RSP Kecam Represi Israel Terhadap Pekerja Media di Jalur Gaza

Liputanindo.id JALUR GAZA – Reporters Without Borders (RSP), Organisasi non-pemerintah Global yang Konsentrasi Buat melindungi kebebasan pers di seluruh dunia, mengutuk tekanan dan represi Israel terhadap media-media di Jalur Gaza selama dua pekan terakhir.

Grup tersebut mengatakan bahwa Israel telah menekan media di Jalur Gaza dengan berbagai Metode, termasuk membunuh atau melukai jurnalis, menghancurkan gedung media, membatasi akses internet, dan menutup kantor Al Jazeera.

Baca Juga:
Beda Sikap AS, Prancis Dukung ICC Keluarkan Penangkapan PM Israel

RSF mengatakan Pemerintah Israel berupaya memberlakukan penutupan total media di Gaza sebagai bagian dari blokade di Kawasan kantong tersebut, yang telah berdampak negatif pada jurnalis lokal dan keluarga mereka.

Cek Artikel:  Polisi: Pria Cengkareng Lecehkan Anak Perempuan Sejak 2022

Sepuluh jurnalis, dilansir dari Antara, Sabtu (21/10/2023), termasuk delapan orang di Gaza, tewas Begitu meliput di Rendah serangan udara Israel. Kematian mereka menyoroti risiko yang dihadapi oleh personel media dalam liputan konflik, kata RSF dalam sebuah pernyataan.

Para jurnalis Palestina tewas di rumah mereka akibat serangan udara dan pemboman Israel. Mohammad Baalouche, manajer saluran televisi Palestine Today, adalah korban terakhir yang tewas dalam serangan yang menargetkan sebuah rumah pada 17 Oktober.

“Kami mengutuk penutupan media yang dilakukan Israel,” kata pernyataan RSP.

Pernyataan tersebut merujuk pada Sindikat Jurnalis Palestina yang mengatakan Sekeliling 50 media di Gaza telah dirusak atau dihancurkan oleh serangan udara Israel sejak dimulainya konflik pada 7 Oktober.

Cek Artikel:  Imam Masjid di Sinjai Ditikam, Pelaku Diduga ODGJ

Blokade Israel di Jalur Gaza telah menghambat operasi sebagian besar dari 24 stasiun radio di Kawasan tersebut. Stasiun-stasiun radio mengalami gangguan akibat serangan udara, pemboman, dan kekurangan bahan bakar.

Ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kantor Al Jazeera di Israel akan ditutup dan peralatannya disita. Keputusan ini dianggap sebagai sensor, menyusul persetujuan peraturan yang mengizinkan penutupan saluran televisi yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan negara oleh Pemerintah Israel.

Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire mengatakan pentingnya bagi jurnalis Buat bekerja secara profesional Buat menghasilkan pemberitaan yang bebas dari kepentingan serta dapat dipercaya.

Dia mengecam upaya Israel Buat membatasi kebebasan pers, dan menegaskan bahwa jurnalisme adalah “alat Krusial” Buat melawan penyebaran informasi yang salah, terutama di Kawasan tersebut.

Cek Artikel:  Polri Buka Hotline Spesifik Terkait Penerimaan Member Baru 2024

RSF melaporkan Israel telah menangkap seorang jurnalis di Tepi Barat yang diduduki karena meliput konflik di Gaza, mengancam seorang reporter selama siaran langsung Yerusalem, dan menahan tiga koresponden BBC di Tel Aviv. (IRN)

 

Baca Juga:
Konflik Iran-Israel, Dirjen Migas: Harga Minyak Bisa Letih US$100 Per Barel

 

Mungkin Anda Menyukai