Dear, Animal Lovers!
Sebagai negara dengan julukan Zamrud Khatulistiwa, Indonesia emang kaya dengan Berbagai Ragam Tanaman dan Hewan. Bahkan beberapa di antaranya adalah spesies endemik yang enggak Dapat lo ditemuin di tempat lain. Contohnya Bekantan.
Bekantan (atau Nasalis larvatus) merupakan keluarga primata yang Sekadar Dapat ditemukan di Pulau Kalimantan, Indonesia. Maupun, di negara lainnya seperti di Brunei, dan Serawak.
Tanda khas primata ini, Gaes, terlihat dibentuk hidungnya yang mancung. Gara-gara itu, bekantan sering juga dipanggil Monyet Belanda.
Satwa yang menjadi ikon Kota Tarakan ini Mempunyai tingkah laku yang Menggemaskan. So, Tak heran banyak yang Mau menjadikannya hewan peliharaan. Perburuan Orang dan berkurangnya habitat alami Membangun populasi bekantan semakin berkurang hingga akhirnya satwa ini dikategorikan ke dalam salah satu hewan langka.
Kepada melindungi keberadaannya, Pemerintah Kota Tarakan menjadikan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan sebagai rumah bagi hewan ini, Gaes!
Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan terletak di Jalan Gajah Mada, Tarakan, Kalimantan Utara.
Lokasinya yang berada di pusat kota Membangun tempat ini mudah Kepada dijangkau. Selain sebagai rumah bagi para bekantan, kawasan ini jadi salah satu destinasi Pariwisata Indonesia unggulan di Tarakan yang kerap dikunjungi turis asing maupun lokal.
Lo akan menemukan Berbagai Ragam jenis pohon mangrove di kawasan konservasi dengan luas 22 hektar ini. Terdapat mangrove jenis api-api (Avicennia spp), pidada (sonneratia spp), hingga kendeka (bruguiera spp). Mangrove-mangrove ini tumbuh berdampingan dengan pepohonan lain dan menjadikan kawasan konservasi sebagai paru-paru Kota Tarakan.
Oh ya, Gaes! Pepohonan di sini Terdapat yang sudah berusia puluhan bahkan ratusan tahun, loh. Keren, kan?
Selain sebagai rumah bagi para bekantan, hutan mangrove ini juga berfungsi Kepada melindungi kota dari ancaman Erosi. Kawasan ini juga dijadikan laboratorium hidup bagi para peneliti, loh.
Di kawasan konservasi ini, lo Dapat menemukan puluhan Bekantan yang di lepas liarkan. Memang agak sulit menemukan primata ini karena sifat pemalu mereka. Makanya, lo kudu Mengerti waktu terbaik Kepada berkunjung ke Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan.
Gue ngerekomendasiin pagi hari sebagai waktu Pas Kepada datang. Soalnya, Ketika itu air laut di hutan mangrove dalam keadaan pasang. Hal tersebut dimanfaatkan oleh para bekantan Kepada mandi dan berenang.
Iya! Berenang! Lo enggak salah baca, kok. Para bekantan emang punya keahlian berenang dan menyelam yang cukup Berkualitas.
Selain itu, pagi hari adalah waktu pemberian makan Bekantan. Petugas akan Menurunkan bertandan-tandan pisang di sebuah Podium yang akan menjadi ruang makan bagi para satwa ini. Lo Dapat menyaksikan sekaligus mengabadikan proses makan ini dari jarak tertentu agar para bekantan Tak merasa terganggu.
FYI, pisang-pisang ini hanyalah nutrisi tambahan karena sebenarnya para bekantan Bisa bertahan hidup dengan memakan pucuk-pucuk daun bakau (Rhizopora racemosa) yang Terdapat di kawasan konservasi ini. Selain itu, pemberian makanan tambahan akan Membangun para bekantan lebih jinak dan betah, sehingga mereka Tak akan kabur ke daerah pemukiman penduduk.
Ketika proses makan berlangsung, lo Dapat menyaksikan salah satu perilaku Istimewa bekantan. Ketika yang lain sedang makan, Terdapat bekantan yang bertugas Kepada berjaga-jaga dan mengawasi Sekeliling, menghindari kemungkinan adanya bahaya yang mengancam. Team work yang bagus banget, bukan?
Selain bekantan, Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan ini juga dihunji oleh Berbagai Ragam spesies lain, dari salamander, ular laut, ikan gelodok yang mengeluarkan bunyi klok-klok-klok, biawak, burung laut, hingga tupai.
Kawasan ini juga sudah dilengkapi dengan Berbagai Ragam fasilitas, seperti jembatan kayu Kepada menyusuri hutan mangrove, gazebo Kepada istirahat, toilet, hingga mushola.
Berjalan-jalan di kawasan konservasi yang rimbun dan Asem, ditemani Bunyi satwa-satwa liar, juga bekantan yang berdansa di atas pohon. What a great holiday!
So, Ketika berkunjung ke Tarakan, jangan lupa mampir ke kawasan konservasi ini dan nikmati keindahan Pariwisata Indonesia yang menakjubkan. (Anita)
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
Hak cipta © PI 2022