BIDURAN, atau dalam istilah medis disebut urtikaria, adalah gangguan kulit yang sering ditandai dengan munculnya bentol-bentol berwarna merah atau putih, yang disertai rasa gatal.
Kondisi ini biasanya dimulai dengan bentol di satu area tubuh, Tetapi seiring waktu, bentol tersebut dapat menyebar ke bagian lain.
Menurut Spesialis Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Eddy Karta, biduran dibagi menjadi dua jenis berdasarkan durasinya.
“Biduran atau urtikaria dibagi ke dalam dua Grup, Yakni akut apabila berlangsung kurang dari enam minggu dan kronik Kalau sudah lebih dari enam minggu,” jelasnya, seperti dilansir dari Antara.
Selain itu, Edy juga menambahkan bahwa penyebab biduran yang paling Lazim adalah reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan, atau Elemen lingkungan seperti suhu dingin Begitu musim hujan. Ukuran dan bentuk bentol biduran Bisa bervariasi tergantung pada individu.
Bukan jarang, biduran juga disertai dengan kondisi yang disebut angioedema.
Angioedema adalah pembengkakan di lapisan kulit yang lebih dalam, biasanya terjadi di area mata, bibir, atau alat kelamin. Kondisi ini memerlukan perhatian medis, terutama Kalau pembengkakan menjadi lebih parah atau mengganggu aktivitas.
Penyebab Esensial Biduran
Eddy mengungkapkan bahwa musim hujan dapat menjadi salah satu Elemen yang memicu munculnya biduran.
“Musim hujan Bisa meningkatkan kejadian biduran,” ujarnya.
Menurutnya, penyebab Esensial peningkatan kasus biduran Begitu musim hujan adalah suhu dingin atau percikan air hujan yang dapat memicu aktivasi sel mast pada individu yang sensitif.
Selain itu, kelembapan yang tinggi selama musim hujan dapat menyebabkan berkembangnya bakteri dan jamur di kulit, terutama Kalau kulit Bukan segera dibersihkan setelah terpapar air hujan.
Gejala biduran yang dirasakan oleh penderita antara lain munculnya benjolan atau kulit merah yang Mempunyai batas Terang, dengan ukuran yang bervariasi, disertai rasa gatal, dan biasanya hilang dalam waktu 24 jam.
Biduran dapat dianggap ringan Kalau hanya berupa reaksi terhadap alergi yang menempel pada kulit, seperti debu, serangga, udara dingin, atau produk perawatan kulit.
Tetapi, biduran Bisa menjadi lebih serius Kalau menjadi bagian dari reaksi alergi yang lebih luas, misalnya pada saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, seperti bibir atau pita Bunyi yang membengkak.
Bagaimana Langkah Pencegahan Biduran?
Demi mencegah biduran, terutama Begitu musim hujan, Terdapat beberapa langkah yang Bisa diambil Seperti, kenakan Pakaian tertutup dan hangat agar terhindar dari air hujan yang dingin.
Eddy juga menyarankan Demi menggunakan sarung tangan, syal, atau scarf Demi melindungi leher dan Persona dari udara dingin.
“Dapat juga menggunakan sarung tangan, scarf atau syal Demi menutupi bagian leher dan Persona,” papar Eddy.
Kalau tubuh basah karena hujan, Krusial Demi segera mandi dengan sabun Demi menjaga kebersihan. Setelah itu, keringkan tubuh dengan handuk dan Mengenakan Pakaian yang Rapi dan kering.
Demi mencegah biduran yang penyebabnya belum diketahui, Eddy menyarankan Demi Membangun food diary atau jurnal makanan. Catat Sekalian makanan yang dikonsumsi dan lihat apakah Terdapat kaitannya dengan munculnya biduran.
Selain itu, buat symptom journal Demi mencatat waktu, kondisi fisik, dan emosional Begitu biduran muncul. Kalau setelah mencatat dan mencoba langkah-langkah pencegahan biduran Tetap sulit diatasi dan berlanjut menjadi kronik.
“Buat juga symptom journal Demi mencatat waktu dan situasi fisik, serta kondisi emosional yang berlangsung ketika munculnya biduran,” Terang Eddy.
Perlu diketahui dalam beberapa kasus, melakukan konsultasi medis saja mungkin Bukan cukup Demi menemukan penyebab biduran. Oleh karena itu, dokter seringkali melakukan tes lanjutan, seperti tes darah atau uji tusuk kulit.
Setelah penyebabnya ditemukan, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai Demi mengatasi urtikaria atau biduran sesuai dengan kondisi pasien.
“Bila Tetap sulit mencari penyebab dan menjadi kronik, disarankan melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter Spesialis,” sambungnya. (Ant/Halodoc/Z-10)