Pariwisata Indonesia, Waisai Mimpi Yang Sempurna

Dari hutan belantara dengan 10 rumah, Waisai tumbuh dengan Segera dengan segala hiruk pikuk kesibukan penduduknya. Kearifan lokal menjadi acuan demi menyelaraskan denyut pembangunan tanpa merusak keindahan alamnya.

Adam hanya Bisa terpana Ketika kakinya menjejak tanah Pulau Waisai Kepada pertama kalinya.  Dalam hati dia Berbicara, “Mau bikin ibukota kabupaten kok kayak main-main sih, jangan-jangan Hanya mimpi”.

Adam Layak membatin. Dia menghitung hanya 10 buah rumah yang tampak, selebihnya sepanjang matanya Memperhatikan hanya hutan belantara yang terlihat. Rumah-rumah itupun hasil dari program ABRI Masuk Desa (AMD) Kepada diberikan kepada penduduk yang didatangkan dari Pulau Waisai. Konon menghunikan Waisai gagal, akibat penduduk pendatang tersebut memilih Kepada kembali ke kampung halaman karena Enggak kuat dengan kondisi alam di daerah yang baru.

Sebelum dipindahtugaskan dari Sorong ke Raja ampat sebagai PNS, Adam sudah membayangkan bakal menempati kantor dinas pariwisata yang baru. Tetapi angan-angannya buyar seketika, jangankan kantor dinas, kantor bupati atau kantor pemerintahan lainnya, Kepada berjalan pun harus membabat semak belukar terlebih dahulu.

”Bagaimana mau percaya Waisai hutan belantara akan dijadikan ibukota kabupaten Raja Ampat. Orang-orang yang dikasih rumah gratis saja memilih kabur dari Waisai,” ujarnya.

Kenyataannya, keputusan pemisahan Raja Ampat dari kabupaten induk yakni Sorong sudah disetujui pada tahun 2003. Serempak dengan Raja Ampat, tercatat 13 kabupaten baru hasil pemekaran di Papua Barat yang diumumkan secara Formal pada 22 April 2002 Lampau.

Kini Waisai sebagai ibukota Raja Ampat semakin dilirik para wisatawan. Foto: Dok. PI

Waisai hanyalah bagian kecil dari gugusan Kepulauan Raja Ampat yang tercatat Mempunyai kurang lebih 610 pulau besar dan kecil dengan luas Kawasan mencakup 46.000 kilometer yang meliputi 6.000 km2 daratan dan 40.000 km2 lautan. Dari ratusan pulau, hanya  35 pulau yang Eksis penduduknya dan diantaranya hanya 4 pulau besar yang paling banyak penduduknya Ialah Misool, Salawati, Batanta dan Waigeo dimana terdapat kota Waisai sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Raja Ampat.

Cek Artikel:  10 Tempat Wisata di Semarang Terbaru 2024, Anti-Mainstream

Karena hanya Eksis 10 rumah, para pegawai pemerintahan yang mulai berdatangan harus rela tinggal di tenda-tenda. Sebagai kabupaten baru, Raja ampat hanya diberi waktu satu Sebelah tahun Kepada menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati tahun 2005 dan Ketika yang bersamaan harus membangun infrastruktur dasar. Artinya, baru pada tahun 2006, Raja Ampat Mempunyai bupati hasil Pilkada.

Di tengah keterbatasan yang Eksis, Raja Ampat yang berdasarkan sejarah, konon namanya pemberian dari Raja Ternate ketika menjadikan Kawasan kepulauan Sekeliling kepala burung ini sebagai jajahannya, yang berarti jumlah raja-raja kecil yang memimpin di empat gugusan pulau besar Ialah Batanta, Misool, Salawati, serta Waigeo, ini dikaruniakan keindahan alam lautnya.

Keindahan terumbu karang Pulau Raja Ampat Bisa dikatakan Enggak Eksis duanya di dunia ini. Terumbu karang di laut Raja Ampat dinilai sebagai terumbu karang terlengkap di dunia. Dari 537 jenis karang dunia, 75 persen di antaranya berada di kawasan ini.  Selain itu, perairan ini Mempunyai 1.104 jenis ikan, 669 jenis moluska (hewan lunak) dan 537 jenis hewan karang.

Seiring perjalanan waktu, Kepulauan ini  menjadi tujuan para penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan Rendah lautnya. Kini Kepada menginap di salah satu resort, para wisatawan harus terlebih dahulu pesan tempat enam bulan sebelumnya.

Cek Artikel:  Wisata Banjarmasin yang Bikin Liburan Makin Berkesan
Suasana pelabuhan di Waisai ikut mewarnai denyut nadi pariwisata. Foto: Dok. PI

Hanya dalam tempo empat tahun, tepatnya 2010, Waisai telah tumbuh menjadi ibukota kabupaten yang ramai. Kedatangan para  turis telah melahirkan multi player effect bagi Raja Ampat, khususnya Waisai. Berdasarkan data di dinas pariwisata, pada tahun 2009 jumlah wisatawan yang datang Sekeliling 3.000 orang dengan pendapatan dari sector pariwisata sebesar Rp 6 miliar. Di tahun 2010 ini, hingga bulan November tercatat 6.000 orang wisatawan dengan pemasukan sebesar Rp 9 miliar.

Waisai pun telah menjadi kota yang Layak Kepada menyandang beban sebagai ibukota kabupaten. Kantor-kantor pemerintahan telah berdiri, termasuk kantor dinas bupati dan gedung DPRD, gedung KPU, gedung Panwaslu, rumah sakit, perusahaan listrik daerah, gedung sekolah serta gedung-gedung perkantoran lainnya Punya swasta termasuk hotel damn tak lupa jalan-jalan dengan model betonisasi memanjang bak ular raksasa membelah Waisasi ke segala penjuru.

Tetapi Segala itu terwujud tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Hutan belantara yang Tetap perawan dan geografis yang berbukit, tentu menjadi tantangan yang tak mudah Kepada ditaklukkan. Belum Tengah alat-alat berat yang harus didatangkan dari Sorong melalui jalur laut. Bicara soal laut tentulah berbicara soal cuaca di tanah Papua yang umumnya Enggak menentu. Cuaca di Sorong yang cerah belum tentu sama di Waisai, malah kerap kali ditengah perjalanan cuaca berubah dan kondisi laut yang tenang berubah menjadi gelombang yang tingginya Bisa mencapai 3 meter.

Cek Artikel:  20 Nama KLIA Hotel Nyaman dengan Tarif Terjangkau

Membangun dari Nihil kilometer, begitulah kondisi Waisai. Bukit-bukit pun dibelah dan pohon-pohon dari hutan perawan pun terpaksa ditebang. Konsekuensi pahit yang harus ditelan demi sebuah pembangunan. Tetapi bukan berarti main tebang dan pangkas bukit semata, Waisai dan umumnya Raja Ampat, masuk dalam Kawasan konservasi dan cagar alam. Sehingga sorotan Enggak saja datang dari pemerintah pusat dan LSM pemerhati lingkungan hidup, tapi juga dari lembaga-lambaga Dunia.

Konsep kearifan lokal pun menjadi jawaban dalam menyelaraskan jalannya pembangunan, sehingga kedua belah pihak saling member dukungan dan bukan sebaliknya saling bertentangan. Toh sejatinya pembangunan Waisai menjadi ibukota kabupaten bukanlah semata-mata ditujukan buat  pihak-pihak yang mendukung atau yang menolak, tapi memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi rakyat dengan tetap menjaga kelestarian hutan dan segala mahluk yang dihidup didalamnya.

Memperhatikan Lalu meningkatnya jumlah wisatawan yang datang, pemerintah Raja Ampat pun mulai membangun bandar udara di Waisai. Bila terealisir, bandara ini nantinya Bisa didarati oleh pesawat kecil, sehingga wisatawan asing dari Bali Bisa langsung mendarat di Waisai. Dari hasil studi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembangunan bandar udara layak Kepada dilakukan.

Memperhatikan begitu cepatnya perubahan yang terjadi, Tengah-Tengah Adam Hanya Bisa menggelengkan kepala seakan Enggak percaya. “Dulu hanya Eksis hutan belantara dengan 10 rumah, kini Segala orang Ingin datang dan menetap di Waisai. Seperti dalam mimpi,” ujarnya Sembari menggeleng-gelengkan kepala. (shelo soedarjo)

Mungkin Anda Menyukai