Jokowi Jutaan Orang di Negara Berkembang Terdampak Masalah Dunia

Jokowi: Jutaan Orang di Negara Berkembang Terdampak Masalah Global
Ilustrasi(Antara)

Presiden Joko Widodo mengatakan jutaan rakyat di negara-negara berkembang tengah dalam kesulitan akibat tantangan global. Mereka merupakan kelompok yang paling merasakan dampak perlambatan ekonomi hingga ketegangan geopolitik.

“Yang sangat disayangkan, di saat seperti ini, solidaritas internasional justru menurun, semangat multilaterisme semakin dikesampingkan dan fragmentasi semakin melebar. Pada akhirnya negara berkembangang yang paling terdampak. Jutaan rakyat negara berkembang adalah yang paling merasakan kesulitan,” ujar Jokowi saat membuka sesi pertama High-Level Perhimpunan on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia Africa Perhimpunan (IAF) II di hari kedua, Senin (2/9).

Kepala Negara menyebut semua pihak ingin menciptakan perubahan positif di tengah dunia yang penuh tantangan. Bagus tantangan terkait perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik maupun ketegangan geopolitik yang terus berlanjut yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan menganggu rantai pasok global.

Cek Artikel:  Pertamina Edukasi Pelajar Sekolah Menengah soal Krusialnya Kekuatan Terbarukan

Baca juga : Presiden Jokowi Buka Gelaran Indonesia-Africa Perhimpunan 2024

Sekalian tantangan tersebut membuat target pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan di banyak negara terhambat. Semestinya, di 2030, target itu sudah bisa dicapai.

“Hanya tersisa 6 tahun menuju 2030 dan baru 17% target SDGs tercapai. Oleh sebab itu kita memerlukan arah dan visi baru. Kita memerlukan strategi baru. Kita memerlukan langkah taktis baru untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan inklusif bagi negara berkembang,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Jokowi juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung negara-negara berkembang. Indonesia ingin menjadi bagian dari solusi global dan memainkan peran penting sebagai pemimpin global.

Cek Artikel:  Tabungan Valas Naik Meski Rupiah Melemah

Eksispun, HLF MSP dan IAF Bali dihadiri peserta dari 26 negara dan organisasi internasional. Perhimpunan tersbeut digelar untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi multi pihak, khususnya dengan negara-negara Afrika. (Z-11)

Mungkin Anda Menyukai