NasDem Mau Bangkitkan Budaya Gotong Royong

NasDem Ingin Bangkitkan Budaya Gotong Royong
Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Willy Aditya .(Medcom/Candra Yuri Nuralam)

PARTAI NasDem menginginkan budaya gotong royong di kalangan masyarakat kembali terbangun. Kebiasaan Berkualitas itu dinilai sudah memudar.

“Sekarang kita lihat, orang gotong royong kalau sudah kecelakaan baru gotong royong,” kata Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Willy Aditya Ketika mengisi acara sekolah Partai di Gedung Akademi Bela Negara Partai NasDem, Jakarta Selatan, Sabtu (9/11).

Willy mengatakan, gotong royong merupakan semangat yang dibangun dalam ideologi Pancasila. Kader Partai NasDem diminta menjadi pelopor pembangun kebiasaan gotong royong di Indonesia.

Ajakan dari para kader Buat masyarakat Dapat Variasi. Salah satunya, kata Willy, Dapat dengan mengajak memperbaiki kakus atau WC kotor yang menjadi tugas nasional dalam keputusan kongres Partai NasDem.

Cek Artikel:  Vonis Eks Mentan Diperberat jadi 12 Pahamn Penjara

“Kita Mau kalau itu Terdapat di desa, Terdapat di kampung, Terdapat di komunitas, itu jadi social responsibility, jadi collective responsibility, itu yang kita inginkan,” ucap Willy.

Perintah perbaikan kakus atau WC itu bukan dikhususkan Buat toilet Standar yang dikelola oleh perusahaan. Tetapi, kata Willy, harus yang Benar-Benar digunakan masyarakat seperti sekolah dan masjid.

Kader NasDem diminta Dapat membangkitkan sikap pertanggungjawaban masyarakat terhadap fasilitas Standar yang Terdapat. Kader berstatus legislator diperintahkan membantu dengan pengesahan Peraturan Daerah (Perda) tentang Partisipasi.

Tetapi, sebelum perda itu disahkan, para kader diminta membangun sikap gotong royong di kalangan masyarakat. NasDem Kagak mau adanya peraturan yang diabaikan karena Kagak Terdapat kebiasaan Berkualitas yang dibangun lebih dulu.

Cek Artikel:  Kabinet Gemuk Bikin Pemerintahan Prabowo Lamban Gerak

“Aksinya dulu, sudah menjadi bagian dan inharn dari masyarakat, menjadi Sopan santun, menjadi tradisi, baru perda. Jadi, bukan kemudian perda duluan,” tutur Willy. (J-2)

 

Mungkin Anda Menyukai