Memasyarakatkan Polugri, Mimpi yang Mau Diraih FPCI dan Dino Patti Djalal

Founder Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal. Foto: Liputanindo.id/Muhammad Reyhansyah

Jakarta: Sebagai komunitas pecinta politik luar negeri, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) telah berdiri selama 10 tahun. Menggaet anak-anak muda, FPCI mengambil pendekatan yang berbeda dan lebih menarik dari pada organisasi serupa lainnya.

Dino Patti Djalal, pendiri FPCI merupakan mantan wakil menteri luar negeri di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia Menyantap kebijakan luar negeri harusnya tak hanya diketahui oleh elite, tapi juga masyarakat akar rumput.

Bagaimana FPCI berperan dan Menyantap kebijakan politik luar negeri Indonesia selama 10 tahun ini? Berikut bincang-bincang Liputanindo.id dengan Dino Patti Djalal.

Setelah purna tugas sebagai Wakil Menteri Luar Negeri, Bapak mendirikan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI). Pandai dijelaskan, apa tujuan yang Mau dicapai pada Demi itu, dan tantangan apa saja yang dihadapi?

Intinya saya waktu itu merasa kalau politik luar negeri itu agak elitis, dalam Arti hanya Ahli yang paham Betul mengenai dinamikanya dan lain sebagainya, Tetap karangan elit politik atau orang yang Ahli-Ahli yang Mengerti mengenai itu. Padahal saya Menyantap kayaknya potensinya besar sekali Kepada mengikut sertakan masyarakat,publik dan pemuda, mahasiswa dan lain sebagainya. 

Jadi itu yang saya lakukan Adalah mencoba memasyarakatkan politik luar negeri melalui FPCI, tapi juga secara lebih Tertentu menyebarkan semangat internasionalisme di tanah air. Karena dalam bacaan kita, nasionalisme sudah keren, sudah banyak dianut orang-orang, tapi internasionalisme Tetap kurang dan Tetap belum dipahami oleh sebagian besar rakyat kita. Padahal internasionalisme itulah adalah kunci sukses suatu bangsa kalau menurut saya.

Apa  tantangannya Kepada Membangun FPCI ini dalam memperkenalkan kebijakan luar negeri Indonesia? 

Kalau tantangan mengenai politik luar negeri itu saya rasakan di mana-mana, di Amerika misalnya. Kalau Terdapat konferensi mengenai politik luar negeri, sedikit sekali yang datang. Mungkin puluhan atau ratusan gitu bahkan di Washington DC juga, di Tiongkok juga begitu ya, di India juga begitu dan sebagainya.

Jadi, di Indonesia tantangannya adalah bagaimana Membangun publik itu menggandrungi politik luar negeri. Ya tantangannya itu adalah bagaimana Pandai Bertanding dengan isu-isu lain ya dan bagaimana Pandai Membangun anak muda itu Menyantap foreign policy itu sebagai hal yang keren dan inspiratif. Dan agak susah dengan Langkah-Langkah Lamban, karena Langkah-Langkah Lamban itu menggunakan Ungkapan-Ungkapan yang teknokratis, bahasa diplomatik yang tinggi gitu dan anak muda sulit Kepada menyerap hal itu.

Tapi kita akhirnya berubah menggunakan Ungkapan-Ungkapan yang lebih friendly di telinga dan ini Membangun, dan kita Guna celebrity juga dan lain sebagainya sehingga anak muda lihat wah ini menarik ya foreign policy. Bukan hanya menarik tapi bahkan inspiratif juga.

Apa saja capaian dari FPCI selama 10 tahun ini? 

Wah cukup banyak. Pertama kita dari satu gubuk kecil ya. Kalau kita beratkan di desa, duduk gubuk kecil, nah gubuk kecil itu adalah FPCI ya. Bahkan hanya berapa orang anggotanya waktu itu. Tapi sekarang telah menjadi ormas Interaksi Global terbesar di Indonesia, dan di Asia Tenggara, bahkan di Asia Pasifik.

Bahkan guru besar Interaksi Global Amitav Acharya. Kalau orang HI Niscaya Mengerti ya. Dia bilang ini (FPCI) Mempunyai konferensi terbesar di dunia gitu ya.

