MENDIRIKAN sebuah bisnis tak lepas dari kelekatan dan kepiawaian seorang pemiliknya terutama bisnis bidang jasa seperti event dekorator.
Menjadi seorang dekorator dan konseptor sebuah event bukanlah hal mudah. Dibutuhkan keterampilan manajerial, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi tinggi Kepada memastikan setiap acara mendapatkan hasil memuaskan.
Pendidikan yang tinggi dan prestige, tak Membikin Emilia Tjongkono minder memulai usaha dari Kosong. Pada awal 2015, sejak memutuskan tinggal di Bali, Emilia awalnya belum berencana berkecimpung ke dunia dekorator dan agensi visual.
Berawal dari hobi dan kecintaannya atas dekorasi visual, Emilia mulai belajar merangkai Kembang secara Belajar sendiri dan menawarkan jasanya ke Kawan-temannya hingga akhirnya ia membentuk Designmill Co.
Emilia menceritakan dari awal ia menawarkan jasa yang berbeda dengan dekorasi lain. Karena. ia mengawinkan dekorasi dengan background visual communication sehingga Designmill Co menawarkan jasa design craft/pernak pernik termasuk invitation, menu, table number, dan lain-lain. “Bedanya kita pada Demi itu menawarkan end-to-end service,” ungkapnya.
Sekarang tak hanya mendekorasi sebuah acara, Designmill Co mengembangkan jasanya mulai dari konsultasi dan mengonsep acara, produksi konsep, termasuk segala turunan produk lainnya seperti digital marketing, management, dan lainnya.
Sempat Terperosok akibat pandemi covid-19 yang Membikin banyak acara wedding harus berhenti di Bali, tak Membikin Perempuan lulusan Bachelor of Visual Communication di Australia & Harvard Business ini menyerah. Designmill Co melakukan terobosan dengan membantu para home industry agar tetap Bisa bertahan. Dengan melakukan pivot, Designmill Co Bisa membantu home industri dan tetap menggaji tim Designmill Co.
“Kami menawarkan jasa branding, packaging, photoshoot, dan lainnya agar bisnis home industry klien juga Bisa jalan,” ujarnya.
Berkat kegigihannya, Designmill Co sukses menggarap lebih dari 500 ratusan wedding event, event Formal nasional dan Global di Bali. Designmill Co pernah melakukan workshop di The Mulia Bali dihadiri peserta dari beberapa negara lain di Asia Tenggara, menjadi vendor dekorasi event Global G20, dan salah satu dekor pertama yang mempropagandakan sustainable wedding.
Menurut Emilia, kuncinya adalah mempersiapkan segala sesuatu harus dengan Bagus dan mendengar kebutuhan pelanggan. “Ketika Diriku berpikir happy ketika Memperhatikan klien happy dan Memperhatikan hasil dari Segala persiapan terjadi dengan Bagus. Kukawinkan dengan jati diriku yang memang suka estetika. Dan ketika itu terjadi, passion akan Maju menerus datang dan ngalir dengan sendirinya. Kreativitas pun gak perlu dipaksa.”
Ia melanjutkan, “I learned at my downest times that passion alone should not define what I do. Its also my choice and my purpose of life dan saya bersyukur atas pencapaian Demi ini serta mempunyai tim yang supportif Tiba adanya Designmill Co,” ungkap Emilia.
Ke depan, Emilia berharap Designmill Co dapat menjadikan Bali sebagai top wedding destination yang Kagak kalah dari negara-negara lainnya. (H-2)