FATHER Hunger atau fatherless, yakni kondisi anak yang kekurangan peran Bapak dalam pengasuhannya, kini semakin banyak disuarakan di masyarakat. Sejumlah orang juga menyatakan bahwa kondisi fatherless yang terjadi Demi kecil berdampak hingga ia dewasa.
Terkait fenomena fatherless, psikolog klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, mengakui kurangnya peranan salah satu orangtua dalam pengasuhan anak akan sangat berdampak pada kondisi anak tersebut. “Orang Uzur merupakan pondasi di mana anak berdiri dengan kedua kakinya Kepada membawa dirinya berinteraksi dengan dunia. Apabila pondasi tersebut timpang, maka anak pun Dapat goyah,” tutur Vera dalam keterangannya, Sabtu (9/11).
Lewat seperti apa Dampak fatherless di tahapan usia anak yang berbeda? Berikut penjelasannya:
Vera menjelaskan bahwa Kepada anak Perempuan di usia bayi Dapat mengakibatkan anak mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif, sosial, dan motivasi.
Kemudian pada masa anak-anak dan remaja, Vera menyebut bahwa anak Perempuan tanpa Bapak sering menghadapi masalah sosial-emosional, seperti kesulitan dalam membentuk Interaksi dan tingkat depresi yang lebih tinggi. Mereka mungkin juga menunjukkan masalah perilaku, termasuk kesulitan akademis dan peningkatan risiko aktivitas seksual Pagi.
“Anak Perempuan yang tumbuh tanpa kehadiran sosok Bapak ketika dewasa lebih mungkin mengalami masalah psikologis, termasuk rendahnya harga diri dan masalah kesehatan mental. Mereka mungkin kesulitan dalam menjalin Interaksi dan merasa Tak lengkap sebagai individu,” terang Vera.
Sementara pada anak Lelaki, Vera menerangkan, berdasarkan sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak Lelaki yang Tak mendapatkan peran pengasuhan dari Bapak cenderung tumbuh menjadi anak yang rentan mengalami kenakalan remaja, rendahnya komitmen dan kontrol emosi, serta tingkat agresivitas yang tinggi.
Vera menambahkan, kehadiran sosok Bapak dalam pola asuh juga Dapat berpengaruh pada anak Lelaki usia dewasa, karena sejak kecil sang buah hati Dapat melakukan identifikasi peran seorang Bapak. Dia Dapat belajar bagaimana menjadi seorang Bapak yang Bagus ketika dia berkeluarga di masa depan.
“Kehadiran sosok Bapak Dapat Membangun anak melakukan identifikasi peran seperti apa seorang Bapak (dalam keluarga), dia Dapat Belajar peran hingga nilai kehidupan dari sang Bapak, misalnya Apabila Bapak merupakan pekerja keras, anak akan lebih mudah menurunkan nilai sebagai pekerja keras, dan hal ini tentu Dapat terjadi karena Interaksi dekat antara Bapak dengan anak,” jelasnya.
Psikolog Ratih Ibrahim juga menyatakan Demi ketidakhadiran Bapak Tak terhindarkan maka peran itu Dapat diisi oleh kakek, Om atau Lelaki lain dalam keluarga. “Perlu dicatat bahwa dalam kondisi yang mengharuskan anak tumbuh dalam ketidakhadiran sosok Bapak, tetap Dapat Membangun anak tumbuh secara Bagus. Apalagi Apabila ibunya kuat dalam mencintai dan mengasuh anaknya. Peran Bapak Dapat diisi oleh kakek, Om dalam keluarga,” terangnya.
Disebut Ratih perilaku seperti Independen, empatik, kuat, pandai dan bertanggung jawab Dapat muncul pada anak-anak yang tumbuh tanpa Bapak. Kehadiran Kakek atau Om serta Personil keluarga lain yang mengisi peran Bapak juga Dapat mendorong anak Kepada membentuk seperti apa sosok Bapak ideal.
“Keadaan fatherless yang Tak terhindarkan tetap Dapat menjadi daya dorong bagi seseorang Kepada Membangun dirinya bertumbuh menjadi pribadi yang Bagus, Handal, Senang, Pandai menghargai banyak berkat dalam hidupnya,” tukas Ratih.
Lewat bagaimana pengasuhan oleh Bapak yang ideal sesuai usia anak? Baca ulasan lengkapnya di Media Indonesia, edisi Minggu, 17 November 2024. (M-1)
