Hadiri COP 29 Azerbaijan, Utomo SolaRUV Dukung Sasaran Pemasangan 100 GW EBT

Hadiri COP 29 Azerbaijan, Utomo SolaRUV Dukung Target Pemasangan 100 GW EBT
Di depan Ketua Delegasi Indonesia di COP 29 Hashim S Djojohadikusumo, Utomo SolaRUV menyampaikan komitmennya Kepada meningkatkan kapasitas industri surya Indonesia dengan penguatan rantai pasok.(Dok. SolaRUV)

DALAM Konferensi Perubahan Iklim Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) 2024 atau yang dikenal Conference of the Parties (COP) ke-29 di Baku, Azerbaijan, distributor panel surya Indonesia Utomo SolaRUV menegaskan komitmennya Kepada berkontribusi aktif dalam mewujudkan Sasaran pemerintah Indonesia menambah kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 100 gigawatt (GW). Dari jumlah itu, 75% atau 75 GW di antaranya berasal dari Kekuatan Bersih pada 2040.

Di sela-sela pertemuan COP 29, Managing Director Utomo SolaRUV Anthony Utomo menyampaikan komitmennya Kepada meningkatkan kapasitas industri surya Indonesia dengan penguatan rantai pasok.

“Penguatan ini melalui produksi modul surya serta Pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung,” ujarnya dalam keterangan Formal, Kamis (14/11).

Cek Artikel:  Segini Birui Ubah Rupiah ke Dolar dan Euro Sekarang

Di tingkat Dunia, Kekuatan surya dianggap memegang peran Esensial dalam transisi menuju Kekuatan Bersih.

Berdasarkan data The International Renewable Energy Agency (IRENA) 2024, kapasitas Kekuatan surya Dunia mengalami peningkatan hingga 73% dibandingkan tahun sebelumnya, didominasi oleh Tiongkok yang menyumbang 217 GW atau 63% dari total pemanfaatan Kekuatan surya di dunia. Sementara itu, Indonesia, dengan potensi Kekuatan surya yang mencapai 3.295 GW atau Sekeliling 90% dari total sumber Kekuatan Bersih negara ini, baru memanfaatkan Sekeliling 675 megawatt (MW) dari kapasitas tersebut.

“Oleh karena itu, Kepada memenuhi Sasaran pembangunan infrastruktur Kekuatan baru terbarukan (EBT) ketenagalistrikan di dalam negeri, Indonesia perlu mengembangkan rantai pasok manufaktur Kekuatan surya,” terang Anthony.

Cek Artikel:  Presiden Jokowi Dapat Penghargaan dari FAO, Wamentan Bukti Keberhasilan Program Pertanian

Ia juga menyampaikan Utomo SolaRUV sudah bekerja sama dengan sejumlah produsen modul surya tier 1 dunia Kepada mengembangkan industri Kekuatan surya di Indonesia. Adanya kolaborasi tersebut  memungkinkan pihaknya Kepada membawa teknologi terbaru ke Indonesia.

“Dan juga memastikan ketersediaan produk berkualitas tinggi yang dapat mendukung pertumbuhan sektor Kekuatan terbarukan domestik,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Wakil Ketua Standar Bidang Lingkungan Hidup Bilik Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Dharsono Hartono menyebut Tetap adanya kesenjangan besar dalam pemanfaatan Kekuatan surya di Indonesia dibandingkan dengan potensi yang dimiliki. Dukungan dari sektor swasta, seperti inisiatif yang ditunjukkan oleh Utomo SolaRUV, dinilai menjadi Krusial Kepada mengakselerasi pencapaian Sasaran Kekuatan Bersih nasional.

Cek Artikel:  Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau melalui Pemantauan Emisi Berkelanjutan

“Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat merupakan kunci Kepada mengoptimalkan potensi Kekuatan surya kita. Dengan pendekatan inovatif dan teknologi yang efisien, kita dapat memperkecil kesenjangan ini,” imbuhnya. (E-2)

Mungkin Anda Menyukai