Terdapat ‘pertandingan’ yang amat Kagak sepadan antara wakil rakyat dan rakyat yang diwakili, dalam sepekan ini. Itulah pertandingan kepentingan. Rakyat berkepentingan teringankan dari beban kenaikan dan penaikan harga-harga, wakil rakyat berkehendak menambah kenyamanan atas fasilitas yang Terdapat.
Dua kepentingan itu berpacu, berebut waktu selekas-lekasnya Demi dipenuhi. Nyaris Niscaya, pemenang adu Segera itu ialah para wakil rakyat. Tahapan pencapaiannya bahkan sudah Jernih: wakil rakyat tingkat pusat segera mendapatkan gorden pengganti superwah Demi rumah dinas mereka di Kalibata, Jakarta, wakil rakyat di DKI Jakarta segera mendapatkan seragam dinas superadem.
Sementara itu, rakyat sudah Jernih kian keteteran. Begitu harga-harga kebutuhan pokok seperti daging, tempe, Mengerti, minyak goreng, serta telur belum Jernih Bilaman akan turun, mulai 1 April dipaksa Tengah menerima beban baru berupa penaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dan harga bahan bakar minyak (BBM).
Demi BBM, kasusnya sama dengan minyak goreng, yakni yang jenis nonsubsidi ikut harga keekonomian, sedangkan yang kategori subsidi harganya memang tetap, tapi barangnya susah didapat. Di sejumlah Area, BBM solar bersubsidi, misalnya, sangat minim, bahkan cenderung Nihil. Antrean mengular berjam-jam.
Akan halnya Demi kebutuhan wakil rakyat, pagu anggaran Rp48,7 miliar sudah tersedia, tender pengadaan pun sudah dibuka. Anggaran Pakaian dinas 212 setel sebesar Rp1,74 miliar juga telah Terdapat. Bahan kain jenis wol dan katun telah pula tersedia, lengkap dengan puring dan ongkos jahitnya.
Anggaran baju DPRD DKI Jakarta pada APBD 2022 ditetapkan sebesar Rp1,74 miliar. Adapun pengadaannya akan menggunakan mekanisme lelang. Tiap-tiap Member dewan mendapatkan lima potong (Pakaian), salah satunya yang menjadi Tanda khas daerah, baju Betawi. Soal aturan, jangan khawatir. Pengadaan tersebut ‘sudah sesuai’ dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2017.
Berdasarkan PP Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Member DPRD pasal 12 disebutkan Pakaian dinas dan atribut pimpinan dan Member DPRD terdiri dari lima jenis. Lima jenis Pakaian itu, yakni Pakaian sipil harian sebanyak dua pasang dalam satu tahun dan Pakaian sipil Formal satu pasang dalam satu tahun.
Kemudian, Pakaian sipil lengkap dua pasang dalam lima tahun, Pakaian dinas harian lengan panjang sebanyak satu pasang dalam satu tahun, dan Pakaian yang bercirikan khas daerah satu pasang dalam satu tahun. Tetapi, yang disorot publik bukan pada perlu atau tidaknya Pakaian dinas, sudah sesuai atau Kagak dengan beleid yang Terdapat.
Publik mempertanyakan tingkat kepantasan angkanya. Matang iya, Demi mengganti gorden rumah dinas, tiap-tiap rumah mendapat jatah Rp80 juta? Apa Layak, Demi Pakaian dinas yang tiga setel di antaranya hanya akan digunakan satu tahun, harga per setel Pakaian hingga Nyaris Rp2,5 juta? Tidakkah cukup anggaran dan tetek bengek biaya yang mengikuti dijatah sepertiganya saja?
Para wakil rakyat seyogianya belajar dari sejarah para pemimpin dan pejabat negeri ini tempo dulu. Kagak usah repot-repot mencari sejarahnya hingga ke Museum Leiden, Belanda, misalnya. Pemikir kebangsaan Yudi Indah telah merekamnya dalam Naskah berjudul Mata Air Keteladanan: Pancasila dalam Perbuatan.
Dari Naskah itu, Apabila wakil rakyat mau mencari bagaimana sosok Perdana Menteri M Natsir yang begitu pensiun dari PM harus mencari rumah kontrakan, misalnya, Terdapat. Mau cari pejabat yang jasnya sudah kumal dan Terdapat beberapa tambalan, Terdapat juga. Mau mencari pemimpin yang menolak fasilitas negara Begitu hendak menunaikan ibadah haji, tersedia pula.
Bagi para tokoh itu, haram hukumnya memupuk kenyamanan di tengah perekonomian rakyat yang morat-marit. Kagak Layak kiranya bagi mereka mematut diri, di tengah rakyat yang pontang-panting Separuh Tewas menghidupi keluarga dan dirinya. Alih-alih memburu kenyamanan, para tokoh itu rela berkorban hidup cukup, bahkan pas-pasan.
Mereka autentik. Makanya, mereka dipercaya, pula dicintai. Perlombaan antara rakyat dan pemimpinnya kala itu ialah pertandingan mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa. Sama-sama berebut Demi berkorban, paling depan dalam perjuangan.
Kini, era telah berbeda. Perlombaan antara wakil rakyat dan rakyat yang diwakili ialah yang satu memburu kenyamanan, satunya memburu jalan Demi melonggarkan pernapasan dari bertumpuk-tumpuk beban. Era memang berubah. Rakyat harus Lalu ikhlas berpuasa, wakilnya sudah berhari raya. Selamat berpuasa. *