7 Tokoh Inspiratif di Balik Pertempuran Surabaya pada Hari Pahlawan

7 Tokoh Inspiratif di Balik Pertempuran Surabaya pada Hari Pahlawan 
Tujuh tokoh ini merupakan mereka yang memberikan kontribusi besar dalam perang 10 November 1945 di Surabaya.(ANRI)

PADA 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional Demi mengenang jasa para pahlawan yang gigih mempertahankan Indonesia dalam Pertempuran Surabaya, sebuah peristiwa yang menelan ribuan korban jiwa.

Sebagai bangsa, kita patut bangga Mempunyai pahlawan-pahlawan yang berani, yang telah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan yang kita nikmati hari ini.

Sudahkah Anda mengenal siapa saja para tokoh di balik perjuangan ini? Demi menghormati jasa mereka, mari kita kenali lebih dekat. 

7 tokoh Krusial dalam Pertempuran Surabaya


1. Bung Tomo (Soetomo)

Nama Bung Tomo sudah Tak asing dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Salah satu kontribusi besar Bung Tomo dalam pertempuran tersebut adalah pidatonya yang berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya Demi melawan penjajah. 

Menjelang pertempuran, orasi Bung Tomo disiarkan melalui Radio Pemberontak Punya BPRI di Surabaya. Pidatonya yang penuh semangat berhasil menggerakkan rakyat Surabaya Demi bersatu dan melawan penjajah dengan gigih.

Berdasarkan Perpustakaan Sekretariat Negara, nama Asli Bung Tomo adalah Sutomo. Ia lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Standar Ngagel, Surabaya.

Cek Artikel:  Hotman Paris Minta Prabowo Ambil Tindakan Setelah Putusan PK Mardani H Maming Dipertanyakan

2. Gubernur Suryo  (Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo )

Gubernur yang sering disapa Raden Suryo ini adalah salah satu pencetus Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945. Menurut pegiat sejarah Surabaya, Kuncarsono, Gubernur Suryo adalah salah satu tokoh yang sangat aktif dan sibuk selama pertempuran berlangsung.

Salah satu perannya adalah berkomunikasi langsung dengan pemimpin-pemimpin negara, seperti Bung Karno dan Bung Hatta, Demi meminta Donasi ketika Inggris mengeluarkan Ultimatum pada 10 November 1945. 

Sebagai orang yang mengendalikan Surabaya, pada 9 November pukul 23.00 WIB, Gubernur Suryo mengumumkan keputusan Demi melawan sekutu Tamat titik darah penghabisan. Pidato tersebut kemudian dikenal dengan nama ‘Komando Keramat’.

3. KH. Hasyim Asy’ari

Menurut Ensiklopedia Pahlawan Nasional, KH Hasyim Asy’ari lahir pada 20 April 1875 di Demak. Beliau adalah salah satu tokoh Krusial dalam Pertempuran Surabaya. Peran KH Hasyim Asy’ari dimulai dengan dikeluarkannya fatwa ‘Resolusi Jihad’ pada 22 Oktober 1945. 

Fatwa ini mengajak umat Islam Demi berjihad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, yang akhirnya menjadi pemicu terjadinya Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Cek Artikel:  Kelakar Komeng Didorong-dorong Demi Wawancara Emang Gue Mobil Mogok

4. HR Mohammad Mangoendiprodjo

Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo adalah Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan salah satu tokoh Krusial dalam Pertempuran Surabaya. Ia berperan sebagai wakil Indonesia dalam negosiasi dengan Laskar Inggris di Surabaya.

HR Mohammad Mangoendiprojo pernah menghadapi situasi berbahaya yang mengancam nyawanya Begitu berusaha mencegah Laskar Inggris yang menduduki gedung Bank Internatio Demi menembaki massa yang sedang mengepungnya. Mohammad Mangoendiprojo wafat pada 13 Desember 1988 di Bandar Lampung.

5. Mayjen Moestopo

Prof. Dr. Moestopo adalah Mayjen TNI yang lahir pada 13 Juni 1913 di Ngadiluwih, Kediri. Mayjen Moestopo termasuk salah satu tokoh Krusial, Ia terlibat langsung dalam pertempuran Surabaya Selama Pertempuran Surabaya, Moestopo memimpin pasukannya dengan semangat dan keberanian, serta berperan mengorganisir dan memotivasi Laskar Demi melawan penjajah. 

Sebelumnya, pada masa pendudukan Jepang, Moestopo mengikuti pelatihan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat. Setelah selesai pelatihan, ia diangkat menjadi shudanco (komandan kompi) di Sidoarjo. Meskipun ia menjabat sebagai komandan kompi, kemampuan militer Moestopo jauh Melampaui jabatan tersebut.

Cek Artikel:  Kekayaan Laut Kanada Mengungkap Potensi Negara Maritim Terbesar di Dunia

6. Mayjen Sungkono

Mayjen Sungkono adalah komandan BKR yang berperan dalam Pertempuran Surabaya. Ia memimpin langsung Laskar di medan pertempuran, bukan hanya memberi perintah dari jauh. Namanya dikenal luas di Jawa Timur karena keberaniannya memimpin pertempuran sengit di seluruh kota.

Mayjen Sungkono Tak hanya memberikan perintah melalui radio, tetapi juga terjun langsung ke garis depan. Kepemimpinannya yang tegas dan semangat juangnya berkontribusi besar dalam menjadikan Surabaya dijuluki “Kota Pahlawan.”

7. Abdul Wahab Saleh

Nama Abdul Wahab Saleh juga tercatat sebagai salah satu tokoh dalam Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato

Abdul Wahab Saleh Tak hanya seorang pejuang, tetapi juga seorang fotografer dan wartawan. Ia memotret peristiwa heroik Arek-Arek Suroboyo dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.


Dengan mengenal tokoh-tokoh tersebut, kita dapat termotivasi oleh perjuangan mereka dalam mempertahankan jiwa nasionalisme. Semangat dan keberanian mereka Semestinya menjadi teladan bagi kita Demi Maju menjaga dan mengembangkan kemerdekaan yang telah diperjuangkan. (Kementerian Religi RI/Perpustakaan Sekretariat Negara/Ensiklopedia Pahlawan Nasional/Z-3)

 

Mungkin Anda Menyukai