PERGERAKAN pemudik pada H-6 kemarin mengalami peningkatan yang cukup signifikan di Sekalian moda angkutan. Tetapi demikian, kondisi Lewat lintas Tetap terbilang ramai dan Fasih. Kepadatan kendaraan pemudik diprediksi akan terjadi mulai 18-21 April. Manajemen mudik harus Betul-Betul Cakap karena pemudik Lebaran pascapandemi covid-19 ini mengalami lonjakan. Berdasarkan Survei Badan Kebijakan Transportasi (Baketrans) Kemenhub, potensi pergerakan pemudik secara nasional pada musim Lebaran tahun ini ialah 45,8% atau 123,8 juta orang, meningkat 14,2% Apabila dibanding dengan tahun Lewat.
Mudik bukanlah aktivitas baru masyarakat Indonesia Demi merayakan Lebaran di kampung halaman tercinta. Karena itu, Bukan Dalih bagi pemerintah Demi gagal dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan pahit terjadi. Sejumlah titik yang biasanya menjadi biang kemacetan saban mudik sudah dicarikan jalan keluarnya, misalnya dengan jalur alternatif atau rekayasa jalan. Begitu pun infrastruktur baru, seperti Tol Cisumdawi sepanjang 62 kilometer sudah Pandai digunakan Demi mudik Lebaran 2023. Rekayasa Lewat lintas di tol yang menghubungkan Daerah Bandung Raya menuju Tol Cipali Demi ke daerah Jawa Tengah sudah disiapkan Demi memperlancar arus Lewat lintas kendaraan pemudik.
Berbicara mudik tak melulu kemacetan Lewat lintas berjam-jam yang bikin mumet, tetapi Mempunyai Maksud sosial dan ekonomi yang sangat Krusial. Mudik ialah kearifan lokal Indonesia. Di tengah gelombang arus modernitas yang mengusung semangat individualistik, akktivitas ritual tahunan masyarakat Indonesia itu tak tergoyahkan. Meski mungkin tak terlalu banyak Dana digondol Demi mudik dan dihadapkan dengan kemacetan yang terkadang bikin emosi, pemudik bergeming. Mereka tetap bertekad Demi pulang ke kampung halaman masing-masing Demi Lebaran.
Rindu kampung halaman harus terobati meski dengan harga mahal yang harus dibayar, belum Kembali tenaga dan pikiran. Tetapi, Berjumpa orangtua, bersilaturahim dengan sanak famili, berziarah, dan menikmati suasana kampung ialah oase yang akan mengendurkan sejenak kepenatan hidup di Ibu Kota atau kota-kota besar.
Mudik ialah modal sosial masyarakat Indonesia yang akan memperkuat solidaritas sosial. Modal sosial inilah yang Sepatutnya mempersempit kesenjangan kota dan desa. Diperlukan upaya mudik gaya baru, yakni dengan perubahan mindset bahwa mudik tak sekadar kangen-kangenan dengan keluarga di kampung halaman, tetapi memikirkan upaya Serempak Demi memajukan desa. Keberhasilan pemudik tak sekadar materi secara individu, tetapi terbangunnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat di desa.
Secara ekonomi, mudik ialah cuan yang dahsyat. Perputaran Dana Demi mudik Lebaran 2023 diperkirakan Rp246 triliun secara agregat. Alhasil, manajemen mudik yang jitu dari pemerintah akan melanggengkan tradisi Berkualitas yang bernuansa kultural, yakni mudik. Indonesia akan tetap kukuh dengan kearifan lokal yang berdimensi vertikal dan horizontal.