Elok Nian Keindahan Alam di Ujung Papua Ini

Tak Eksis kata yang Bisa melukiskan keindahan Raja Ampat, selain menikmatinya secara langsung. Deskripsi tempat indah di atas bukanlah mimpi, semuanya Konkret dan Betul-Betul Eksis. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia-lah tempatnya. Kepulauan yang berada di ujung barat laut pulau Papua ini memang sudah dikenal luas sebagai ‘tambang emas’ bagi para penggila petualangan. Sedangkan, bagi para penyelam dalam dan luar Indonesia, Raja Ampat dianggap sebagai surga yang Tak dapat diungkapkan kata-kata. Satu-satunya Metode Demi membuktikan berbagai pendapat ini adalah dengan datang langsung menikmati ‘sang mutiara’ di ujung Papua ini.

Ayam jantan belum Kembali terdengar berkokok, Demi pesawat yang kami tumpangi melesat Segera meninggalkan gelapnya Jakarta. Dalam kabin, hanya deru mesin yang terdengar. Tak ubahnya Musik peneman tidur para penumpang, termasuk kami tentunya, yang mencoba memejamkan mata Demi membunuh rasa kantuk. Harap maklum, para penumpang rata-rata sudah tiba di bandara antara pukul 02.00 atau 03.00 Demi penerbangan jam 04.00.

Raja Ampat adalah akhir dari perjalanan ini. Tetapi sebelum Tamat di sana, pesawat harus terlebih dahulu mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar selama 30 menit dan kembali terbang menuju Sorong, Papua. Setelah menempuh enam jam perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, akhirnya roda pesawat menyentuh aspal Bandara Domne Eduar d Osok, Sorong, dengan mulus.

Pariwisata Indonesia, Raja Ampat: Elok Nian Keindahan Alam di Ujung Papua IniPariwisata Indonesia, Raja Ampat: Elok Nian Keindahan Alam di Ujung Papua Ini
Keindahan laut yang hakiki merupakan anugrah Kepulauan Raja Ampat yang Tak dimiliki daerah lain. Foto: Dok. PI

Berhubung perut lapar karena pesawat berangkat dari Jakarta pukul 04.00 WIB, sebelum menuju pelabuhan Demi menyeberang, kami mampir terlebih dahulu di restoran Pondok Bambu. Menunya siang itu ikan baronang bakar, cah kangkung dan kepiting saos tiram dengan makanan pembuka sup asparagus. Maknyusss.

Setelah perut penuh terisi, perjalanan dilanjutkan menuju Pelabuhan Klalin, yang berlokasi di Desa Klauyuk. Sebuah speedboat  telah menanti kedatangan kami. Dari pelabuhan tradisional ini, speedboat bergerak menyelusuri sungai Klalin yang berkelok-kelok. Airnya yang hijau kecoklatan dan hutan mangrove di kanan dan kiri sungai Membikin perjalanan jauh dari hal yang menjemukan. Apalagi kecepatan speedboat acap kali diturunkan Demi berpapasan dengan Bahtera-Bahtera kecil Punya rakyat setempat. Karena terjadi berulang-ulang, tentu menimbulkan pertanyaan mengapa kapal berjalan Lamban. Rupanya ombak yang diciptakan dari pergerakan speedboat dapat Membikin Bahtera kecil terbalik. “Kalau Tamat terbalik, si pemilik Bahtera Bisa tuntut kita satu miliar,” ujar Ruslan, Anggota Sorong Natalis Bugis yang menemani kami sepanjang perjalanan.

Cek Artikel:  Melewati Malam Halloween di Hotel Grand Savero Bogor

Setelah Nyaris 30 menit menyusuri keindahan sungai Klalin dengan hutan mangrove-nya, yang sunyi, speedboat membawa kami masuk dalam keramaian pelabuhan Sorong dengan kapal-kapal besarnya, termasuk jejeran kapal-kapal Pinisi dan Bahtera-Bahtera kecil bermesin tempel sebagai moda sarana antar pulau bagi penduduk.

Selepas dari kawasan pelabuhan, speedboat melaju dengan kekuatan penuh menuju Waisai, Kota Kabupaten Raja Ampat. Demi Tamat di Waisai membutuhkan waktu 2 jam atau lebih tergantung cuaca. Mujur selama perjalanan cuaca begitu cerah, sehingga ombak laut Tak terlalu tinggi Demi dilalui. “Kalau cuaca sedang Tak bagus ombak Bisa setinggi 2 Tamat 3 meter,” ujar Ose, awak speedboat.

Setelah satu jam perjalanan, gugusan kepulauan Raja Ampat mulai terlihat.  Waisai yang dituju semakin dekat. Tak berapa Lamban, speedboat menurunkan kecepatannya dan akhirnya bersandar di pelabuhan rakyat yang lokasinya tak seberapa jauh dari Pantai Waisai Tercinta.

Seakan tak Mau membuang-buang waktu, check in di Hotel Maras Risen dan Menurunkan barang bawaan. Kami pun bergegas kembali ke speedboat Demi mulai menjelajahi keindahan Raja Ampat yang mendunia itu. Apalagi hari Tetap siang, Sekeliling jam 14.00 waktu setempat, ditambah Surya yang bersinar cerah tentu rugi Demi dilewatkan begitu saja meski hanya sekedar bersnorkeling ria.

