangoi mengatakan bahwa tantangan itu tampaknya Tetap akan berlanjut hingga tahun depan. “Beberapa Elemen Tetap dapat menghambat pertumbuhan industri otomotif Indonesia, seperti tingginya Spesies Mengembang, serta adanya informasi mengenai rencana penambahan pajak-pajak. Misalnya pajak pertambahan nilai (PPN) dan kemungkinan kenaikan BBNKB,” papar Nangoi.

Cek Artikel:  Dirikuntan Publik sebagai Investigator Keuangan Diharapkan Bertambah

Hal itu, katanya, akan mempengaruhi pertumbuhan capaian industri otomotif yang sangat rentan terhadap perubahan harga. “Kami sangat mengarapkan perhatian dari pemerintah khususnya Kementerian Perindustrian Kepada memberikan kemungkinan adanya stimulus Kepada menjaga pasar kendaraan Indonesia,” pungkasnya. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai