Merdi Sihombing Tuntaskan Perjalanan Kreatifnya dengan The Flying Cloth di Museum Nasional

Merdi Sihombing Tuntaskan Perjalanan Kreatifnya dengan The Flying Cloth di Museum Nasional  
Kata sambutan dari Merdi Sihombing pada Closing Ceremony – Fashion s Show : “The Flying Cloth” Perayaan 25 Tahun Perjalanan Merdi Sihombing.(MI/Melani Pau)

CLOSING Ceremony The Flying Cloth menutup perjalanan pameran yang digelar selama dua pekan di Museum Nasional Indonesia. Pameran ini merupakan perayaan 25 tahun dedikasi desainer tekstil dan fesyen ternama, Merdi Sihombing, dalam melestarikan budaya lokal dan menerapkan prinsip keberlanjutan di industri fashion.  

Dipersembahkan oleh Kementerian Kebudayaan, Indonesian Heritage Agency, dan Museum Nasional Indonesia, acara ini berhasil menarik minat banyak orang melalui kisah, karya, dan kolaborasi yang mencerminkan kekayaan budaya Nusantara.  

Dalam sambutannya di acara penutupan, Minggu (24/11), Merdi Sihombing menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya.  

“The Flying Cloth adalah penanda Krusial dalam perjalanan saya, sebuah titik di mana segala pelajaran dan cerita dari komunitas-komunitas yang saya temui terjalin menjadi satu. Setiap kain, motif, dan Rona yang Terdapat di sini bukan hanya hasil kreativitas, tetapi warisan yang kami pelihara dan hargai Serempak,” ungkap Merdi.  

Cek Artikel:  Kiat Desainer Buat Tampil Simpel Elegan dengan Sentuhan Wastra
MI/Melani PauInstalasi “The Flying Cloth” pada Closing Ceremony Pameran “The Flying Cloth” 25 Tahun Merdi Sihombing. Minggu, 24 November 2024

Ia menambahkan, “Dalam setiap lembar kain yang ditampilkan, Terdapat cerita tentang pelestarian, kebanggaan budaya, dan upaya Buat menghadirkan fashion yang Tak merusak alam.”  

Lebih dari sekadar perjalanan profesional, kiprah Merdi selama seperempat abad mencerminkan ikatan emosional yang mendalam dengan para pengrajin lokal dan Perempuan di desa-desa terpencil. 

Melalui Yayasan Merdi Sihombing dan Eco Fesyen Indonesia, ia telah menggali serta mengangkat warisan tekstil dari Mentawai, Sumatra Barat, hingga Wamena, Papua, ke dalam karya kontemporer tanpa melupakan akar budaya.  

Cek Artikel:  Jelang Hari Kebaya Nasional, Menteri PPPA Dorong Kebaya Jadi Busana Sehari-hari

Pameran ini menampilkan koleksi wastra Nusantara hasil re-inventing kain tradisional yang memadukan teknik tenun, sulam, songket, dan manik-manik. Dengan menggunakan benang inovatif dan pewarna alami, setiap kain merepresentasikan cerita dari komunitas yang terlibat serta keindahan Istimewa dari setiap daerah.  

Pada acara penutupan, fashion show yang menjadi bagian dari rangkaian closing ceremony memukau pengunjung dengan instalasi kain tradisional yang dikemas modern. 

Elemen-elemen simbolis dari berbagai Area Indonesia berpadu dengan bahan-bahan Istimewa, mencerminkan keindahan, keberagaman, dan kedalaman Arti di balik setiap motif.  

Selama dua pekan, The Flying Cloth Tak hanya memamerkan karya, tetapi juga menghadirkan berbagai program edukatif seperti workshop, seminar, dan creative talk. Program-program ini mengajak publik Buat lebih memahami konsep fashion berkelanjutan.

Cek Artikel:  11 Desainer Muda Berbakat Asal Aceh Presentasikan Desain Fesyen Instrukturan Kondusifah

Selain itu, motif-motif khas Nusantara juga disajikan melalui presentasi fotografis yang memadukan unsur fashion, seni pertunjukan, seni tradisional, teknologi media, dan wearable art. Kehadiran elemen-elemen tersebut menambah dimensi baru dalam memahami dan mengapresiasi kain tradisional.  

Dengan berakhirnya pameran ini, semangat dan karya Merdi diharapkan dapat Maju menginspirasi generasi mendatang Buat mencintai dan melestarikan warisan leluhur melalui Metode yang modern, inklusif, dan berkelanjutan. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai