Liputanindo.id JAKARTA – Blokade Israel di Jalur Gaza Lagi Lanjut berlanjut. Israel menolak Sokongan kemanusiaan masuk dengan Argumen apapun. Terkait hal tersebut, Mesir pada Jumat (20/10/2023) mengatakan bahwa perbatasan Rafah dengan Gaza telah dibuka di sisinya.
Mesir menuduh Israel “menolak” masuknya Sokongan ke Distrik kantong yang telah dikepung tersebut. Mesir secara Konkret menjadi Sasaran media Barat, yang mempromosikan “skenario pengungsian” bagi Anggota Palestina.
Mesir dianggap bertanggung jawab atas penutupan penyeberangan tersebut meskipun Eksis “serangan yang ditargetkan dan penolakan masuknya Sokongan” oleh Israel,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Serbuk Zeid di platform X, Sabtu (21/10/2023).
Media Barat juga menyindir Mesir bertanggung jawab atas “menghalangi Anggota negara ketiga” Kepada keluar dari Gaza, kata dia.
Baca Juga:
Nekad Serang Rafah, Gedung Putih Desak Israel Lindungi Anggota Sipil
Jubir kementerian itu menekankan bahwa perlintasan Rafah terbuka dan Mesir Kagak bertanggung jawab dalam menghalangi Anggota negara ketiga Kepada keluar.
Ratusan Anggota Amerika Perkumpulan terlunta-lunta di Gaza menunggu dibukanya perlintasan Rafah Kepada evakuasi, dimana The New York Times memperkirakan jumlah mereka antara 500-600 jiwa. Perlintasan Rafah adalah satu-satunya terminal antara Jalur Gaza dan Mesir.
Konflik di Gaza, di Dasar bombardir dan blokade Israel sejak 7 Oktober, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa, sebuah serangan dari segala penjuru termasuk rentetan tembakan roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Serangan ini menurut Hamas sebagai balasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan oleh pemukim Israel.
Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan Operasi Pedang Besi dengan menargetkan Hamas di Jalur Gaza.
Gaza menghadapi krisis kemanusiaan mengerikan, tanpa listrik, sementara makanan, bahan bakar dan persediaan obat-obatan mulai menipis.
Sekjen PBB Antonio Guterres telah menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan secepatnya” Kepada meringankan “penderitaan Insan yang luar Standar”.
Setidaknya 4.137 Anggota Palestina termasuk 1.534 anak-anak dan 1.000 Perempuan terbunuh dalam serangan Israel ke Jalur Gaza, sementara Nomor tersebut di pihak Israel menyentuh 1.400 jiwa. (IRN)
Baca Juga:
Mesir Tolak Rencana Israel Pindahkan Anggota Gaza ke Sinai