Nah, jadi itu menurut saya salah satu capaian yang terbesar. Kita juga menyelenggarakan apa yang dinamakan online Dunia Town Hall, Adalah suatu perdebatan utara selatan, timur barat yang diikuti oleh Sekeliling 28.000 peserta dari 150 negara.

Ormas-ormasnya, kampusnya ikut Kepada membahas berbagai masalah dunia. Ini satu-satunya inisiatif yang dilakukan oleh kebudayaan Indonesia. Kita juga menyelenggarakan Net Zero Summit, Adalah Lembaga perubahan iklim yang juga terbesar di Indonesia.

Bahkan orang bilang juga di Asia Tenggara. Jadi hal-hal seperti ini yang kita lakukan, tapi kita juga memajukan agenda-agenda yang menurut kita Krusial Kepada dilakukan oleh pemerintah dan juga masyarakat. 

Dalam FPCI dikemukakan mengenai citizen diplomacy. Apa itu? Dan sudah sejauh mana implementasinya di FPCI?

Kalau menurut saya, citizen diplomacy itu adalah kita Mengerti kalau diplomasi itu yang menjalankan presiden, menteri-menteri, diplomat, menteri besar dan lain sebagainya. Jadi Terdapat pelakunya. Nah kalau ini pelakunya adalah rakyat Standar seperti kami, tapi Acuh dengan masyarakat Global.

Cek Artikel:  Surat Pengunduran Diri Disetujui, Macron Lagi Tugaskan Gabriel Attal Pimpin Parlemen Sementara

Jadi kami memberikan ide kepada pemerintah, kami melakukan event, kami melakukan advokasi terhadap masyarakat, melakukan outreach terhadap citizen dan grup di negara lain dan lain sebagainya. Jadi itu adalah citizen diplomacy Adalah bottom-up. Kalau diplomasi kadang-kadang top-bottom ya, top-down.

Jadi, menurut saya kami termasuk yang paling aktif Kepada melakukan citizen diplomacy ini. Karena memang itu adalah DNA FPCI dari awal. 

Apa yang membedakan FPCI dari lembaga-lembaga foreign policy lainnya?

Yang paling gampang sih kalau Pandai dilihat dari konferensi kita Terang. Jadi Terdapat orang namanya Profesor Gordon Flake, kita undang ke acara kita. Dia pikir hanya datang ke acara Standar, tapi Rupanya dia lihat wah ini ribuan orang dari pagi jam 08.00 mengantre. Seperti mau nonton rock concert. Jadi dia bilang ini satu-satunya, di dunia bahkan, suatu konferensi yang antara rock concert dan seminar gitu.

Dan dia juga terpana, Rupanya orang datang bukan hanya Kepada sejam, tapi seharian penuh mereka tinggal disana gitu. Keunikan kami disitu. Kami Pandai Betul-Betul mempunyai daya tarik di kalangan akar rumput dan Membangun foreign policy itu jadi very attractive, jadi keren gitu.

Jadi selama 10 tahun ini, bagaimana FPCI dan Anda sendiri secara pribadi Menyantap politik luar negeri Indonesia? 

Dalam 10 tahun itu di masa Presiden Jokowi Terdapat 2 babak. Babak pertama, 5 tahun pertama itu Kagak begitu menggeliat ya. Karena beliau (Jokowi) kan Kagak tertarik masalah luar negeri. Lebih dikasih ke (mantan Menlu) Retno. Jadi Kagak banyak action Kepada term yang pertama. 

Baru term kedua lebih aktif terutama ketika kita (Indonesia) menjadi ketua G20. Di sana memang menurut saya prestasi terbesar Presiden Jokowi, legasi terbesarnya adalah dalam menjaga keutuhan G20 pada Demi mau ambruk G20 itu. Kemudian Terdapat KTT ASEAN, bagus juga kita menunjukkan leadership tapi yang paling Krusial menurut saya yang G20. 

Sekarang sudah Terdapat lembaran baru Presiden Prabowo itu Seluruh orang meyakinkan bahwa ini akan menjadi Presiden politik luar negeri yang sangat aktif. Karena beliau senang masalah Interaksi Global dan beliau juga Pandai berbagi bahasa dan senang bergaul. Dan senang juga mempunyai suatu peran Global. 

