Kepingan Kebahagiaan

ADAKAH Demi yang paling dirindukan para pengembara selain menemukan momen kepulangan? Fakta keterlemparan Orang dari langit Kudus, serta keberpetualangan mereka dari tumpah darah Membangun sukma mereka senantiasa resah Bimbang. Rindu pulang.

Itulah mengapa mudik atau pulang kampung, selalu menjadi magnet. Sebagian orang Kagak habis pikir, mengapa orang-orang rela menghabiskan ongkos, membakar bensin, berdesak-desakan, dan Mandek berjam-jam hanya Kepada satu kata: pulang. Rasionalitas mereka mengukur bahwa Segala itu menyiksa, menderita, dan buang-buang waktu.

Tetapi, seperti judul Tembang karangan Iwan Fals, para pemudik itu sudah mengidap Rindu Tebal. Rindu terhadap orangtua, sahabat, kerabat, dan kampung halaman. Apalagi, setelah ongggokan rindu sudah tertimbun selama dua tahun akibat Pelarangan mudik. Dendam rindu tebal hanya Dapat dilampiaskan dengan Bersua langsung, dengan pulang kampung.

Mereka Ingin menikmati secuil kebahagiaan. Sesuatu yang bagi sebagian orang amat mahal, kendati sederhana. Tatkala pemerintah melarang Penduduk mudik Lebaran 2020 dan 2021, seorang pekerja rumah tangga Berbicara, “Tuan Dapat menikmati berbagai Corak kebahagiaan sepanjang tahun, sedangkan kebahagiaan saya Hanya sekali setahun, Yakni mudik Lebaran. Apakah kebahagiaan satu-satunya itu pun harus saya korbankan?”

Cek Artikel:  Akhir Pilu Bang Jago

Lagi meminjam judul Tembang Iwan Fals, bagi banyak orang, mudik itu Libur Kecil Kaum Kusam. Maka, jangan heran Demi Pelarangan mudik Lebaran tahun ini dicabut. ‘Dendam keumat’ Kepada melampiaskan rindu pulang meledak. Perlombaan menikmati secuil kebahagiaan itu pun kian tampak: kemarin, hari ini, dan dua hari ke depan.

Berdasarkan perkiraan, Terdapat lebih dari 84 juta orang mudik. Bilangan itu naik 40% Apabila dibandingkan dengan jumlah pemudik di tahun sebelum pandemi covid-19. Terdapat yang pulang dengan naik kereta api, pesawat, bus, travel, kapal laut, juga mobil pribadi, dan sepeda motor.

Jumlah pemudik Bagus menggunakan mobil pribadi maupun carteran diperkirakan Terdapat 23 juta orang. Adapun yang mengendarai sepeda motor diperkirakan Sekeliling 17 juta orang. Mereka yang mudik menggunakan sepeda motor Jernih amat menantang risiko. Lebih-lebih, banyak di antara mereka membawa anak-anak.

Cek Artikel:  Konflik Pilkada Mulai Membayang

Ini tentu Kagak Dapat dibenarkan. Menikmati kebahagiaan itu memang ‘bahasa kalbu’. Tetapi, bukan berarti boleh memgesampingkan Logika Alasan kalau Logika dikalahkan, alih-alih menjemput kebahagiaan, Bahkan kepedihan dan penderitaan yang didapatkan. Kemudaratan mesti dihilangkan lebih dahulu, walaupun ia mendatangkan kemaslahatan.

Dengan meniadakan kemudaratan, kebahagiaan akan sempurna. Psikolog William James menyatakan kepedulian Penting Orang dalam hidupnya ialah kebahagiaan. Bagaimana Langkah memperoleh, mempertahankan, dan memulihkan kebahagiaan merupakan motif tersembunyi dari tindakan kebanyakan orang. Itu pula motif para pemudik.

Viktor Emil Frankl, neurolog yang nyaris bunuh diri di kamp konsentrasi Nazi, lewat refleksinya menyatakan pencapaian kebahagiaan tertinggi itu terengkuh bukanlah dalam keberhasilan, kesenangan, dan kekuasaan, melainkan dalam keberanian Kepada menghadapi Fakta dengan segala pahit getirnya. Frankl percaya pada kehendak Kepada menemukan Maksud (the will to meaning), lewat kemampuan berdamai dengan Fakta dan pengorbanan Kepada menjadi lebih besar daripada diri sendiri, merupakan sumber kebahagiaan tertinggi.

Cek Artikel:  Merinding JIS

Para penjemput kepingan kebahagiaan itu memang telah mengalami pahit getirnya kehidupan. Dengan pulang, lewat mudik, mereka berani menghadapi Fakta itu, Biar secara ekonomi, mungkin mereka belum ‘sukses’ kendati telah berbilang tahun menjadi pengembara. Itulah kiranya kepingan kebahagiaan tertinggi, seperti yang dinyatakan Frankl tadi.

Dalam kesulitan menemukan Maksud hidup ke depan, orang-orang akan mencarinya dengan berpaling ke belakang. Kepulangan ke kampung halaman, dengan segala klangenannya Sembari merembeskan rezeki. Dapat juga demi mencari suaka sementara dari kepengapan hidup di kota besar. Itu Segala merupakan mekanisme katarsis. Tujuannya demi mengisi kekosongan Maksud hidup.

Selamat pulang, selamat mudik, selamat menjemput kebahagiaan. Biar hanya sekeping, secuil, segenggaman. Selamat Lebaran.

Mungkin Anda Menyukai