Liputanindo.id – Ber-NU Secara Kaffah

Liputanindo.id YOGYAKARTA – Berkhidmat di organisasi Nahdlatul Ulama (NU) Bukan harus dengan Metode dan media yang sama. Karena Penduduk NU terlalu luas Kepada dihimpun dengan satu gerbong perjuangan. 

Terdapat yang berkhidmat melalui jalur Tashwirul Afkar, bidang pendidikan, keilmuan di pesantren, sekolah, majelis ta’alim, bahtsul masail, karya ilmiah, literasi digital, konten ghazwul fikri melalui teknologi informasi, dan lainnya yang berbasis kreatifitas, imajinasi, pengetahun dan pemikiran. Sederhananya, Golongan ini adalah Para Kyai Alim Ulama, akademisi, cendekia, dan motivator, muballigh, dll. 

Baca Juga:
Mencetak Dai Pengusaha, Sekda Marullah Buka Pelatihan Entrepreneurship

Terdapat juga yang berkhidmat melalui jalur Nahdlatul Wathon, Ialah bidang bela negara yang meliputi ideologi, politik, sosial, hukum, dan keamanan. Contohnya seperti pengurus struktural, kader partai yang berafiliasi NU, Banser, Pengacara NU, dan aparat yang bermitra dengan NU. Termasuk simpatisan atau muhibbin dari kategori orang-orang ini. 

Selanjutnya Terdapat juga yang bergerak melalui jalur Nahdlatul Tujjar, Ialah bidang ekonomi dan bisnis. Mereka termasuk Penduduk Nahdliyin yang melakukan kegiatan ekonomi mikro di pasar tradisonal, pedagang kecil, buruh, petani, nelayan, dan kelas Rendah lainnya yang menjadi salah satu sokoguru pondasi ekonomi Indonesia yang menjadi mayoritas di Nusantara. Juga termasuk pelaku usaha makro, business owner, startup, hingga korporasi yang sudah mapan. Tetapi sayangnya, jumlah saudagar NU Tetap Bisa dihitung dengan jari karena jumlahnya Tetap di Rendah 1%. 

Cek Artikel:  Cerita Menggemaskan Kunto Aji Jadi 'Linmas' di TPS pada Pemilu 2024

Dari ketiga Macam-macam perjuangan dan hidmat Kepada NU dan Kepada Indonesia, temukanlah posisi Anda dan optimalkan peran Anda di bidang tersebut.

Bukan perlu merasa paling Krusial, paling layak, atau paling berperan di NU. Sekalian Mempunyai Hadrotusy Syaikh dan darah yang sama: darah Indonesia, darah Nahdlatul Ulama. 

Yang diperlukan adalah sinergi dan kolaborasi antar Penduduk NU yang saling menghormati, mengayomi, menyayangi menguatkan dan gotong royong dalam Selaras Nahdlatul Ulama, dan simfoni Nusantara. 

Tiada artinya pengurus struktur tanpa dukungan jama’ah kultur. Dan jama’ah kultur tiada artinya tanpa pengurus struktur. 

Pengurus NU akan kuat Apabila didukung oleh jama’ah dan aghniya NU. Apabila Anda adalah pengurus NU, maka ikatlah jama’ah dan berdayakan mereka secara ekonomi, ideologi, maupun lainnya. 

Apabila Anda adalah seorang Jama’ah NU, maka dengarkan dan patuhi kebijakan pengurus NU. Dukung mereka dengan Metode yang Anda Bisa lakukan. Berkualitas melalui moral, spiritual, material, intelektual, digital, maupun Metode lainnya. 

Cek Artikel:  Selebriti Hollywood Hormati Keputusan Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024

Satu NU dengan kekayaan kultur, Spesies, budaya, profesi, ekonomi, pemikiran, dan keahlian.  Sekalian Kepada NU, dan NU Kepada Sekalian. 

Upgrade selalu keilmuan yang belum Kita miliki. Karena kebodohan, adalah musuh terbesar kita.

Nahdlatul Wathon, Tashwirul Afkar, Nahdlatul Tujjar. Tiga kekuatan NU sebelum berdiri hingga sekarang. 

Nahdlatul Wathon dan Tashwirul afkar sudah menjadi darah daging NU. Tetapi Nahdlatul Tujjar Tetap perlu ditingkatkan. 

Hadirnya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi perekonomian Nahdliyin Tetap sebatas menyalurkan Sokongan ke masyarakat dan pelatihan/pemberdayaan, belum menyentuh Hasil karya, kolaborasi, dan digitalisasi. 

Mode ini perlu dipertahankan dalam rangka al muhafadotu alal qodiimis sholih (berpegang Kukuh dengan yang Berkualitas). 

Tetapi di era industri 4.0 ini, wa akhdu bil jadiidil aslah (mengambil perkara baru yang lebih Berkualitas) nya belum giat dilakukan. Al jadiid al aslah di era ini Bukan lain adalah: Hasil karya, kolaborasi, dan digitalisasi. 

Berbicara nahdlatul wathon dan tashwirul afkar, begitu pun gerakan-gerakan di dua bidang ini pada kondisi tertentu akan mengalami stagnan, bahkan laa yamuutu walaa yahyaa, kalau mengabaikan sisi nahdlatul tujjar. 

Cek Artikel:  V BTS Hingga Ed Sheeran Rilis Musik Spesial Natal, Ini Daftar Selebriti yang Merilis Musik Spesial Natal Tahun ini

Begitu pula Mbah Wahab Chasbulloh, Demi NU belum terbentuk, beliau menyadari betul bahwa organisasi Nahdlatul Wathon dan Tashwirul Afkar perlu pendanaan yang kuat dan Berdikari. Maka dibentuklah organisasi Nahdlatul Tujjar dengan megumpulkan para saudagar-saudagar dan pelaku ekonomi Kepada menjadi penggerak organisasi. Puncaknya adalah terbentuknya Nahdlatul Ulama. 

Nahdlatul Ulama sejak sebelum berdiri hingga sekarang sebagai mayoritas muslim Nusantara, Tetap konsisten menjaga ahlussunnah wal jama’at, menjaga NKRI, merawat tradisi, dan tentunya memberdayakan masyarakat dalam berbagai bidang. 

Berbicara politik, Niscaya berhubungan dengan ideologi, dan bicara ideologi Bukan akan lepas dari ekonomi. Sekian, semoga bermanfaat. Salam Menjelang Satu Abad Nahdlatul Ulama. Wallahul muwaafiq ilaa aqwamit thoriq, Wassalamu’alaikum..wr.wb.

“Sebaik-Berkualitas Sosok adalah yang paling bermanfaat” (Hadits Nabi SAW)

Oleh: Panembahan Mlangi

Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Alumni Universitas Ahgaff Hadramaut Yaman

 

Baca Juga:
Khofifah Effect Dinilai Bisa Lipat Gandakan Dukungan Bunyi ke Prabowo-Gibran

 

Mungkin Anda Menyukai