6 Proses Terjadinya Aurora

6 Proses Terjadinya Aurora
Gambar ini menunjukkan Terang utara (Aurora Borealis) di atas gunung di Utakleiv pada 3 Maret 2023 di Kepulauan Lofoten(Olivier MORIN / AFP)

AURORA adalah fenomena alam yang menampilkan Terang berwarna-warni yang terlihat di langit malam, terutama di daerah kutub.

Aurora terjadi akibat interaksi antara partikel bermuatan yang datang dari Surya, yang dikenal sebagai angin Surya, dengan atmosfer Bumi.

Fenomena ini muncul dalam dua bentuk Esensial, Yakni Aurora Borealis (di Kutub Utara) dan Aurora Australis (di Kutub Selatan).

Aurora terbentuk ketika partikel-partikel tersebut bertabrakan dengan gas-gas di atmosfer Bumi, seperti oksigen dan nitrogen, dan melepaskan Daya dalam bentuk Terang yang terlihat sebagai Terang berwarna-warni di langit.

1. Partikel Bermuatan dari Surya (Angin Surya)

Proses dimulai dengan angin Surya, Yakni Jenis partikel bermuatan (seperti proton dan elektron) yang berasal dari Surya. Angin Surya ini membawa Daya dalam bentuk partikel bermuatan tinggi yang bergerak menuju Bumi dengan kecepatan tinggi.

Cek Artikel:  Miss Universe Indonesia 2024 Tegaskan Kecantikan Sejati tidak Hanya Penampilan Fisik

Proses ini terjadi secara Lanjut-menerus, sehingga Bumi selalu dipengaruhi oleh angin Surya.

2. Partikel Bertabrakan dengan Magnetosfer Bumi

Ketika angin Surya mendekati Bumi, sebagian besar partikel ini akan terperangkap oleh magnetosfer Bumi, Yakni lapisan medan magnet yang mengelilingi Bumi.

Magnetosfer berfungsi sebagai perisai yang melindungi Bumi dari sebagian besar radiasi Surya. Tetapi, sebagian partikel tersebut Lagi dapat masuk ke atmosfer Bumi, terutama di dekat kutub magnetik.

3. Pemusatan Partikel di Kutub Magnetik

Partikel bermuatan yang berhasil memasuki atmosfer Bumi terarah ke kutub utara dan selatan karena medan magnet Bumi.

Cek Artikel:  Sering Susah Manajemen Waktu Tugas, Yuk Terapkan Teknik Pembelajaran Parkinsons Law

Daerah kutub magnetik adalah tempat terjadinya konsentrasi tinggi dari partikel-partikel ini, yang selanjutnya akan menabrak atmosfer Bumi.

4. Interaksi dengan Molekul Gas di Atmosfer

Ketika partikel bermuatan ini masuk ke atmosfer, mereka bertabrakan dengan molekul gas, terutama molekul oksigen dan nitrogen yang terdapat di atmosfer bagian atas (Sekeliling 80 hingga 300 km di atas permukaan Bumi).

Tabrakan ini menyebabkan excitation atau pergerakan Daya yang meningkatkan keadaan Daya molekul gas tersebut.

5. Pelepasan Daya dalam Bentuk Terang

Setelah molekul gas tereksitasi, mereka kembali ke keadaan Daya yang lebih rendah dengan melepaskan Daya dalam bentuk Terang. Inilah yang kita lihat sebagai aurora.

Corak aurora tergantung pada jenis gas yang terlibat:

  • Oksigen menghasilkan Corak hijau (Corak paling Standar) dan merah pada ketinggian yang lebih tinggi.
  • Nitrogen menghasilkan Corak biru atau ungu muda.

6. Fenomena Terang yang Terlihat di Langit

Terang yang dilepaskan oleh molekul-molekul gas ini menciptakan pola yang bergerak atau berkelap-kelip di langit, yang kita kenal dengan nama aurora borealis (di kutub utara) atau aurora australis (di kutub selatan).

Fenomena aurora ini biasanya terjadi di sepanjang daerah kutub magnetik, meskipun terkadang aurora Bisa terlihat lebih jauh dari kutub pada kondisi tertentu.

Proses terjadinya aurora melibatkan interaksi antara partikel bermuatan dari Surya dengan atmosfer Bumi. Ketika partikel-partikel ini bertabrakan dengan gas-gas di atmosfer, Daya dilepaskan dalam bentuk Terang yang membentuk aurora. Fenomena alam ini merupakan hasil dari interaksi yang rumit antara angin Surya, medan magnet Bumi, dan atmosfer Bumi. (Z-12)

Cek Artikel:  Fakta Benua Antartika Sejarah, Kehidupan dan Fenomena

Mungkin Anda Menyukai