Kazakhstan Diharapkan Masuk Investasi di Sektor Digital dan Pertambangan

Kazakhstan Diharapkan Masuk Investasi di Sektor Digital dan Pertambangan*
Direktur Interaksi Bilateral Kementerian Investasi Rini Modouw saat kunjungan ke Kazakhstan(Dok)

DIREKTURĀ Kerjasama Bilateral Kementerian Investasi Rini Modouw menegaskan pemerintah tengah berupaya menghadirkan investor besar asal Kazakhstan untuk masuk ke Indonesia utamanya pada sektor digital dan pertambangan. Hal tersebut disampaikan Rini usai melakukan kunjungan ke Kazakhstan dalam rangka memfinalisasi Perundingan Bilateral Investment Treaty (BIT) antara Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Pemerintah Republik Kazakhstan di Gedung Astana International Financial Center (AIFC) Kompleks Expo Centre, Kota Astana, Kazakhstan.

“Tentu saja ini bagian dari upaya Kementerian Investasi/BKPM sesuai arahan Mentri investasi Bapak Rosan agar target investasi yang masuk ke Indonesia bisa lebih banyak lagi. Kazakhstan sendiri menjadi menarik karena mereka memiliki pemain besar dalam bidang pertambangan dan digital yang bisa kita tarik ke Indonesia,” kata Rini dalam keterangan yang diterima wartawan, dikutip Senin (2/9). Diketahui Kazakhstan memiliki potensi uranium terbesar yang bisa juga membawa pengalaman ke Indonesia khususnya di kawasan ekonomi khusus dan juga wilayah lainnya sesuai road map investasi yang sudah dibuat.

Cek Artikel:  IHSG Dibuka Menguat pada Perdagangan Rabu 11 September 2024

Dikatakan Rini, Indonesia memiliki target investasi sebesar Rp 1.800 Triliun pada triwulan mendatang target yang membutuhkan kerja solid team dan kolaborasi stajeholders. Bukan hanya itu pemerintah juga tengah berupaya menaikan pertumbuhan ekonomi dengan target 8% sehingga target investasi juga terus dilakukan secara maksimal.

Dalam perundingan tersebut Rini didampingi oleh Kepala Biro Hukum Andre Abraham dan 3 (tiga) orang staf dari Kementerian Investasi serta perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kazakhstan. Sementara Delegasi Pemerintah Kazakhstan dipimpin oleh Komisi Investasi Kazakhstan (Kazakhstan Investment Committee) Kementerian Luar Negeri Kazakhstan, didampingi Kementerian Kehakiman Kazakhstan, Bank Central Kazakhstan, Kementerian Perdagangan Kazakshtan dan Kementrian Pertanian Kazakhstan.

Perundingan ini memfinalisasi draft Kerjasama antara Pemerintah RI dan Pemerintah Kazakhstan terkait Promosi Timbal Balilk dan Perlindungan Investasi (Agreement Between The Government of the Republic of Indonesia and The Government of the Republic of Kazakhstan on Mutual Promotion and Protection of Investments Preamble) yang terdiri dari 45 pasal dan merupakan Perundingan Putaran Ketiga.

Cek Artikel:  Jokowi Lantik Aida Suwandi sebagai Komisioner LPS

Sebelumnya Delegasi Kementrian Investasi / BKPM diterima oleh Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan Bapak Dr. Fadjroel Rachman di Kediaman Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan di Astana dan menghadiri welcoming dinner dijamu Komisi Investasi Kemlu Kazakhstan.

Dubes RI untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman, menegaskan bahwa finalisasi Perjanjian Investasi bilateral kedua negara ini akan menjadi kunci membuka potensi besar arus investasi antar kedua negara. Terlebih Indonesia dan Kazakhstan merupakan Negara ekonomi terbesar di kawasan masing-masing, Kazakhstan di Asia Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara.

GDP per kapita Kazakhstan telah mencapai hampir 15 ribu USD di tahun 2024. Kemajuan ekonomi dan potensi Kazakhstan yang besar ini terefleksikan dalam arus investasi Kazakhstan ke Indonesia yang pada bulan Januari s.d. Juni tahun 2024 telah mencapai angka 2 juta USD atau peningkatan lebih dari tiga kali lipat dari angka di tahun 2023 yang berjumlah 627 ribu USD.

Cek Artikel:  Ini Strategi Kemenkeu untuk Letih Sasaran RAPBN 2025

“Eksis minat investasi menjanjikan dari perusahaan Sergek Kazakshtan dalam bidang Smart Traffic and Mobility, juga dari perusahaan konstruksi terbesar Kazakhstan BI Group untuk investasi di Nusantara yang mudah-mudahan bisa segera terealisasikan. Finalisasi Perjanjian bilateral investasi dan rencana penandatanganannya dalam waktu dekat tentunya bakal menjadi daya dorong yang besar tidak hanya bagi kedua investasi tersebut tapi juga diharapkan banyak lainnya di masa mendatangā€œ, jelas Dubes Fadjroel. (Z-8)

Mungkin Anda Menyukai