BRI Raup Keuntungan Rp29,56 Triliun dalam Enam Bulan, Ini Penyebabnya

Liputanindo.id JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) membukukan Keuntungan konsolidasi sebesar Rp29,56 triliun pada semester I 2023 atau tumbuh 18,83 persen secara tahunan (yoy).

Direktur Penting BRI Sunarso dalam Pemaparan Kinerja Keuangan Triwulan II 2023 yang dipantau secara daring, Rabu (30/8/2023) menyampaikan bahwa pertumbuhan Keuntungan tersebut mencerminkan adanya kinerja positif dari perseroan.

Baca Juga:
Survei BRI Sebut Inklusi Keuangan Nasional Naik jadi 87,3%

“Selama enam bulan, BRI Group Bisa membukukan Keuntungan sebesar Rp29,56 triliun yang artinya tumbuh secara tahunan sebesar 18,83 persen. Inilah yang saya katakan bahwa kinerja BRI sangat Berkualitas, balance sheet-nya solid, NPL-nya profitable, dan kinerja yang Berkualitas itu insya Allah berkelanjutan,” kata Sunarso.

Aset BRI tercatat tumbuh 9,21 persen yoy mencapai Nomor Rp1.805,15 triliun. Menurutnya, hal itu menunjukkan kemampuan BRI dalam mengelola aset dengan Berkualitas.

Cek Artikel:  Penemuan Perbankan Tawarkan Kemudahan bagi Traveler yang Akan ke Luar Negeri

Kemudian, dari sisi manajemen risiko, BRI membukukan tingkat kredit kurang Lancar atau non-performing loan (NPL) sebesar 2,95 persen yoy, dengan NPL coverage sebesar 248,54 persen yoy. Selain itu, credit cost BRI tercatat 2,26 persen yoy.

Sunarso memaparkan BRI mencatatkan Anggaran pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.245,12 triliun dengan rincian Anggaran berasal dari tabungan sebesar Rp517,12 triliun, giro Rp298,31 triliun, dan deposito Rp429,29 triliun.

DPK perseroan ditopang oleh Anggaran murah atau CASA yang tercatat Rp815,42 triliun atau tumbuh 10,13 persen yoy.

“Dari tahun Lewat Bagian CASA 65,12 persen. Di kuartal II sudah naik menjadi 65,49 persen,” ujar Sunarso.

Sunarso juga menjelaskan pertumbuhan kinerja BRI dapat juga dapat tercermin dalam rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan cost-to-income ratio (CIR).

Cek Artikel:  Hilirisasi Jadi Langkah Strategis Dukung Pembangunan Masa Depan Indonesia

Rasio BOPO mencapai 67,71 persen, sedangkan CIR mencapai 41,79 persen. Nomor-Nomor tersebut menggambarkan efisiensi operasional yang lebih Berkualitas, menandakan manajemen yang prudent dalam mengelola pendapatan dan biaya.

Sementara itu, penyaluran kredit dari BRI tumbuh 8,8 persen pada semester I 2023, dengan total kredit yang disalurkan sebesar Rp1.202,12 triliun.

Penyaluran kredit BRI sepanjang semester I 2023 ini didukung lebih besar oleh segmen UMKM yang mencapai Rp1.015,5 triliun.

“Dengan demikian, Bagian kredit mikro saja mencapai 48,08 persen terhadap total penyaluran kredit BRI. Kredit tumbuh double digit Membikin Bagian kredit UMKM BRI juga Maju meningkat, hingga Juni 2023 Bagian kredit UMKM BRI mencapai 84,48 persen dari total kredit BRI,” Terang Sunarso.

Cek Artikel:  Indonesian Export Channel Dukung Eksportir Indonesia di Trade Expo Indonesia 2024

Transformasi digital yang dijalankan oleh BRI turut memberikan Akibat positif terhadap pertumbuhan fee based income (FBI) sebesar Rp10,22 triliun atau tumbuh sebesar 9,14 persen.

Dari segi rasio loan to deposit ratio (LDR) dan capital adequacy ratio (CAR), BRI mencatatkan masing-masing Nomor 87,26 persen dan 26,65 persen.

Dengan rasio LDR yang seimbang dan CAR yang memadai, Sunarso menyampaikan bahwa BRI optimistis Bisa berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pembiayaan yang berkelanjutan dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Optimisme BRI dalam mendorong perekonomian nasional menjadi cerminan dari komitmen bank ini dalam berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya. (HAP)

 

Baca Juga:
BRI Bayarkan Sisa Dividen Kas Rp35,43 Triliun

 

Mungkin Anda Menyukai