Sekarang yang kita tunggu tentu adalah apa strateginya, apa konsep yang akan diusung oleh Prabowo. Dan juga ini Sekeliling 40 hari sejak inaugurasi kita Tetap belum mendengar statement dari Menlu (Sugiono). Apa pandangan beliau terhadap Interaksi Global Indonesia, 40 hari agak terlalu Lamban.

Beliau perlu sesegera mungkin Kepada menjelaskan, memberi penjelasan mengenai langkah-langkah politik luar negeri. Karena udah banyak nih kejadian, Laut China Selatan kemarin itu kan jadi banyak kontroversi di tanah air. Waktu rumah sakit Indonesia di Lebanon kena bom. Kemudian kenapa masuk BRICS dan lain sebagainya. Mungkin Terdapat satu simpul masalah yang perlu penjelasan. Kagak Pandai dikasih ke jubir, tak Pandai dikasih ke Wamen. Harus beliau yang tampil di depan dan menjelaskan kepada publik.

Beliau juga, saya perlu, beliau perlu meyakini bahwa foreign policy begins at home. Itu yang paling Krusial. Saya 28 tahun nih di Kementerian Luar Negeri jadi diplomat. Yang paling Krusial itu diajarin oleh almarhum Menlu Ali Alatas. Foreign policy begins at home, dengan kata lain, kita sehebat mungkin luar.

Tapi kalau kita Kagak Pandai menjelaskan, meyakinkan stakeholder di Tanah Air, foreign policy itu akan kropos. Makanya beliau harus menjelaskan kepada kami ya, FPCI dan segala macem. Apa pemikiran beliau, apa kira-kira menurut beliau tantangan politik luar negeri Indonesia dan segala macem. Jadi kalau luar negeri, kita bukan hanya nyorakin, tapi kita mendukung langkah ini. Pak Sugiono harus komunikatif dan transparan dan engage us karena kita Mau mendukung politik luar negeri Indonesia.

Belum sebulan ini menjabat sebagai Presiden, Pak Prabowo sudah melakukan berbagai kunjungan ke luar negeri. Kita melihatnya juga satu hal Segera dilakukan. Bagaimana Anda Menyantap kunjungan-kunjungan tersebut dan hasil-hasilnya juga Terdapat yang mencengangkan? 

Menurut saya yang paling, ini kan langkah pertama nih sejak jadi Presiden ya. Jadi sinyal yang paling Esensial adalah, I’m here dan saya sudah siap jadi pemain. Waktu jaman Presiden Jokowi dulu sinyal berbeda, beliau tampil walaupun datang tapi Kagak tampil. Ini beliau sudah tampil dan memberikan pidato yang juga bagus dan lain sebagainya gitu kan.

Cek Artikel:  Raja Charles dan Ratu Camilla Akan Mengunjungi Australia dan Samoa dalam Tur Musim Gugur 2024

Jadi saya kira a good start ya. Sekarang ini yang perlu adalah gini. Nanti jangan Tiba hanyut dalam apa yang dinamakan ya, diplomasi merry-go-round. Ini secara Dunia ya, pemimpin-pemimpin yang masuk kemudian mereka tau-tau Terdapat rutinitas yang luar Standar. Harus hadir ke ASEAN, harus hadir ke G20, harus hadir ke APEC, harus hadir ke MIKTA, harus hadir ke Sidang Majelis Standar PBB, dan berbagai ininya. Jadi Pandai Terdapat sebulan, dua bulan dari setahun itu Kepada urusan yang rutin.

Nah, pemimpin lain itu banyak yang hanyut. Ya hanyut kenapa? Jadi Kagak Pandai dari sini ke sana dan kalau Kagak Terdapat konsep, parah. Wasting time, ya kan? Makanya dari awal beliau harus punya suatu konsep, suatu strategi. Wah, saya maunya ambil ini sehingga kemanapun yang saya perjuangkan ini, gitu. Dan coalition building saya adalah Kepada mencapai ini. Nah, ininya tuh apa? Nah, itu yang menurut saya dalam 3-6 bulan ke depan harus dirumuskan.

Kunjungan pertama kan ke Tiongkok, apakah Terdapat pesan tersendiri? 