Tujuan pertama adalah Pulau Saonek Monde (Kecil) sebagai pemanasan. Pulau yang berada Cocok di depan dermaga Waisai ini sangat cocok bagi para pemula yang Mau bersnorkeling, karena ombaknya Tak terlalu besar. Meski taman lautnya kalah jauh dibandingkan pulau-pulau lain di Raja Ampat, Tetapi tetap Mempunyai keunikan yakni keberadaan mandarin fish.

Cek Artikel:  Desa Wisata Pandanrejo Pesona Alam di Purworejo

Disebut mandarin fish, karena ikan ini Mempunyai Rona biru, merah dan orange sehingga mirip dengan corak motif China. Keunikan lainnya, ikan ini hanya muncul pada jam-jam tertentu yakni antara 17.00-18.00 secara bergerombol.

Setelah pemanasan dirasakan cukup, kami pun berpindah tempat ke perairan di Sekeliling Pulau Mansuar. Tetapi baru saja mesin speedboat dimatikan, perlahan cuaca yang semula cerah mulai berubah mendung. Laut yang semula tenang, mulai bergolak. Kalau sudah begini snorkeling Tak Kembali nyaman Demi dilakukan. Bila Tak terlalu mahir, Bisa-Bisa air laut bakal tertelan. Nah kalau sudah begini kondisinya, janganlah panik. Alasan kepanikan Malah akan Membikin Anda semakin kembung karena menelan begitu banyak air laut.

Pariwisata Indonesia, Raja Ampat: Elok Nian Keindahan Alam di Ujung Papua IniPariwisata Indonesia, Raja Ampat: Elok Nian Keindahan Alam di Ujung Papua Ini
Menikmati pulau ini, diving adalah keindahan sesungguhnya. Foto: Dok. PI

Setidaknya begitulah kondisi yang dialami oleh rekan perjalanan kami. Bermaksud Demi memotret keindahan alam Dasar air Raja Ampat, dengan perlengkapan snorkeling dan kamera, dirinya langsung menceburkan diri ke dalam birunya air laut. Awalnya berjalan normal, Tetapi kondisi berubah mencekam ketika laut yang tenang mulai bergelombang tinggi. Tubuhnya sempat terombang-ambing, usahanya Demi kembali ke kapal terasa sia-sia Demi ombak Malah membawanya menjauh. Menyantap kondisi tersebut, satu-satunya jalan adalah speedboat yang bergerak mendekati dan menariknya kembali ke dalam kapal. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Menyantap gelombang laut kian tak bersahabat dan kondisi Sahabat yang shock, diputuskan Demi kembali pulang ke Waisai. Sebagai informasi, cuaca di Raja Ampat dapat berubah dengan Segera. Itu terjadi Demi ketika kami menuju Teluk Kabui. Teluk yang berada di Pulau Waigeo dan berhadapan dengan Pulau Gam, ini dari kejauhan tampak gumpalan kabut yang teramat pekat mulai dari tanah hingga menembus Gugusan. Sebuah pemandangan yang menakjubkan. Tetapi itu bukanlah kabut, melainkan hujan yang tercurah dengan derasnya. Demi speedboat melewatinya, meski hanya berjarak beberapa meter saja Rupanya Tak membasahi.

Setidaknya begitulah gambaran yang kami dapat selama sepekan berada di Raja Ampat. Kepulauan ini merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Ke empat gugusan pulau besar tersebut yakni Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati dan Pulau Batanta.

Cek Artikel:  Parade Lenggak Lenggok mewarnai kemeriahan Festival Batanghari

Dunia mengakui bahwa Raja Ampat Mempunyai terumbu karang terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persen diantaranya berada di kawasan ini. Hal yang tak kalah mengagumkannya, terdapat hamparan terumbu karang yang dapat bertahan hidup meski air laut tengah surut, berada di udara terbuka dan terpanggang langsung sinar Surya. Pemandangan yang indah ini dapat ditemukan di Kampung Saondarek Demi air laut surut, sehingga para wisatawan tak berlu bersusah payah Demi menyelam.

Itu baru terumbu karang, belum biota lautnya, tercatat diperairan ini Mempunyai 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis hewan karang. Beberapa diantaranya yakni  kuda laut katai, wobbegong (hiu karpet), ikan pari Manta, ikan tuna darin jenis giant trevallies dan snappers, ikan barakuda dan Eviota raja, Yakni sejenis ikan gobbie yang merupakan ikan endemik Raja Ampat serta Dugong (ikan duyung).

Kehidupan mahluk didaratannya pun tak kalah indah.  Pulau Raja Ampat juga Mempunyai hewan-hewan Aneh seperti Cendrawasih Merah, Cendrawasih Wilson, Maleo Waigeo, Kuskus Waigeo, beraneka Burung Nuri dan Kakatua. Demi tumbuhan, Berbagai Jenis jenis anggrek menjadi daya tarik bagi para pecintanya.

Dengan Seluruh keindahan yang dimiliki, tak hanya wisatawan atau para penggila dunia Dasar laut saja yang datang berbondong-bondong datang dan rela menunggu selama satu minggu Demi Bisa menginap di cottage-cottage di beberapa pulau di Raja Ampat. Para pemimpin dan kesohor dunia pun rela terbang bermil-mil jauhnya Demi datang ke Raja Ampat. Terakhir, Sekeliling bulan Agustus Lewat, Keluarga Kerajaan Monako datang berkunjung dengan menggunakan pesawat terbang pribadi dan tinggal selama seminggu lebih di perairan Raja Ampat.

Keindahan Raja Ampat telah membius dunia. Adakah yang Bisa menolak godaannya? (Shelo Soedarjo)

Mungkin Anda Menyukai