Liputanindo.id JALUR GAZA – Konvoi Donasi kemanusiaan gelombang keempat memasuki Jalur Gaza. Konvoi Donasi tersebut masuk melalui perbatasan Mesir-Gaza di Rafah pada Selasa (24/10/2023), dikonfirmasi oleh Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina.
“Bulan Sabit Merah Palestina menerima Donasi kemanusiaan gelombang keempat dari Bulan Sabit Merah Mesir melalui pintu lintas batas Rafah. Terdapat delapan truk,” kata organisasi kemanusiaan tersebut, dikutip Rabu (25/10/202Konvoi3).
Baca Juga:
Konflik Iran-Israel, Dirjen Migas: Harga Minyak Pandai Lelah US$100 Per Barel
Sebanyak lima truk mengangkut air, dua truk membawa makanan, dan satunya Kembali mengangkut obat-obatan. Konvoi tersebut menambah total truk menjadi 62.
Hingga Demi ini Israel Tetap Lalu menggempur Gaza setelah Grup Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak. Akibatnya penduduk di kantong Palestina itu terkepung total dan Kagak mendapat akses ke makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Sementara itu, Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza bagian utara lumpuh total dan gelap gulita. Hal tersebut dikarenakan listrik yang Kagak Kembali dapat menyala karena bahan bakar habis.
Dilansir dari Quds News Network, Selasa (24/10/2023) menyatakan bahwa “listrik Wafat total Demi ini di Rumah Sakit Indonesia karena kekurangan bahan bakar, yang aksesnya ditolak oleh Israel.”
Hingga Demi ini, sejak blokade total Israel pasca pecahnya perang 7 Oktober Lewat, akses listrik, air Rapi hingga Donasi kemanusiaan termasuk bahan bakar ditolak masuk oleh Israel.
RS Indonesia di Gaza dibangun oleh sumbangan masyarakat Indonesia. Rumah sakit yang berdiri di tanah wakaf otoritas Palestina ini dioperasikan oleh MER-C, sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang kegawatdaruratan medis yang berkantor pusat di Jakarta.
Menurut MER-C, sejak 7 Oktober 2023, RS Indonesia menerima ribuan korban luka dan banyak korban Wafat syahid akibat gempuran udara Laskar penjajah Israel. Jenazah bahkan harus diletakkan di luar bagunan karena rumah sakit ini tak Pandai menampung.
Rumah sakit ini juga pernah kena bom Israel. Seorang staf lokal yang bekerja pada MER-C gugur. Akibat blokade kebutuhan dasar Mahluk tersebut, lebih dari 100 bayi yang Demi ini ditempatkan di inkubator di Gaza berada dalam risiko.
“Karena Segala rumah sakit diperkirakan akan gelap gulita dalam 48 jam ke depan,” kata Quds News Network.
Israel telah memerintahkan agar Segala rumah sakit di Gaza dikosongkan. Tetapi, pihak rumah sakit menegaskan, mengevakuasi ribuan pasien sungguh hal yang mustahil.
Pada Senin (23/10/2023) Pagi hari WIB, Israel menggempur bagian di dekat tiga rumah sakit, termasuk RS Indonesia.
Kejahatan Kemanusiaan
Sementara itu, dilaporkan oleh Antara, Grup Palestina Hamas pada Selasa (24/10/2023) mengatakan bahwa pemadaman listrik di Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza utara yang disebabkan krisis bahan bakar sebagai ‘kejahatan kemanusiaan’.
Hamas mendesak negara-negara Arab dan Muslim serta PBB Demi mengambil sejumlah langkah yang diperlukan Demi mengatasi krisis tersebut.
Lewat sebuah pernyataan yang dipublikasi di surat Berita Jerusalem Post, Hamas menganggap pemadaman listrik akibat Invasi Israel terhadap Kota Gaza sejak 7 Oktober “aib bagi negara-negara yang menutup mata atau yang bergabung dengan pendudukan dalam Invasi dan genosida yang dilakukan terhadap orang-orang kami dan Penduduk sipil tak bersenjata”.
Hamas memperingatkan konsekuensi krisis bahan bakar yang diabaikan, Asal Mula hal itu akan menjadi “hukuman Wafat” bagi Segala korban luka dan pasien di rumah sakit, Menurutnya, kebutuhan mendesak rumah sakit harus menjadi prioritas dalam pendistribusian Donasi.
Ashraf juga mendesak PBB dan Komite Dunia Palang Merah agar mendorong izin masuk pasokan bahan bakar dan unit darah Demi mendukung sektor kesehatan di Jalur Gaza yang terkepung.
Video yang beredar di internet memperlihatkan tim medis di rumah sakit menggunakan senter Demi menerima pasien yang dibawa personel ambulans. (IRN)
Baca Juga:
Israel Umumkan akan Lakukan ‘Aktivitas Besar’ di Rafah Usai Evakuasi Penduduk Sipil