Saya kira ini juga terlihat sewaktu beliau jadi Menhan, ya. Karena beliau 5 tahun menjadi Menteri Pertahanan itu, beliau mengambil Hasil bahwa Kawan Esensial yang sangat Krusial, mungkin paling Krusial bagi Indonesia adalah Tiongkok. Karena berbagai hal, ya.

Dan ini juga dicerminkan waktu beliau terpilih, diumumkan terpilih menang pemilu negara pertama yang dikunjungi adalah Tiongkok. Dan setelah menjadi presiden, negara pertama juga adalah Tiongkok. Jadi ini sebagai diplomat ini Terang sinyal, Sinyal kepada Tiongkok. Dan mungkin juga kepada dunia bahwa Indonesia dan Tiongkok itu Terdapat Interaksi yang kuat. Dan terutama Pak Prabowo itu Menyantap Terdapat suatu kesusahan tertentu mengenai Tiongkok.

Mungkin yang perlu diperjelas adalah mengenai joint statement yang banyak disorot di tanah air.Karena orang nanya ini apakah Terdapat pergeseran posisi atau enggak. Nah ini harus dijelaskan sekali Tengah oleh Menteri Luar Negeri. Ini apa yang terjadi dan apa maksudnya? Dan apakah Betul Terdapat pergeseran posisi pemerintah? Karena apa? Selama ini posisi kita sangat tegas. Kagak Terdapat tumpang tindih klaim Indonesia dan Tiongkok.

Kagak Terdapat. Sekarang gimana? Kalau memang Terdapat, jelaskan di mana? Dan apa alasannya kita mengakui klaim itu? Alhamdulillah kemarin kan Kemlu mengeluarkan statement bahwa kita Kagak mengakui nine dash line (sembilan garis putus) dari Tiongkok. Kalau memang itu berarti kita juga harus explicit, bukan implicit, explicit juga menyatakan Kagak Terdapat tumpang tindih klaim antara Indonesia dan Tiongkok. Kenapa? Ini masalah yang sangat strategis. Ini masalah kedaulatan, kewilayahan. Kita tentu Kagak Pandai main-main dengan urusan yang sangat sakral ini. Dan kita harus tegas membela kepentingan nasional Indonesia di sini. 

Dan negara kedua kemudian Amerika Perkumpulan. Apakah itu seperti menomorduakan US? 

Kalau sebenarnya dari segi logistik memang lebih gampang ke Tiongkok dulu baru ke Amerika. Ketimbang ke Amerika dulu baru ke Tiongkok. Dan memang menarik Terdapat joint statement yang panjang dan komprehensif. Dan saya juga baca bagus. The question is adalah apakah joint statement ini akan diadopsi oleh pemerintah Trump. Ya kan? Menurut saya kemungkinan besar iya gitu ya.

Karena itu juga banyak kepentingan Amerika yang Terdapat di sana. Tapi kita lihat aja bagaimana kedepannya. Tapi yang Terang kita harus menjaga Interaksi Bagus dengan Beijing dan juga dengan Washington DC.

Menteri Luar Negeri Sugiono juga pergi ke BRICS di Kazan Demi itu. Dan menyatakan keinginan Indonesia Kepada bergabung dengan BRICS. Apa pandangan Anda kita gabung dengan BRICS ini? 

Pertama seperti yang saya katakan tadi, Harap dijelaskan. Ini kan akah yang strategis ya kan. Jadi kalau kita lihat peta dunia itu Terdapat G7. G7 ini yang paling berpengaruh. Bagus secara politik maupun ekonomi. Dan G7 ini adalah suatu Lembaga geopolitik ya kan.Nah kemudian Terdapat banyak Lembaga-Lembaga lain. Terdapat ASEAN dan lain sebagainya. Tapi juga Terdapat BRICS. BRICS ini menarik perhatian kenapa? Karena Terdapat Tiongkok dan Rusia. Dan kemudian Terdapat India juga dan lain sebagainya. Nah dan mulai banyak orang yang mau masuk ke sana gitu. Yang negara yang mau masuk ini punya Dalih sendiri-sendiri. Nah Indonesia perlu menjelaskan Dalih masuk BRICS apa.

Cek Artikel:  Memahami Genosida Perspektif Hukum Global dan Nasional

Tiba sekarang belum dijelaskan. Makanya saya selalu bilang ayo komunikasikan dengan rakyat kita sendiri. Dan jelaskan 1,2,3 nya apa tuh. Menurut saya Bagus ya kenapa? Sepanjang ini Kagak merupakan pergeseran kebijakan. Jadi dari ‘wah ini berarti kita berpihak sana dan kita menjadi anti ini atau apa gitu’. Selama ini merupakan bukan pergeseran. Strategi Indonesia tapi penambahan lahan. Jadi kita kan Terdapat lahan di ASEAN, Terdapat lahan di APEC, di MIKTA. Nah ini nambah satu Tengah lahan kebijakan. Selama itu Bagus menurut saya ya, apalagi kita juga mau masuk OECD. Dan itu prosesnya juga lebih maju.

Sekadar tolong dijelaskan kenapa alasannya gitu.Kepada rakyat dan Kepada sejarah juga. Nanti kita gak nebak-nebak gitu. Orang Apabila masuk ASEAN saja Terang banget kok. Dulu belum Terdapat social media kan.

Kembali Tengah ke FPCI, Setelah 10 tahun berlalu, dalam 10 tahun ke depan Anda Menyantap FPCI ini akan seperti apa? 

Kita mau lebih banyak di kawasan. Jadi grow further; lebih jauh, and bigger. Lebih banyak kampus-kampus yang ormas-ormas yang gabung dengan kita. Atau bekerja sama dengan kita. Dan juga deeper. Lebih banyak isu-isu yang menjadi perhatian kita.

Ini Kagak akan Terdapat habis-habisnya nih. Kalau masalah going deeper gitu ya misalnya. Kita sudah punya suatu program dengan 100 universitas di Asia Tenggara. Dan satu-satunya yang Pandai melakukan itu nih di kawasannya. Tapi Terdapat ribuan kampus di Asia Tenggara. 

Jadi Kagak akan selesai tugas-tugas ini gitu ya. Dan kita juga Mau antara, kan ASEAN udah Terdapat. People centered ASEAN. ASEAN berbasis pada masyarakat. Tapi Tetap sangat lemah denyut nadinya. Exchanges itu Tetap, pertukaran itu Tetap sangat minim. Dan lain sebagainya. Kita Mau agar FPCI menjadi pelopor Kepada memajukan Interaksi antara masyarakat di ASEAN. 

Apa pesan Tertentu dan Cita-cita di ulang tahun FPCI yang ke-10?

Pesan Tertentu agar Pak Prabowo, Menlu Sugiono, dan seluruh kabinet Menyantap kita sebagai Kawan. Kita adalah saudaramu, ya kan.

Yang sama-sama Mau Indonesia itu sukses. Jadi kita harap Pandai kerjasama dengan Bagus. Dan kedua juga, saya lihat yang anak-anak yang datang dari Papua jauh-jauh. Dari mana, yang tadi naik kapal 2 hari 2 malam sih. Kita buat FPCI Kepada mereka-mereka ini memang. Dan banyak, dalam 10 tahun ini banyak lho Terdapat orang yang bilang, Pak Dino saya datang acara Bapak, kemudian saya jadi terinspirasi jadi pemimpin.

Termasuk Emil Dardak (Wakil Gubernur Surabaya) silahkan tanya tuh. Dia pernah bilang, Pak saya datang acara Bapak, saya jadi terinspirasi. Dan cukup banyak orang-orang yang dalam posisi itu.

Jadi kita berharap lebih banyak pemimpin anak muda yang idealis, yang berprestasi, yang internasionalis, yang akan tampil ke depan. Karena saya Menyantap 10 tahun ke depan aja tuh, ini dunia akan sangat-sangat goyah. Sangat goyah. Perang yang dua ini (Ukraina dan Gaza) belum Terdapat tanda akan berakhir. Mungkin akan Terdapat perang. Di Afrika udah Terdapat perang, di Sudan Tetap semakin membara. Mungkin akan Terdapat di tempat lain intoleransi akan naik.

Sekarang mistrust semakin meninggi. Dialog semakin mengecil dan lain sebagainya. Jadi kita butuh Betul-Betul stagemen ke depan. Terutama yang datang dari politisi-politisi muda dan pemikir muda.

Mungkin Anda Menyukai